Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Si ganteng dari metropolitan

Penjahat dari jakarta beroperasi di bali. di hotel bali indah, 4 orang penjahat itu menyikat uang dan barang milik tamu. mereka ditangkap kp3 gilimanuk ketika hendak menyeberang keluar bali. (krim)

3 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG pemuda ganteng, rambut agak gondrong namun rapi bernama WK dalam perjalanan dari Jakarta ke Surabaya mengajak kawannya H dan SK untuk melakukan serangkaian pencurian di Bali. WK yang menjadi otak, tahu bagaimana gampangnya hotel-hotel kecil di Denpasar untuk dijadikan sasaran. WK, 30 tahun, asal Manado dan mengaku beralamat di Jakarta sejak 2 tahun mengenal baik SK. 27 ketika pernah sama-sama senasib kalah pada salah satu kasino -- di Jakarta. Setibanya di Surabaya, NS ikut ke Bali, walaupun tidak tahu bahwa tujuan ke kota pariwisata Denpasar tiada lain untuk maksud mencuri. Setelah semua peralatan sebagai penuri kelas kakap yang mengandalkan otak, keempatnya tiba di Denpasar 25 Pebruari, lalu menginap semalam di Hotel Dewi. Dengan mudah saja sebuah jam tangan Rolex digaet dari seorang tamu di hotel tersebut. Selebihnya tak dapat apa-apa karena memang hotel itu sepi. WK yang sudah tahu seluk beluk kota Denpasar mengajak pindah ke hotel agak ramai. Muncullah keempatnya di Hotel Bali Indah, dan mendapatkan kamar no 3. Kebetulan sekali di kamar seberangnya ada tamu yang bernama Kalandoro Citra Siantara, 24, pegawai Golden State Olie beralamat Jl. Bongkaran 17 Surabaya. Sama-sama orang rantau calon pencuri dan calon mangsa menjadi akrab benar dalam satu hari itu. Bahkan di ruang depan hotel, tatkala minum bir, WK mengajak Kalandoro piknik ke Bedugul. Untung saja Kalandoro tidak mau, dan memang agaknya tawaran WK tidak serius, cuma ingin melihat cara Kalandoro bertingkah. Dari cara Kalandoro bicara, WK mengambil kesimpulan bahwa arek Suroboyo ini baik dijadikan sasaran dan sebagai pegawai yang akan menagih uang dari penjualan minyak pelumas pastilah ia banyak duit. "Golden State banyak duit, awasi orangnya", perintah WK pada H di kamarnya menjelang 26 Pebruari malam. Seikat Uang Besok siangnya ketika keempat kawanan ini habis berlibur di Tampaksiring, kamar Kalandoro terlihat dalam keadaan terkunci. Kasak-kusuk sana sini, akhirnya diketahui calon korban ini keluar dengan meninggalkan tas di dalam. Siasatpun diatur. Ketiga temannya mengawasi di pintu muka. Sedang WK sendiri dengan kunci palsu yang begitu lengkap berhasil masuk kamar nomor 4, di mana calon korban menginap. Dengan gesit sekali, pintu dikunci dari dalam, dan WK langsung membuka dengan paksa 2 buah tas. Yang satu kosong, cuma berisi minyak rambut. Yang satu ada seikat uang. Cepat ikatan uang itu ia masukkan ke dalam baju sambil menggaet sebuah mesin hitung mini yang ada dalam tas. Pintu kembali dikunci dari luar, dan WK segera mengumpulkan kawan-kawannya di kamar. Dalam perundingan kilat ini kecepatan maling yang berhasil itu memutuskan untuk kabur cepat-cepat meninggalkan Bali dengan seikat uang yang belum mereka hitung. Sepeda motor yang mereka sewa di Bali dikembalikan kepada Bakor Motor (tempat menyewakan sepeda motor) dan mencari Colt yang bersedia dicarter ke Surabaya. Supir Colt, Damayanti bersedia mengantar pemuda-pemuda ganteng itu ke Surabaya dengan pembayaran Rp 45.000. Begitulah, mobil meluncur ke arah Gilimanuk, sekitar jam 20.00, 27 Pebruari. Sementara itu Kalandoro datang, setelah seharian menagih uang di Singaraja. Ia tiba-tiba kaget, uangnya hilang. Padahal pintu terkunci. Dilaporkan kcpada petugas hotel. Tamu kamar no 3 segera dicurigai, apalagi orangnya tida ada lagi. Petugas hotel dapat melaporkan ke Sektor Kepolisian Kota Denpasar dan laporan menyusul pula ke Komres 1501 Badung. Malam itu pula Kabag Reserse Komres 1501 Badung Kapten Pol. drs. Soeyono mengumpulkan berbagai informasi guna mengetahui identitas pencuri. Ini tidak menyulitkan benar, karena pada tempat-tempat sewa sepeda motor yang dikordinir oleh Kasi Lantas Komdak Nusra memang ada informan khusus. Bali Terancam Ke-4 kawanan pencuri dari kota metropolitan itu segera diketahui ciri-cirinya dan dalam 5 menit petugas-petugas KP3 Gilimanuk berjaga-jaga di pelabuhan. Jam 10.15 malam itu pula mobil yang memuat 4 pemuda ganteng ditahan, sebelum menyentuh feri Blambangan yang siap bertolak 1 jam lagi. Sejumlah uang yang kemudian dihitung bnyaknya Rp 485.000 disita plus peralatan-peralatan yang komplit, di antaranya 26 kunci pintu, 18 kunci sepeda motor, sebuah obeng besar, 14 kunci koper, 5 kartu penduduk dengan nama dan alamat berlainan dan 8 buah alat-alat kikir. Alat kikir ini untuk meniru kunci pintu pada hotel yang dijadikan sasaran, karena di antara sejumlah kunci pintu yang dibawa ada yang belum sempurna "giginya". Ke4 pemuda itu pun dikirim ke Denpasar kembali, untuk ditahan dan diusut. Danres Kepolisian 1501 Badung, Letkol Pol drs Sofyendie yang ditemui TEMPO sebelum acara rekonstruksi dimulai menilai, ke4 pencuri ini termasuk "kaliber kakap". Alasannya, mereka memakai otak, korban diselidiki lama, tidak gegabah melakukan tindakan, menyelidiki tempat yang empuk dijadikan sasaran. "Kalau maling-maling metropolitan masuk Bali, dan masyarakat tetap tidak waspada terhadap barangnya, Bali akan terancam", ujar Danres serius. Menurut drs Sofyendie, masyarakat Bali masih menganggap enteng dan menyepelekan barang-barangnya. Pintu rumah tidak dikunci padahal ke luar lama, jemuran tergeletak, menaruh seeda motor seenaknya di jalan atau di kantor atau di rumah sakit, tanpa dikunci. "Beruntung sekali Pulau Bali kecil, tempat pelarian tidak ada, dan pintu keluar sedikit dan mudah diutup", ujar Sofyendie. Selain menyerukan agar masyarakat mulai berhati-hati -- karena nampaknya maling kaliber "otak" telah menyerbu Bali Danres menyerukan agar yang bersangkutan secepatnya memberikan laporan kepada kepolisian. "Terlambat satu jam saja sudah bahaya, maling bisa terbang melalui Ngurah Rai", tambah Danres. Khusus terhadap pemilik hotel, sudah berkali-kali diserukan agar menaati ketentuan yang berlaku, misalnya melaporkan tamu kepada kepolisian. Dan tata cara masuk hotel di Denpasar terlalu mudah ini perlu diperketat. Danres Badung memberi contoh, dalam bulan Pebruari sudah 5 kali pencurian dalam hotel yang kasusnya mirip sama, pura-pura sebagai tamu, kemudian kabur setelah mengambil barang milik tamu ain atau milik hotel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus