Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang ditularkan dari sengatan nyamuk. Ada dua jenis nyamuk yang menyebarkan virus demam berdarah dengue, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sebagaimana dikutip dari Mayo Clinic.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2019, laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, demam berdarah telah meningkat 30 kali lipat selama 50 tahun belakangan. Menurut WHO, kondisi iklim juga lingkungan yang tidak bersih, terutama permukiman perkotaan menyebabkan peningkatan perkembangbiakan nyamuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Plos One, berdasarkan data WHO perkiraan 50 juta hingga 100 juta orang terinfeksi demam berdarah setiap tahun. Demam berdarah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat terbanyak di dunia.
Musim hujan berkaitan dengan peningkatan pertumbuhan jentik nyamuk demam berdarah, dikutip dari laporan ilmiah berjudul Korelasi Antara Faktor Curah Hujan dengan Kejadian DBD Tahun 2010-2014 di Kabupaten Karananyar dalam jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember.
Nyamuk penyebab demam berdarah biasanya akan berkembang di sampah rumah tangga yang digenangi air hujan. Jika wadah tersebut berisi telur nyamuk, maka dalam waktu singkat akan menetas menjadi larva Aedes aegypti. Kurun waktu 9 hari atau 12 hari merupakan metamorfosis imago atau daur hidup nyamuk dewasa.
Perkembangbiakan nyamuk dipengaruhi suhu dan kelembapan udara pada musim hujan. Suhu yang menetaskan larva menjadi nyamuk dewasa antara suhu 26 Celsius hingga 32 derajat Celsius.
WILDA HASANAH