Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Permainan LEGO merupakan salah satu stimulus yang baik untuk mendorong anak mengeksplorasi serta mengembangkan seluruh aspek kecerdasannya. Psikolog Ratih Ibrahim membagi kecerdasan anak menjadi tiga kelompok, yaitu kecerdasan kognitif, kecerdasan psikomotor, dan kecerdasan psikososial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Semua kecerdasan harus bergerak bersamaan. Untuk berkembang (secara bersama-sama), anak harus didampingi orang tua. Harus berinteraksi,” ujar Ratih dalam konferensi pers “Bricklive – Petualang Interaktif LEGO akan Diadakan Pertama Kalinya di Jakarta” pada Kamis, 8 Februari 2018, di PIK Avenue, Jakarta. Baca: Paspampres Harus Bisa Menembak dari Atas Motor dan Mobil Bergerak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ratih Ibrahim, LEGO memiliki peran tersendiri bagi perkembangan tiga jenis kecerdasan di atas. Dari segi kecerdasan kognitif, anak dapat mengenal konsep dasar (bentuk, warna, jumlah, jarak, dan ruang), berimajinasi kreatif, mengasah logika (membangun konsep dan strategi), belajar menyelesaikan masalah, dan meningkatkan daya konsentrasi.
“Anak akan diajarkan tentang warna dan bentuk (LEGO) bermacam-macam yang bisa dihubungkan. Logika juga akan berkembang. Kalau penumpang terlalu kecil atau ringkih, bangunannya tidak akan bisa jadi besar. Nalarnya akan terbentuk. Kemudian menyelesaikan masalah. Anak berpikir, ‘Kenapa nggak bisa nempel?’. Nanti akan ada trial dan error. Dari situ, dia akan belajar menyelesaikan masalah,” ujar Ratih. Baca: Kasus Ahok, Veronica dan Julianto Tio, Cara Hadapi Selingkuhan
Dari segi psikomotor, kemampuan koordinasi mata dan motorik serta keterampilan motorik akan terangsang.Ratih menjelaskan, anak akan melihat bentuk lalu disusun. Kemudian, anak akan menggunakan jari-jarinya untuk menyusun LEGO. Dari situ, anak bisa mengembangkan keterampilannya.
Ratih menambahkan, LEGO juga akan berpengaruh pada perkembangan psikososial anak. Anak bisa belajar sambil bermain, berinteraksi dengan anak lain, meningkatkan rasa penghargaan diri, dan berbagi serta berdiskusi soal ide.
Kecerdasan emosi dan psikososial anak akan tumbuh dari aktivitas itu. Menurut psikolog tersebut, penting untuk melakukan aktivitas belajar sambil bermain dengan anak. “Main itu kan bikin senang. Gembira adalah dasar untuk menjadi orang dengan pribadi yang sehat,” kata Ratih. Baca: Hari Pers Nasional, Wartawan Perlu Rutin Cek Kesehatan
Ia juga menegaskan pentingnya apresiasi orang tua terhadap hasil karya anak. Dengan cara itu, rasa penghargaan diri dalam diri anak akan tumbuh secara positif. “Poinnya adalah stimulasi penting. Bukan cuma untuk kecerdasan kognitif, tapi juga secara psikomotor dan psikososial.”
MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA