Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Kata maaf sepertinya sekarang sedang digadang-gadang banyak orang. Selain disebabkan berita tentang Ratna Sarumpaet yang meminta maaf pada 5 Mei 2018 terkait dengan berita hoax, juga karena sebentar lagi Ramadan akan tiba. Menjelang bulan penuh rahmat inilah biasanya umat Islam saling memaafkan dengan sesama. Bagaimana agar permintaan maaf kita bisa berhasil?
Menurut Psychology Today, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Negosiasi dan Penelitian Manajemen Konflik, ada enam komponen permintaan maaf yang baik. Meskipun tidak semua permintaan maaf harus menyertakan keenamnya agar efektif, para peneliti menemukan, makin banyak komponen, makin besar kemungkinan permintaan maaf akan berhasil.
Baca juga:
Universitas Ini Buka Ruang Khusus untuk Menangis, 10 Menit Saja
Perdarahan Otak Seperti Dialami Sir Alex Ferguson, Bisa Sembuh?
Manfaat Daun Kelor untuk Gizi Anak, Setara dengan 25 Ikat Bayam?
Pertama, para peneliti mengatakan elemen terpenting adalah menerima tanggung jawab. Akui jika telah melakukan kesalahan dan jelaskan tentang kesalahan tersebut. Selain itu, jangan pernah meminta maaf atas perasaan orang lain—bertanggung jawab penuh atas perilaku Anda. Jadi, daripada mengatakan, "Saya minta maaf jika Anda terluka oleh kata-kata saya," katakan, "Saya minta maaf karena telah mengatakan hal-hal yang menyakitkan."
Unsur kedua yang paling penting, menurut penelitian itu, adalah menawarkan perbaikan. Meskipun Anda mungkin tidak dapat membatalkan kerusakan, biasanya ada langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi bahaya.
Empat komponen berikutnya berhubungan dengan nilai efektivitas dalam minta maaf, yaitu ekspresi penyesalan, penjelasan tentang apa yang salah, pernyataan untuk bertobat, dan permohonan pengampunan. Unsur permohonan pengampunan ini, menurut para peneliti, adalah urutan yang paling tidak penting dari keenam komponen maaf tersebut.
Meminta maaf dengan mengakui kekurangan dan kesalahan adalah hal yang sulit. Namun mengambil tanggung jawab adalah kunci untuk memulihkan hubungan interaksi dengan orang sekitar.
TWITTER | PSYCHOLOGY TODAY | ANGGIANDINI PARAMITA MANDARU
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini