Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Institut Teknologi Manado ?

Dengan berdirinya ITM, banyak orang kaget, mengingat ft unsrat saja belum baik. Para pendiri bersemangat untuk meneruskan rencananya. Menampung tamatan SMA yang gagal masuk ITB dan ITS. (pdk)

3 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MANADO sudah punya Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Tapi rupanya itu belum cukup. Kabarnya di Manado akan segera didirikan Institut Teknik Manado. Tentu saja niat yang paling sedikit membuat kaget drs. J.D.P. Takaendengan, Kepala Kantor Wilayah Departemen P & K setempat, tidak dimaksudkan untuk main-main. Ada dikemukakan alasannya. Sulawesi Utara tiap tahun, rata-rata menghasilkan 2 ribu lulusan SMA jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Lamaran mereka untuk melanjutkan studi di ITB ataupun di ITS, tidak banyak yang kesampaian. Karena tidak diterima, mereka cuma buang ongkos percuma saja", ujar seorang tokoh masyarakat. "Nah, dari pada buang ongkos percuma, lebih baiklah uang itu diinvestasikan untuk mendirikan Institut Teknologi Manado", tambah drs. Sem Narande, Sekretaris Sponsor Pendirian Institut Teknologi Mado (ITM) kepada Pembantu TEMPO Phill M. Sulu. Puteri Sulut Gagasan mendirikan ITM yang katanya sudah merupakan hasil musyawarah yang diadakan Januari kemarin itu ternyata sudah melangkah jauh. Sudah disiapkan misalnya buku pendaftaran calon mahasiswa, yang disebutkan akan memulai kuliah pertama Januari mendatang. Buku pendaftaran yang digelar pada suatu pesta sekolah itu, segera dikerumuni para pengunjung. Seorang kapten ABRI yang memulai maju ke depan, segera mengisikan nama anaknya, Silvana Kussoy, pemegang gelar Puteri Indonesia Sulawesi Utara 1975 -- yang gagal pada pemilihan tingkat nasional di Jakarta. Ayah dari calon mahasiswi yang kini masih duduk di tingkat terakhir SMPP itu, rupanya memang tidak keberatan untuk membayar uang pendaftaran sebesar Rp 200 ribu. Dari uang pendaftaran sejumlah itu, yang dianggap belum sebesar biaya dari Manado ke Bandung, diharapkan akan terkumpul mahasiswa sejumlah 100 orang (berarti Rp 20 juta) untuk modal pertama ITM. Rencana yang nampaknya sudah menjadi tekad itu bahkan sudah menunjuk calon rektor dan beberapa dekan. Kabarnya, sudah diharap kesediaan ir. F.S. Lontoh, lulusan ITB yang kini memangku Kepala Dinas PU Sulut untuk menjabat rektor, serta ir. Mowilos Kepala PLN Expl. II Manado dan ir. Maninsela, masing-masing untuk menjabat dekan dan kepala jurusan sipil. Memang belum jelas, apakah para perencana ITM itu kemudian akan menuntut status negeri atau tidak. Yang pasti optimisme mereka tinggi meluap. "Sekali layar terkembang, surut kita berpantang", ujar Sem Narande berapiapi. Dan drs JH. Renwarin, Kepala Sekolah SMPP Manado pun tidak mau kalah. "Sulut tanpa ITM sama dengan pembangunan tanpa teknologi", katanya. Lantas bagaimana nanti dengan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi? "Kami kaget atas rencana itu", ucap Alamsyah, Sekretaris Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) kepada Eddy Herwanto dari TEMPO di Jakarta. Sebab katanya, jangankan untuk ITM sedangkan staf pengajar Fakultas Teknik Unsrat saja masih belum baik. Memang diakui, fakultas teknik tersebut tingkat pertamanya cuma bisa menampung 80 orang saja. Tapi yang sebegitu pun oleh para lulusan SMA Manado, "baru dimanfaatkan 80 prosen saja". Kebanyakan mereka melamar pada perguruan tinggi di luar Manado seperti ITB. Tentu saja kwalitas mahasiswa yang diterima di ITB dan yang di Unsrat berbeda. "Yang baik di Unsrat, tentu masih kalah dengan yang diterima di ITB, mengingat kompetisi di ITB kuat sekali", ujar drs. M. Wullur, Sekretaris IKIP Negeri Manado yang menjadi pengajar luar biasa di fakultas teknik tersebut, "sehingga mereka yang tidak diterima di Unsrat, bagaimana bisa diterima di ITB". Takaendengan Kepala Kantor Wilayah Departemen P & K Sulut, berdiri di antara dua pendapat yang berlawanan. "Maksud mendirikan ITM itu, baik", kalanya, "cuma harus melalui prosedur yang benar. Konsultasilah dengan pemerintah. Sebab kalau maksudnya baik, pasti akan disambut baik pula". Maksud Takaendengan, perencanaan keseluruhannya harus matang, termasuk anggaran yang pasti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus