Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Masih Adakah Orang yang Suka Tidur Berjalan dan Siapa yang Paling Rentan?

Ilmuwan tak tahu pasti apa penyebab tidur berjalan tapi ada beberapa hal yang mereka pertimbangkan, termasuk keturunan.

21 Oktober 2023 | 16.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak tidur sambil berjalan. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Adegan berjalan dalam tidur biasa disaksikan di film-film klasik. Bagaimana dalam kehidupan nyata, benarkah ada orang tidur berjalan dan apa sebabnya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Istilah ilmiah untuk kebiasaan ini adalah somnambulisme, artinya orang yang berjalan ketika sedang tidur. Pelaku biasanya dalam kondisi tidur nyenyak dan tak peduli pada sekitarnya. Hampir 11,4 persen rentan mengalami hal ini menurut survei pada 1.000 orang yang dilakukan Amerisleep.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidur terbagi menjadi REM dan non-REM. Berjalan dalam tidur biasanya terjadi pada non-REM," jelas Dr. Raj Dasgupta, kepala penasihat medis di Sleep Advisor di California, Amerika Serikat, kepada Fox News Digital.

Siapa lebih rentan mengalami?
Anak-anak lebih sering mengalami tidur berjalan dibanding orang dewasa dan biasa kebiasaan ini berkurang setelah remaja. Ilmuwan tak tahu pasti apa penyebabnya tapi ada beberapa hal yang mereka pertimbangkan, termasuk keturunan. Faktor lingkungan, termasuk gangguan tidur, stres, demam, atau perubahan jadwal tidur juga meningkatkan peluang berjalana dalam tidur.

"Kadang-kadang berjalan dalam tidur dipengaruhi kondisi bawah sadar yang mempengaruhi tidur," kata Dasgupta.

Walau kondisi ini bisa terjadi di usia berapa pun, pada orang dewasa pemicunya bisa kondisi seperti sleep apnea obstruktif atau pengobatan, seperti obat-obat tidur. Beberapa orang yang dalam pengobatan masalah tidur tak hanya pernah berjalan dalam tidur tapi juga makan, mengemudi, mengirim pesan, bahkan belanja online.

Apakah harus periksa ke dokter? Jawabnya tergantung faktor pemicu. Pasalnya, kebanyakan kondisi ini tak berbahaya atau membutuhkan perawatan serius jika dilakukan sekali-sekali. Namun kalau sering, bisa jadi itu tanda kondisi lain yang lebih serius.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus