Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tren anak di bawah umur mengendari motor semakin meresahkan masyarakt. Faktanya, kecelakaan sering terjadi justru disebabkan oleh anak-anak atau remaja yang mengendarai motor secara ugal-ugalan, sehingga tak jarang fatal akibatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikologi Klinis, A. Kasandra Putranto, mengungkapkan penyebab fenomena tersebut bisa terjadi. Salah satu peran terbesar dari hal itu adalah orangtua, “Itu orang tua yang tidak bertanggung jawab. Dengan alasan sekolah anak jauh dan kasihan. Didukung pula oleh sistem hukum dan budaya masyarakat yang menganggap hal itu biasa,” ujar Kasandra.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Pengacara Otto Hasibuan : Gaya Hidup Mewah Tidak Masalah, namun..
Ibu Hamil Dilarang Melihat Gerhana Bulan, Mitos atau Fakta?
Nyeri Dada Indikasi Kanker Payudara? Kenali 3 Gejalanya
Kasandra juga mengungkapkan bahwa 75 persen kecelakaan terjadi pada anak di bawah umur. Dan hal tersebut diperparah dengan tidak adanya sanksi hukum yang tegas dari pemerintah. Sehingga, lanjut Kasandra, masyarakat yang memang ingin mentaati peraturan menjadi tertekan dengan masyarakat yang lebih banyak membiarkan hal tersebut terjadi. Disinilah peran budaya dan lingkungan sekitar juga memberi pengaruh yang cukup besar.
Alasan yang paling sering diutarakan orangtua yang memberi izin anaknya membawa motor adalah karena rasa sayang, “Katanya memberi anak motor itu menunjukan rasa sayang kepada anak. Tapi, itu sebenarnya kejam. Karena mengajarkan anak tidak bertanggung jawab, dan itu ‘kan berpotensi mencelakakan diri dan orang lain,” ungkap Kasandra.
Dan menurutnya ada alasannya kenapa anak dibawah umur tidak boleh membawa kendaraan,
“Kapasitas otak untuk pengambilan keputusan pada umur dibawah 16 tahun itu masih mentah. Otak anak belum matang. Prefrontal korteks, bagian yang mengambil keputusan, itu baru matang di usia sekitar 21 tahun. Makanya di luar Indonesia umur dewasa adalah 21 tahun. Di Indonesia 16 tahun, hanya semata-mata untuk d izinkan menikah,” jelas Kasandra terkait penyebab anak dibawah umur tidak boleh membawa kendaraan.
Sementara, Kasandra melanjutkan, bagian limbik yang mengatur emosi dan dorongan primitif di bagian tengah otak justru sedang tinggi-tingginya karena hormon. Hal ini yang menyebabkan anak membawa motor dengan ugal-ugalan dan hanya agar terlihat keren.
Solusi jangka pendek yang bisa dilakukan menurut Kasandra adalah harus ada peningkatan kualitas didikan terhadap anak sejak dini dari orangtua. Orangtua dan lingkungan sekitar mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk dasar karakter anak,
“Dahulukan kepentingan anak. Redam ego masing-masing. Apapun alasannya, menurut saya orangtua yang membiarkan anaknya masih dibawah umur membawa motor adalah orangtua yang tidak bertanggung jawab dan mendidik anak secara salah,” tutup Kasandra.