Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rawon, kuliner khas Jawa Timur, kini mendapat sentuhan kekinian. Ketika sedang berada di Pasar Santa, Jakarta Selatan, tidak ada salahnya apabila Anda mampir ke Rawon Bar untuk menikmati berbagai jenis modifikasi rawon tersebut. Terletak di area pusat kuliner, di lantai 2 Pasar Santa, Rawon Bar berada di tengah dengan konsep meja penyaji yang terbuka. Anda bisa melihat sendiri proses penyajiannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saya bersama beberapa rekan saya mengunjungi stan Rawon Bar pada Senin lalu. Letaknya yang di tengah membuat stan yang berukuran tidak terlalu besar itu masih bisa tampil dominan. Saya pun bertanya tentang menu yang paling sering dipesan di sana. Imam, seorang penyaji, mengatakan bahwa Nasi Goreng Rawon adalah hidangan favorit. "Itu nasi goreng yang dimasak menggunakan bumbu rawon. Bukan disiram kuah rawon," kata dia kepada Tempo, Senin lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasi goreng rawon bisa diatur tingkat kepedasannya, tidak pedas, pedas, atau ekstra pedas. Sebenarnya hidangan yang ditawarkan Rawon Bar tak begitu banyak. Selain Nasi Goreng Rawon, bar ini menyediakan sejumlah menu yang bervariasi, seperti Rawon Don Salted Egg, Rawon Iga Klasik, Rawon Daging Klasik, dan Tahu Tek. Kami pun memesan Nasi Goreng Rawon bersama tiga menu lainnya.
Pada jam makan siang, Anda yang makan langsung di tempat tentu harus bersabar. Anda akan bersaing dengan pesanan melalui ojek online. Meski begitu, Anda tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menyantap hidangan. Keempat sajian yang kami pesan datang hampir bersamaan dengan wadah untuk rice bowl berbahan kertas yang sedang tren saat ini.
Saya pun langsung menyantap Nasi Goreng Rawon. Sebagai menu terbaru, nasi goreng ini tidak seperti nasi goreng pada umumnya. Warna nasi hitam pekat dengan tambahan telur dadar sebagai topping-nya. Di bagian samping ada beberapa potong daging yang berwarna hitam. Mungkin tidak menarik, tapi rasa bumbu keluak untuk rawon pada nasi goreng itu sangat terasa. Meski sedikit terlalu kering ketika disantap, Anda seperti memakan nasi dengan serundeng. Anda perlu merogoh kocek sebesar Rp 38 ribu untuk menikmati nasi goreng rawon ini.
Menu lainnya adalah Rawon Don Salted Egg. Jenis rawon ini disajikan bersama beberapa potongan daging yang disiram dengan saus rawon dan saus telur asin. Elemen-elemen ini disajikan bersama nasi putih dan telur mata sapi. Rasanya sedikit hambar meski masih tersisa aroma keluak-nya. Namun, ketika Anda mencampur suapan dengan saus telur asin, perpaduan rasa menjadi lebih pas. Rasa asin dari telur membuat rasa hidangan menjadi lebih terasa. Untuk menyantap hidangan ini, Anda harus membayar Rp 48 ribu.
Selesai menyantap hidangan kering, Anda bisa menyantap rawon yang berkuah, yaitu Rawon Daging Klasik dan Rawon Iga Klasik. Satu porsi Rawon Iga Klasik seharga Rp 50 ribu, terdiri atas empat potong iga sapi yang berukuran besar. Cukup memenuhi mangkuk Anda. Kuahnya agak encer dengan taburan tauge yang tersebar di permukaan. Sayangnya, meski gurih kuah masih ada, rasa keluak kurang terasa sehingga kuah terasa hambar. Seorang rekan saya mengakalinya dengan meneteskan jeruk limau dan sambal untuk rasa pedas sehingga aroma lebih keluar.
Rasa yang sama juga terjadi pada Rawon Daging Klasik (Rp 45 ribu). Meski begitu, Anda patut mencoba rawon segar itu, karena baik iga maupun dagingnya sangat ramah di mulut. Dagingnya empuk, segar, dan kuahnya gurih.
Untuk menu pelengkap, Rawon Bar menyediakannya secara terpisah, seperti telur asin, tempe kriuk, kerupuk, hingga sambal terasi. Imam menambahkan kuah rawon dibuat dalam keadaan segar setiap hari. Biji keluak direndam, dikeringkan, dan digeprek. "Semua dimasak langsung di tempat," kata dia.
Rawon Bar di Pasar Santa adalah pindahan dari Rawon Bar yang berada di Jalan Senopati Nomor 22, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Awalnya, Rawon Bar berbentuk kedai dengan dominasi warna merah. Saat ini, Rawon Bar juga memiliki cabang di daerah Kebon Jeruk dan Tanjung Duren. "Memang nanti ke depannya ingin bertahan dengan model restoran seperti kedai atau bar," kata dia.
Meski bisa makan di tempat, Imam mengatakan semua stan memang berfokus pada pemesanan melalui Go-Food atau Grab Food. Sebelum pergi ke Rawon Bar, Anda harus mengantisipasi rasa seret karena tidak ada menu minuman di warung ini. ARKHELAUS WISNU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo