Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Predator Menggemaskan di Rumah Kita

Banyak jenis mamalia kecil, burung, dan reptil punah akibat kucing. Dalam situs web 360 Info, Sarah Legge, pakar ekologi dari Australian National University, menuliskan pentingnya negara mengatur populasi dan kepemilikan kucing demi kelestarian keanekaragaman hayati. Bisa mencontoh pengaturan di Australia.

12 Desember 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi seekor kucing setelah memburu seekor burung. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekitar 4.000 tahun silam, kucing (Felis catus) dijinakkan bangsa Mesir dan dibawa manusia sehingga menyebar ke seluruh sudut dunia. Di balik perawakan dan tingkahnya yang menggemaskan, kucing rumahan tetaplah seekor pemburu seperti nenek moyang mereka, kucing hutan Afrika (Felis silvestris lybica).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Riset Proceedings of National Academy of Sciences (PNAS) mendapati kucing domestik menjadi biang kerok atas kepunahan lebih dari seperempat jenis mamalia, burung, dan reptil di seluruh dunia. Australia mencari cara mengurangi dampaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Felis catus mendarat di Australia pada paruh akhir abad XVIII, dibawa pemukim asal Eropa. Sebagian tinggal di rumah-rumah, sebagian lainnya menyebar ke alam bebas. Dalam satu rentang hidup manusia, 70 tahun, mereka telah ada di seluruh Australia.

Pada saat yang sama, lebih dari 20 spesies mamalia endemik punah akibat dimangsa kucing, di antaranya bilby kecil (Macrotis leucura), bandicoot berkaki babi (Chaeropus ecaudatus), tikus kelinci (Conilurus), dan tikus lompat (Notomys). Ancaman invasi kucing berlanjut. Setiap tahun, hampir 20 miliar mamalia, burung, reptil, katak, dan beberapa spesies asli di Australia terus menjadi korban perburuan si meong.

Ilustrasi kucing. Shutterstock

Para ilmuwan di Australia terus mencari cara mengatasi dampak invasi kucing. Dari pemberantasan di pulau, penggunaan racun, hingga pengaturan penjagaan untuk beberapa spesies asli demi menyelamatkan mereka dari kepunahan.

Ancaman bagi satwa liar tak hanya datang dari kucing liar. Kucing rumahan, termasuk yang sedang tertidur manja di pangkuan kita, juga memiliki naluri pemburu. Meski tak setajam kucing liar, insting itu mendorong kucing peliharaan yang sudah kenyang pun untuk membunuh satwa kecil, terutama saat berada di luar rumah.

Australia dianggap sebagai negara terdepan dalam pengendalian kucing liar, sekaligus pengelolaan peliharaan. Hampir sepertiga kucing peliharaan di sana berada dalam pengawasan penuh dari pemiliknya, baik di dalam maupun di luar ruangan. Mengawasi kucing menjadi cara yang paling mudah dan efektif untuk mencegah mereka menghabisi satwa liar, sekaligus melindungi satwa tersebut dari ancaman terlindas mobil, serangan anjing, dan penyakit.

Pengendalian dan pengelolaan kucing peliharaan dan kucing jalanan ditangani pemerintah daerah. Ada aturan soal pembatasan jumlah kucing peliharaan per rumah dan kewajiban pemandulan atau sterilisasi (kecuali pemilik punya izin pengembangbiakan). Praktik ini penting untuk mencegah kucing rumah bersinggungan dengan kucing liar.

Kebanyakan pemerintah daerah di Australia memandang kucing liar sebagai masalah serius dan harus dikurangi populasinya. Di antaranya lewat penggunaan jebakan, yang berlangsung secara intensif di Brisbane. Hampir sepertiga dari pemerintah daerah memberlakukan jam malam kucing, melarang keberadaan kucing di beberapa pinggiran kota, dan mengurung sepenuhnya. Mereka juga menggelar kampanye untuk meningkatkan kesadaran publik, seperti "Love Cats, Love Wildlife" di Tweed Shire, Negara Bagian New South Wales.

Pengendalian kucing liar relatif lebih mudah. Di Christmas Island di Samudra Hindia, yang terpisah jauh dari dataran Australia, kucing-kucing liar telah dimusnahkan dan pemerintah melarang masuknya kucing baru. Pulau Kanguru dan Pulau Bruny mewajibkan pemilik kucing memastikan peliharaan mereka ada di rumah setiap waktu. Adapun Pulau Rottnest telah bebas dari kucing liar sejak 20 tahun silam.

Penulis menyadari bahwa tingginya dukungan publik Australia terhadap pengendalian kucing liar jarang didapati di negara lain. Namun, apa pun bentuk aturannya, faktor yang terpenting adalah tanggung jawab pemilik. Jangan biarkan kucing peliharaan berkeliaran. Dengan terus berada di dalam rumah, kucing kesayangan kita akan lebih sehat dan hidup lebih lama. Begitu juga dengan burung-burung kecil di taman dekat rumah kita.

---

Artikel ini pertama kali terbit di 360 Info dalam bahasa Inggris. Diterjemahkan oleh Febbyenti Suci (magang).

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus