Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Lesbian bawaan

Hubungan intim antara sesama perempuan, menurut hasil penelitian terakhir di as, bukan karena orang tuanya lesbi atau salah pergaulan.

10 April 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERNYATA seorang perempuan menjadi lesbian tidak hanya diakibatkan faktor psikologis, pendidikan, atau karena pergaulan saja. Tim riset dari Universitas Boston, Amerika Serikat, belum lama ini menemukan fenomena baru yakni perbuatan lesbi itu karena faktor bawaan. Jadi sifat itu sudah ada sejak ia sebagai janin dalam kandungan. Anak akan menjadi lesbian kendati kedua orang tuanya normal. Gambaran itu terlihat dari 147 lesbian, terdiri dari perempuan kembar yang berasal dari satu telur, kembar yang bukan berasal dari satu telur, dan perempuan yang dibesarkan bersama anak- anak yang diadopsi yang dijadikan objek penelitian tim tadi. Hasil penelitian menunjukkan 48% dari kembar satu telur mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar untuk menjadi lesbian ketimbang dua kelompok lainnya. Ini terjadi karena peta gen kembar satu telur itu serupa. Sehingga kalau yang satu lesbian, saudaranya pasti lesbian. ''Sedangkan pada kembar yang bukan berasal dari satu telur, kemungkinan menjadi lesbian hanya fifty-fifty karena ada perbedaan gen,'' kata Dokter J. Michael Bailey, ketua tim riset itu, kepada koran International Herald Tribune pertengahan bulan silam. Ide untuk meneliti peran gen pada lesbian itu didasari hasil penelitian tentang hipotalamus pada gay. Menurut penelitian LeVay, ahli saraf di San Diego, AS, beberapa waktu lalu, ukuran hipotalamus berperan dalam pembentukan perilaku seksual. Pada lelaki normal ukuran bagian otak itu tiga kali lebih besar dibandingkan dengan homowan dan wanita normal. Dari hasil pembedahan otak terhadap 41 orang homoseks yang meninggal akibat AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), terlihat ukuran hipotalamusnya kurang lebih sama dengan perempuan. Bentuk anatomis organ dan ukuran hipotalamus itu sudah ditetapkan pada awal kehidupan, dan belakangan baru mempengaruhi perilaku seksual yang bersangkutan. Peranan hipotalamus, yang letaknya di bagian tersembunyi dari otak, adalah mengatur keaktifan seks, pertumbuhan dan tanggapan terhadap rasa lapar, haus, dingin, serta mempengaruhi hormon tingkah laku. Antara hormon dan otak terjadi interaksi dalam mengendalikan perilaku seksual. Hipotalamus mengendalikan lepasnya hormon seks serta hormon adrenalin, kemudian hormon seks ikut mengendalikan tindakan hipotalamus. Namun hormon itu hanya membantu karena sinyal syaraf indera juga merangsang hipotalamus dan menyebabkan hormon lebih banyak lepas. Akibatnya, terdapat proses timbal balik. Pengaruh hormon seks yang paling istimewa terhadap naluri dan emosi terlihat pada tabiat kelamin, yakni pria berperilaku pria dan perempuan berperilaku perempuan. Penelitian yang dilakukan LeVay sudah berupa penelitian klinis, sedangkan penelitian Bailey baru pada penelitian statistik saja. Karena untuk melakukan uji klinis harus membedah tubuh manusia. Namun demikian temuan Bailey telah membuka tabir tentang lesbian. Lesbian tidak saja diakibatkan salah bergaul, tetapi juga bisa karena faktor bawaan. Jadi, selain menciptakan lelaki dan perempuan, Tuhan ternyata menciptakan makhluk setengah laki- laki dan setengah perempuan ini. ''Agama juga tidak menyalahkan kelompok ini. Siapa yang mau dilahirkan jadi lesbian atau gay?'' kata psikiater Doktor Dadang Hawari di Jakarta. Karena gen berperan dalam penentuan orientasi seksual, menurut hipotesa Bailey, sifat yang ada pada ibu akan menurun pada anaknya. Pasangan lesbian memang tidak bisa memberikan keturunan, tetapi di Amerika Serikat, misalnya, banyak pasangan lesbian yang biseksual. Jika mereka menginginkan anak, mereka berhubungan dengan lelaki bebas atau mendapatkannya dari inseminasi buatan. Contohnya Linda Cahoon, 32 tahun, dan ''suaminya'' Cathy Carlisle, 31 tahun. Kini mereka punya momongan seorang anak lelaki, Joel, berusia 3 tahun. Bocah ini lahir dari hubungan Cahoon yang biseksual dengan seorang pekerja kasar. Ketika ditanya kenapa mereka ingin punya anak, Carlisle yang sehari- hari bekerja di perusahaan komputer menjawab lugas kepada Newsweek pertengahan Maret lalu, ''Karena kami ingin punya cucu.'' Tapi apakah nanti Joel bisa tumbuh normal? Menurut Dadang, anak-anak adalah peniru yang baik. Jika orang tuanya lesbian, si anak yang memang sudah mempunyai bakat berperilaku menyimpang itu akan menjiplak kelakuan orang tuanya, sehingga secara psikologis ia akan tumbuh menjadi seorang homoseksual. Jadi, meskipun gen berperan dalam orientasi seksual bila lingkungan tidak mendukung, menurut Dadang Hawari, pengaruh gen itu lambat-laun akan sirna. Soalnya sekarang, apakah orangtua menganggap dirinya ''sakit'', sehingga perlu berkonsultasi dengan dokter ahli jiwa? Dalam hal Cahoon dan Carlisle yang sudah sepuluh tahun hidup bersama, misalnya, jawabannya tentu tidak. Karena itu mereka tidak perlu menutup-nutupi perilakunya di depan anaknya. Di kalangan kedokteran, homoseksual memang tidak lagi dianggap sebagai gangguan kejiwaan. Homoseksual adalah variasi seksual. ''Tiap tahun pengertian homoseksual direvisi terus-menerus,'' tambah Dadang lagi. Kelompok homoseksual memang tidak lagi menutup dirinya karena, di luar perilaku yang dianggap tidak lazim itu, kehidupan mereka normal. Rhonda Rivera, 52 tahun, misalnya, adalah seorang guru besar di Universitas Ohio, AS, dan di sini ia menjadi ketua ikatan hak asasi yang banyak membantu problematik para penderita AIDS. Dan Presiden AS Bill Clinton kini malah telah mengizinkan pelaku homoseks masuk dalam kabinetnya. Sri Pudyastuti R.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus