Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kasus Hepatitis yang Paling Banyak di Asia Tenggara

Kasus tertinggi di Asia Tenggara adalah hepatitis B. Cek penyebab dan cara mencegahnya.

31 Juli 2022 | 10.52 WIB

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi hepatitis. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hepatitis termasuk masalah kesehatan yang mendapat perhatian besar di dunia. Istilah hepatitis mengacu pada salah satu dari lima bentuk penyakit, masing-masing disebabkan oleh virus yang berbeda. Penyakit ini disebut hepatitis A sampai E. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, hepatitis jenis apa yang menempati kasus paling tinggi di Asia Tenggara? Dari lima jenis, Hepatitis A dan E menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Hepatitis B, C, dan D menyebar melalui darah dan produk darah, jarum suntik yang terkontaminasi, dan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Gejala hepatitis adalah mual, muntah, kram perut, dan penyakit kuning. Orang yang terinfeksi memiliki kemungkinan tidak menunjukkan gejala sama sekali tetapi masih dapat menyebarkan penyakit. Tingkat keparahan penyakit bervariasi, tidak hanya menurut jenisnya tetapi juga antara orang yang terinfeksi dengan jenis virus hepatitis yang sama. 

Kasus tertinggi di Asia Tenggara adalah hepatitis B. Virus ini ditemukan di seluruh dunia dalam frekuensi yang berbeda. Selain di Asia Tenggara, juga tertinggi di Afrika, sebagian besar Timur Tengah, pulau-pulau Pasifik Selatan dan Barat, Meksiko, dan Amerika Tengah. Virus hepatitis B (HBV) menyebar melalui cairan tubuh. 

Dikutip dari Penn Medicine, HBV dapat menyebabkan infeksi kronis yang mengakibatkan penyakit hati aktif yang mengarah ke sirosis atau kanker dan kematian dini. Tidak semua penderita menunjukkan gejala. Jika mengalami gejala dapat memakan waktu hingga enam bulan untuk berkembang. 

Orang dapat terpapar HBV melalui seks bebas dan transfusi darah. Berbagi jarum dan pisau cukur yang terkontaminasi juga bisa pemicu. Saat bepergian, Anda harus ingat jarum yang terkontaminasi tidak hanya ditemukan di kalangan pengguna narkoba atau di rumah sakit tetapi juga di salon tato dan klinik akupunktur. 

Risiko cedera akibat kecelakaan, terutama dari kecelakaan lalu lintas, jauh lebih tinggi bagi para turis daripada orang-orang di lingkungan sendiri. Cedera ini memerlukan perawatan medis yang melibatkan suntikan, infus, atau transfusi darah, yang meningkatkan risiko terkena HBV. 

Turis lansia, terutama yang memiliki masalah jantung, memerlukan perawatan medis yang melibatkan risiko paparan yang sama. Vaksin Hepatitis B tersedia dan dianggap aman untuk semua orang. Semua turis internasional harus menerima vaksin ini sebelum keberangkatan. 

Vaksin membutuhkan tiga dosis, biasanya diberikan selama periode 6-18 bulan. Namun, jadwal efektif yang dipercepat dari tiga dosis adalah 21 hari. Ketika jadwal dipercepat digunakan, disarankan untuk mendapatkan vaksin booster yang diberikan 12 bulan kemudian. 

Vaksin kombinasi HAV/HBV juga tersedia dan dapat diberikan. Vaksin HBV dapat digunakan untuk mengobati orang yang telah terpapar HBV untuk mencegah penyakit berkembang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus