Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kenapa Orang Indonesia Rata-rata Suka Makanan Pedas?

Tidak semua orang dapat menyukai makanan pedas, lalu apa yang membuat orang tersebut menyukainya?

25 Mei 2023 | 17.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi makanan pedas/Tokopedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -  Sebagian besar orang Indonesia sangat menyukai makanan pedas, misalnya tidak ada sambal dalam makanan mereka rasanya ada yang kurang lengkap. Meskipun meneteskan banyak keringat, mereka masih menikmati sensasi terbakar dari makanan pedas. 

Endorfin dan Adrenalin

Sensasi pedas berasal dari senyawa kimia capsaicin, dalam laman cookingenie, yang menyebabkan rasa sakit dan memicu tubuh untuk berpikir sensasi adalah bahaya. Sebagai respon, tubuh melepaskan endorfin, yang merupakan hormon penyebab kesenangan, ini adalah cara tubuh menghilangkan “ancaman” yang dirasakan saat anda makan makanan pedas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelepasan bahan kimia ini menimbulkan beberapa orang menganggap makan makanan pedas, mirip dengan perasaan baik yang anda dapatkan setelah berolahraga. Ketika tubuh merasa dalam bahaya, maka akan melepaskan hormon adrenalin bertahan hidup, yang memberi seseorang dengan makanan pedas merasakan kegembiraan. Singkatnya, bagi banyak orang, makan makanan pedas adalah semacam pencarian sensasi.

Budaya Makanan Pedas

Senyawa dalam cabai memang menyebabkan tubuh sakit, dan juga bisa berbahaya bagi bakteri, virus, dan mikroba lainnya. Cabai sering digunakan untuk membantu mengawetkan makanan dan menangkal bakteri pada bagian dunia yang lebih panas. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu sebabnya negara-negara yang subtropis seperti India, Meksiko, dan Indonesia mengembangkan masakan tradisional sangat pedas, sementara daerah beriklim sedang seperti Inggris dan Skandinavia menghasilkan makanan yang jauh lebih ringan. Jadi, karena sifat anti mikroba yang ditemukan dalam cabai, banyak budaya menciptakan hidangan tradisional pedas dan dari generasi ke generasi.

Melansir dari thrillist, ahli makanan pedas, Chef Bill Philips mengatakan pecinta makanan pedas tidak dilahirkan dengan ketertarikan pada saus pedas. Sebaliknya, itu diperoleh dari waktu ke waktu, karena capsaicin dan molekul makanan pedas lainnya menguras neurotransmitter yang disebut zat P, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Hal ini bisa menjelaskan mengapa orang-orang dari beberapa negara memiliki toleransi alami yang lebih tinggi untuk makanan pedas – mereka telah memakannya sejak usia sangat muda. 

“Beberapa cabai memiliki rasa buah tropis, sementara yang lain memiliki rasa tembakau dan kulit. Ketika Anda makan cabai, ia melepaskan endorfin yang serupa dengan sensasi yang dirasakan pelari,” jelas Chef Philips. 

Pilihan editor : 10 Makanan Pedas dan Populer di Dunia Termasuk Kimchi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus