Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kisah kembar siam

Ahli bedah, kroop dan ahli jiwa liebman di philadelpia, as, kini sedang mengamati tabiat dan pertumbuhan anak kembar siam dari republik domenika yang berhasil dipisahkan dua tahun lalu. (ksh)

3 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG ibu di Gorontalo baru-baru ini melahirkan anak kembar siam. Dada dan perut anak tersebut berdempetan. Dengan jantung dan usus hanya sebuah. Mereka meninggal begitu lahir. Sudah beberapa kali kedengaran anak kembar seperti itu dilahirkan di sini. Namun belum terdengar kabar tentang berhasilnya anak kembar itu dipisahkan dengan selamat. Seandainya mereka bisa dipisahkan, apakah mereka akan memiliki tabiat dan pertumbuhan yang sama? Ahli-bedah Kroop dan ahli jiwa Liebman di Philadelphia, AS, sekarang ini sedang mengamat-amati pertumbuhan Altagracia dan Clara Rodriguez. Sepasang kembar Siam yang lahir tahun 1973 di Republik Dominika dan berhasil dipisahkan melalui operasi sepuluh jam di rumah sakit anak-anak Philadelphia, tanggal 18 September 1974. Sebenarnya setelah operasi yang sukses tersebut kedua anak itu sudah boleh pulang ke negaranya di Amerika Latin. Tetapi setelah usia mereka mencapai 2 tahun 2 bulan dokter memanggil mereka kembali untuk diperiksa ulang. Di ruangan tempat bermain di rumah sakit para pengunjung dapat menyaksikan anak kembar yang berambut keriting coklat itu bermain-main dengan anak-anak normal. Kaki mereka yang dulu tipis dan kecil, karena tak dapat digunakan sebelum operasi, sekarang tampak kekar. Bulan Maret yang lalu mereka sudah dapat berjalan dengan ditatih. Sedang sebulan kemudian mereka sudah dapat berjalan sendirian. Dalam soal berjalan dibandingkan dengan anak-anak normal nampaknya mereka memang ketinggalan. Tidak Terjadi Karena banyaknya bagian perut yang disinggung dalam operasi tempo hari, Kroop merasa cemas juga akan terjadi infeksi, penumpatan saluran kencing dan usus. Tapi untunglah komplikasi-komplikasi yang dicemaskan itu tidak terjadi. Cacat memang tak terhindarkan. Misalnya perut Clara lebih cekung dibandingkan dengan pasangannya. Ini timbul karena menghindarkan terlalu tipisnya dinding perut Alta, kalau perut Clara mau diselamatkan. Dubur Alta dibuat dari usus bagian atas. Ahli-bedah, Kroop tidak mencemaskan sukarnya anak ini mengontrol alat pelepasan tersebut. Sebab menurut pengalaman, anak-anak yang lahir dengan dubur tertutup pun dapat mengontrol organ itu, meskipun otot penggantinya dibuat dari bagian tubuh lain. Menurut para dokter, kedua anak kembar yang bermata hitam jeli itu akan tumbuh menjadi anak perempuan tanpa cacat fisik, kecuali parut di perut mereka. Seorang di antara mereka akan memiliki bokong yang lebih besar karena beralihnya lapisan lemak, ketika si Kembar-Siam dilahirkan. Selain itu tak bakal kelihatan tanda-tanda bahwa mereka satu ketika pernah dempet. Tapi secara psikologis apakah keadaan kembar itu akan mempengaruhi perkembangan kejiwaan mereka di kemudian hari? Ahli jiwa Ronald Liebman sedang mempelajari secara mendalam perkembangan kedua anak itu. Dia telah menmbuat dokumentasi film mengenai tingkah laku mereka. Ternyata mereka punya kemampuan menyesuaikn diri dan sikap spontan dalam bergurau. Bisa bermain sendirian atau dua-duaan. Dalam hal bercakap-cakap mereka memang ketinggalan sekitar setengah tahun dibandingkan dengan anak normal. Tapi saya duga mereka akan dapat memburu ketinggalan itu, kalau umur mereka sudah 4 tahun", kata Liebman. Yang menarik Kroop dan Liebman -- begitupun orang-orang awam - adalah bahwa mereka kelihatannya sama, tapi ternyata gerakannya berbeda. Si Clara kidal, sedang Alta sering menggunakan tangan kanan. Alta tampak lebih gesit. Dialah yang memukul tangan dr. Kroop untuk menarik perhatian dokter itu. Malahan dia permainkan pula janggut si tukang bedah. Sebaliknya, kalau Clara didekati Kroop, dia menjerit dan menangis. "Clara lebih senang main sendirian", kata dr. Liebman. "Dia lebih tertarik terhadap apa yang dia kerjakan. Dan kurang perhatian pada orang lain", katanya. Ahlijiwa itu juga mengikuti mereka sampai ke tempat tidur. Di sini dia melihat bahwa Alta akan menangis dan rewel kalau ibunya keluar dari ruangan. Sementara Clara lebih kalem. Mempermainkan bonekanya dan mencoba untuk mendiamkan saudaranya'si Alta. Akhirnya dia rebahan dan bergumam menyanyikan dirinya sampai tertidur. Clara orangnya tampak lebih rapi. Ketika Liebman satu ketika memberi mereks mangkok, sendok, boneka kecil dan lap,ter- nyata Alta mengkocar-kacirkannya. Sedang Clara dengan hati-hati memsukan sendok dan boneka ke dalam mangkok dan mengusap hidungnya dengan lap tadi. Orang tua Alta dan Clara pernah diminta untuk mengizinkan anak-anaknya dipertontonkan dalam night-club. "Saya kira perbuatan macam ini bisa merusak mereka", ujarnya. Dia perhitungkan hari depan kedua anak itu akan baik-baik saja. Contohnya gadis 19 tahun yang yang dulu berhasil dipisahkan dari saudara kembarnya, ternyata hidup bahagia. Hanya saudaranya meninggal dalam usia 9 tahun setelah mengalami operasi jantung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus