Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Membunuh virus, tapi mahal

Vira-a yang nama aslinya vidarabine atau ara-a semula diteliti untuk melawan kanker, ternyata sangat manjur untuk mengobati penyakit mata karena virus herpes. (ksh)

13 Oktober 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENYAKIT mata termasuk dalam 10 penyakit terbesar di Indonesia dan menduduki urutan ketujuh. Atau 2,2 orang di antara 1.000 penduduk. Penyelidikan yang dilakukan (1977-1979) di Jakarta, membuktikan sebagian besar (38,6%) penyakit mata disebabkan oleh virus Herpes simplex. Demikian diungkapkan oleh drs. Sardjito, seorang ahli mikrobiologi dari Universitas Indonesia. Tapi kemudian diakuinya pula kesimpulan itu lahir karena 140 orang penderita sakit mata yang ditelitinya itu memang dipilih di antara mereka yang oleh ahli mata didiagnosa sebagai menderita penyakit mata karena virus herpes. Hingga sudah selayaknya bila dalam pemeriksaan mikrobiologi banyak ditemukan virus tersebut. Dibandingkan dengan hasil pemeriksaan yang dilakukannya tahun 1971, yaitu ketika terjadi wabah radang mata di Jakarta, jumlah virus herpes yang dijumpai jauh lebih kecil. Hanya 3,2%. Sardjito mengemukakan hasil penelitian itu dalam suatu ceramah di Hotel Mandarin, Jakarta akhir September. Acara itu diprakarsai oleh Parke Davis, pabrik obat terkenal yang ingin memperkenalkan obat anti virus herpes yang diberi nama Vira-A. Selain Sardjito tampil pula Dr. Robert Buchanan, ahli riset -ada induk Parke Davis di Amerika Serikat. Keracunan Vira-A adalah nama yang diberikan oleh Parke Davis kepada obat buatannya tersebut. Nama asli yang diberikan oleh Pemerintah Amerika adalah vidarabine, atau Ara-A. Dan dibuat secara sintetik pertama kali tahun 1960. Pada waktu itu penelitian terhadap Ara-A sebenarnya ditujukan untuk mengeta11ui khasiatnya dalam melawan kanker. Sifat Ara-A (adenine arabinoside) yang menghancurkan DNA (deoxyribonuclec acid), yaitu unsur dasar sel, pada virus tapi tidak berbahaya bagi sel manusia itulah yang diharapkan akan melawan virus DNA yang dituduh sebagai penyebab kanker. Nampak sementara penyelidikan Ara-A sebagai obat kanker belum menunjukkan hasil yang memberi harapan, Parke Davis melihat segi komersial lain dan menyelidikinya untuk penyakit mata yang disebabkan oleh virus herpes karena virus herpes adalah salah satu jenis virus DNA. Hasil percobaan Ara-A terhadap penyakit mata itu, memang menunjukkan keunggulannya terhadap obat-obat terdahulu. Tapi diakui salep mata Ara-A hanya efektif terhadap infeksi virus yang ada di permukaan saja. Kalau infeksi itu sudah lebih dalam dan melibatkan bagian di belakang kornea, Ara-A sudah tidak begitu ampuh lagi. Karena ia tidak berdaya menembus jaringan yang lebih dalam itu. "Tapi itupun satu keuntungan," bela Buchanan, "karena dengan demikian Ara-A juga tidak perlu dikhawatirkan akan menimbulkan bahaya keracunan." Adakah bahaya keracunan dari AraA Pertanyaan semacam itu dilontarkan salah seorang hadirin. Karena zat yang sanggup merusak unsur dasar sel virus, mungkin juga dapat merusak unsur dasar sel manusia, terutama bayi dalam kandungan. Terhadap kekhawatiran itu Buchanan mengelak dan mengatakan Ara-A memang menimbulkan cacad pada bayi kelinci dan tikus percobaan. "Tapi kopi pun dapat berakibat demikian pada tikus-tikus tersebut," lanjutnya. Meskipun demikian ia toh menganjurkan untuk berhati-hati mempergunakan obat tersebut untuk ibu yang mengandung. Ini dikaitkan dengan kemungkinan penggunaan Ara-A untuk mengobati bcberapa penyakit virus lain seperti radang otak oleh virus, cacar air, dan penyakit herpes di luar mata. Sebab untukpenyakit-penyakit tersebut Ara-A tidak diberikan dalam bentuk salep seperti halnya untuk mata, namun dalam bentuk suntikan. Sebegitu jauh Ara-A hanya berkhasiat terhadap virus DNA. Terhadap jenis virus RNA (ribonucleic acid) seperti halnya virus penyebab polio dan influensa, ia tidak berkhasiat. Ada sebuah pertanyaan yang baik diajukan dr. Mardiono Marsetyo, ahli mata dari RSCM. Dapatkah Buchanan membuktikan Ara-A sanggup membunuh virus herpes dalam percobaan laboratorium? "Karena sebenarnya dengan irigasi (pencucian) mata yang baik dan teratur, penyakit itu kebanyakan juga dapat disembuhkan," katanya memberi alasan. Buchanan mengatakan hal itu masih dalam penelitian yang kesimpulannya baru akan diumumkan setahun lagi. Buchanan mungkin lupa dalam suatu simposium tentang Ara-A yang diselenggarakan di San Fransisco beberapa tahun lalu, Dr. William M. Shannon dari Birmingham telah mengungkapkan hasil penelitiannya, bahwa dalam laboratorium Ara-A memang aktif membunuh virus DNA seperti virus herpes tersebut. Pertanyaan dr. Mardiono itu menjadi penting karena mungkin harga obat virus buatan Parke Davis itu akan mahal di Indonesia: obat itu masih akan diimpor dalam bentuk jadi. Untuk memproduksinya sendiri di sini, Parke Davis belum sanggup karena memerlukan mesin-mesin baru yang sangat mahal. Berapa? Pihak Parke Davis belum dapat menyebutkannya karena izin untuk mengedarkannya di sini pun belum diperoleh, meskipun sudah setahun diajukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus