Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia merupakan produsen industri furniture kayu terbesar sekaligus nomor wahid di dunia. Pada 2019, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pelaku industri furniture di Provinsi Jawa Timur sebanyak 10.120 unit. Jumlah itu terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan perumahan atau industri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bertambahnya industri furniture, didukung konsumsi kayu yang cukup tinggi, akan berdampak menghasilkan limbah kayu yang jumlahnya tidak sedikit. Penelitian (Djoko, 2009) menyebutkan, industri furniture menghasilkan limbah berbasis kayu sebesar 40,48 persen volume atau lebih dari 150 ton per hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyaknya limbah yang dihasilkan berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Di sisi lain, daya dukung hutan untuk mencukupi kebutuhan kayu di masa depan diprediksi sudah tidak mampu lagi. Jika dibiarkan, sudah menjadi fenomena pasti jika keseimbangan alam akan segera rusak.
Menurut sebuah penelitian yang berjudul “Eco-Sustainable Wood Waste Panels for Building Applications: Influence of Different Species and Assembling Techniques on Thermal, Acoustic, and Environmental Performance”, limbah kayu nyatanya dapat dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai kerajinan yang bernilai tinggi. Salah satunya berupa produk kerajinan berbasis panel dinding kayu atau wood-wall cladding dengan sentuhan seni mosaik.
Bukan cuma untuk hiasan, panel dinding kayu ‘wood-wall cladding’ merupakan produk konstruksi dekorasi rumah yang cukup penting. Selain memberikan nilai keindahan pada dinding rumah, panel dinding juga berfungsi sebagai pelindung daripada konstruksi dinding yang kerap kali bermasalah, misalnya warna yang pudar, permukaan mengelupas, dll.
Dilansir dari centennialwoods.com, produk dekorasi dinding dari limbah kayu limbah ini terbuat dari cuilan-cuilan (perca) kayu, sisa dari potongan kayu utama untuk furnitur. Misalnya, limbah kayu itu berupa kulit kayu, potongan selongsong, serbuk gergaji, dan sebagainya. Potongan limbah kayu itu disusun dan direkatkan sedemikian rupa hingga membentuk sebuah panel bermotif mosaik.
Keunikannya terletak pada permukaan tiga dimensi yang memperlihatkan serat-serat alami dari kayu tersebut. Dinding rumah yang semula terlihat monoton dengan panel dinding kayu ini akan memberikan kesan elegan dan sejuk. Bahasa kerennya arsitektur rumah dengan gaya back to nature.
HARIS SETYAWAN