Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kain ulos merupakan salah satu kain tenun khas asal Sumatera Utara. Dilansir dari berbagai sumber, warna dominan dari kain ini adalah merah, hitam, dan putih. Proses pembuatannya dimulai dengan menyusun benang sebelum akhirnya ditenun. Tenunannya yang khas dan indah membuat harganya berbeda jika dibandingkan dengan kain lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cara pemakaian kain ulos ini juga berbeda tergantung situasinya. Ada yang memakai sebagai selendang, sarung, dililitkan di kepala, atau diikat di pinggang. Beberapa jenis ulos khas Batak ini, seperti:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Ulos Pinuncaan
Ulos ini ditenun dengan 5 bagian yang ditenun terpisah kemudian disatukan menjadi satu bagian. Dengan fungsinya dipakai oleh raja-raja dalam berbagai adat. Jika dipakai oleh rakyat biasa, ulos ini hanya digunakan saat acara pesta perkawinan. Kemudian juga bisa dipakai dililitkan oleh keluarga hasuhuton (tuan rumah). Ulos jenis ini juga diberikan oleh orang tua pengantin perempuan pada orang tua pengantin laki-laki.
Berdasarkan jurnal Simbol dalam Kain Ulos Pada Suku Batak (2022), ulos pinuncaan paling mahal yang diperjualbelikan. Ulos dibuat dengan beberapa tahap yang memerlukan kehati-hatian. Motif ini terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah, kemudian disatukan kembali
2. Ulos Ragi Hidup (Ragidup)
Ulos jenis ini sering ditemui di rumah-rumah orang batak. Kain ulosnya terdiri dari tiga bagian. Dua bagian ditenun secara langsung, satu bagian lainnya ditenun terpisah. Yang ditenun terpisah adalah bagian tengahnya, yang kemudian disatukan kembali. Ulos jenis ini adalah lambang pentingnya hidup dan capaian kebahagiaan hidup.
3. Ragi Hotang
Dalam jurnal berjudul Pemodelan Estetika Motif Ulos Ragi Hotang Batak Toba Sebagai Aplikasi Media Dekoratif (2018), motif ini didominasi bentuk garis-garis miring maupun datar. Motif ini sering ditemukan dalam pernikahan adat Batak Toba. Masyarakat setempat percaya bahwa motif ulos ini akan menambah ikatan lahir batin pengantin dapat teguh seperti ikatan hotang atau rotan.
Ulos jenis ini biasanya diberikan orang tua pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki. Termasuk jenis ulos yang memiliki derajat tinggi. Namun, pembuatan ulos ini tidak serumit membuat ulos ragidup. Motif ini juga sering digunakan pada acara mangupa-upa atau pesta lain yang gembira.
4. Ulos Sibolang
Sama seperti Ragi Hotang, jenis ulos ini juga memiliki derajat tinggi. Biasanya dalam upacara adat pernikahan, ulos ini diberikan oleh orang tua pengantin perempuan pada orang tua pengantin laki-laki. Atau pemakaian lainnya, diberikan pada wanita yang ditinggal meninggal oleh suaminya.
Melansir batakpedia.org, morif ulos ini dikenakan oleh keluarga dekat orang yang meninggal. Oleh karena itu, ulos ini bermakna kedekatan dalam keluarga.
5. Ulos Sitoluntuho
Ulos ini difungsikan sebagai ikat kepala atau selendang.
6. Mangiring
Ulos ini biasanya dipakai di kehidupan sehari-hari orang batak. Biasanya diberikan oleh orang yang dituakan oleh cucu-cucunya. Beberapa memakainya sebagai penutup kepala laki-laki atau yang disebut tali-tali. Dan sebagai penutup kepala perempuan atau saong-saong.
7. Bintang Maratur
Ulos ini paling sering digunakan dalam keseharian dan acara-acara adat Batak Toba. Disebutkan dalam p2k.unkris.ac.id, motif ini dipakai untuk menghargai orang yang sukses mendirikan rumah baru. Adat setempat menganggap bahwa rezeki adalah berkat Tuhan disertai usaha dan kerja keras.
Ulos ini umumnya diberikan pada anak yang memasuki rumah baru atau selamatan kehamilan tujuh bulan.
FEBYANA SIAGIAN I SDA
Pilihan Editor: Mengenal Makna dalam Kain Ulos Batak Mandailing