Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kanker Itu Untuk Pak Tani Miskin

Jamur aflatoxin tumbuh pada bahan makanan yang kurang sempurna kering, terutama terjadi di daerah lembab. Jamur ini penyebab utama kanker hati. Tidak terdapat di daerah bercuaca panas.(ksh)

18 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

REVOLUSI Hijau di negara-negara sedang berkembang seolah-olah tak ada kaitan dengan penyakit kanker. Tetapi kenyataannya bukan begitu. 90% dari semua jenis kanker diakibatkan oleh kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan yang jelek tidak hanya menyangkut negeri industri. Sekarang ini sudah cukup alasan untuk khawatir bahwa Revolusi Hijau bisa memperbanyak penderita tumor hati satu bentuk kanker yang banyak menyerang Afrika. Asia Tenggara. India dan Jepang". Demikian Anil Agarwal penyusun tulisan tersebut membuka tulisan. Kanker hati. demikian urai penulis berkebangsaan India itu. disebabkan oleh aflatoxil sejenis racun amat berbahaya, berasal dari jamur Aspergillus flavus. Lumut ini bisa mengotori makanan. seperti jagung, singkong, padi dan kacang-tanah. Asperginus tumbuh amat cepat pada biji-bijian yang pengeringannya kurang sempurna atau disimpan dalam penyimpanan yang lembab. Para petani di seluruh dunia sedang mencoba untuk mencari jenis tanaman yang masa-matangnya lebih cepat daripada pematangan alam. "Dari sudut pertanian kebijaksanaan ini memang pantas disanjung. Sebab pematangan yang lebih cepat akan membantu Dunia Ketiga dalam usaha mereka untuk membuat tanah mereka yang terbatas lebih produktif", kata Dr MS Swaminathan. Direktur Jenderal Lembaga Riset Pertanian India. "Tetapi malamnya hasil kebijaksanaan ini tidak dapat mengatasi masalah musim", sambungnya pula. Dia mengakibatkan banyaknya hasil panen yang tertinggal dalam keadaan masih basah-lembab. Dengan sistim penyimpanan yang sangat sederhana di negara-negara sedang berkembang, hasil panen yang tak sempat kering ini menjadi tempat berkecamuknya jamur yang jadi biangkerok racun aflatoksin. Ayam Belanda Kanker hati untuk pertama kali dilaporkan sejak awal abad ini. Tetapi baru setelah tahlm 1960 diketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh aflatoksin. Kesimpulan ini diambil setelah ratusan ribu bebek dan ayam Belanda mati ketika diberi makan kue kacang yang sudah kapangan. Hipotese tentang aflatoksin ini tampaknya cocok sekali dengan penyebaran penyakit kanker hati di Afrika. Penyakit ini sebenarnya tidak terdapat merata di seluruh benua itu. Negara-negara yang paling banyak terserang adalah yang terletak di bagian selatan Sahara. Negarabercuaca-panas seperti Mesir, Tunisia dan Marokko misalnya, amat jarang ditemukan penderita kanker hati. Tetapi negara-lembab seperti Mozambik, Republik Konggo, Senegal, Jambia, Guinea-Bissau, Mali, Niger, Togo, Uganda, Swaziland dan Afrika Selatan memang jadi bulan-bulanan penyakit ini. Sepertiga dari penyakit kanker yang ditemukan di sini adalah kanker hati. KH boleh dibilang tak ditemukan pada suku bangsa Uganda yang makanan utamanya terdiri dari tanaman segar. Begitu juga tak ditemukan pada penduduk kaya bangsa India dan kulit-putih yang berdiam di Afrika Selatan. Dalam sebuah penelitian yang dilaksanakan pada suku bangsa Kikuyu di Kenya tercatat nol sampai 12,9 kasus penderita per 100.000 penduduk. Penyakit ini erat hubungannya dengan jumlah aflatoksin dalam makanan sehari-hari. Yang paling banyak terserang penyakit KH justeru para petani kecil, yang kalau sekali panen tak cukup untuk menutup kebutuhannya sepanjang musim. Mengenai hal ini karangan yang ditulis wartawan Indian Express itu lebih lanjut menulis begini: Ramalan Cuaca Lembaga Riset Pertanian dan Kedokteran India pada akhir 1975 secara bersama-sama menyelenggarakan survei untuk mengetahui apakah KH itu merupakan penyakit yang menyerang secara berulang-ulang dari tahun ke tahun. Penelitian yang disiarkan pada kecemasan itu akhirnya menemukan kebenaran. Daerah yang diteliti terdiri dari para petani kecil yang hanya memiliki sejengkal tanah yang hasil panennya tak cukup untuk menghidupi sampai musim panen berikutnya. Para pedagang menampung hasil panenan mereka yang kurang sempurna keringnya. Hasil tanaman itu kemudian dijual kembali kepada petani semula dalam keadaan sudah jamuran. Pedagang-pedagang barang busuk itu banyak ditemukan oleh para sarjana India tadi. Dalam penelitian itu mereka juga menemukan tuan tanah yang membayar kuli mereka dengan makanan beracun seperti itu. Untuk menghindarkan penduduk dari serangan KH para sarjana India beranggapan, sekarang ini sudah saatnya diselenggarakan pengamatan dan sistim peringatan untuk para petani. Menurut mereka daerah-daerah gawat supaya segera dicatat dengan mempelajari pola panen dan kebiasaan makan penduduk. Kemudian dengan program pendidikan massal kebiasaan memasak dan menyimpan makanan dapat diperbaiki. Kalau mungkin dengan bantuan ramalan cuaca para petani dapat diperingatkan dengan satu sistim alarm tertentu. Misalnya untuk memberitahu mereka apakah akan ada hujan selingan selama masa panen. Atau kalau tidak, bisa juga diadakan pemilihan terhadap varitas tanaman yang kuat terhadap serangan jamur racun aflatoksin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus