Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada era 1990-an, ada sebuah kuis berjudul Asah Asih Asuh yang tayang di sebuah stasiun televisi swasta. Kuis ini unik karena berisi berbagai informasi tentang kesehatan keluarga dan tips mengasuh anak atau parenting yang bermanfaat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peserta kuis Asah Asih Asuh yang dipandu oleh Connie Schifferling, itu dominan para ibu. Apakah ibu jaman now tahu makna dari metode parenting asah asih asuh?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Primaya Bekasi Timur, Meirdhania Andina mengatakan asuh, asih, dan asah merupakan peran orang tua dalam tumbuh kembang anak."Orang tua perlu memahami bahwa setiap anak punya keunikan masing-masing. Jangan membandingkan anak-anak kita dengan anak lain," kata Meirdhania dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu 12 Juni 2021.
Berikut penjelasan tentang metode parenting asuh asih asah:
- Asuh
Kebutuhan fisik-biomedis meliputi pemberian air susu ibu atau ASI, gizi yang sesuai, kelengkapan imunisasi, pengobatan bila anak sakit, permukiman yang layak, kebersihan individu dan lingkungan, serta rekreasi dan bermain. - Asih
Kebutuhan emosi dan kasih sayang. - Asah
Kebutuhan akan stimulasi mental dan fisik yang merupakan cikal bakal untuk proses belajar anak.
Asuh asih asah pada anak berbeda di setiap usia, sesuai tahapan tumbuh kembangnya. "Beda usia, maka beda pula tantangan dan masalah kesehatan yang dihadapi," kata Citra Amelinda, Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Primaya Bekasi Timur.
Sebab itu, perlu tahu klasifikasi umur menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) demi mengetahui apa saja yang dapat dilakukan orang tua dalam menjalani metode parenting yang tepat. Berdasarkan WHO batas usia anak adalah 19 tahun.
Selama dalam fase anak, orang tua mesti tahu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang buah hatinya. Antara lain faktor genetik, lingkungan, jenis kelamin, kesehatan, hormon, nutrisi, pengaruh keluarga, sosio ekonomi, geografis, dan pendidikan.
Ada pula indikator-indikator tumbuh kembang anak, meliputi perbandingan antara tinggi badan, berat badan, dan usia anak. "Ini menjadi tolak ukur status gizi dan kesehatan anak sesuai usia," ujar Citra.
Baca juga:
Tak Cukup Protokol Kesehatan, Ini Kondisi Sekolah Ideal untuk Belajar Tatap Muka