Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Natal Teeth, Fenomena Bayi Baru Lahir yang Memiliki Gigi

Natal teeth merupakan fenomena langka di mana seorang bayi yang baru lahir sudah memiliki gigi.

3 Desember 2021 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bayi perempuan. Canva.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Umumnya bayi lahir tanpa memiliki gigi. Namun ada sebuah fenomena langka di mana seorang bayi sudah memiliki gigi meskipun baru saja lahir. Dalam kedokteran, fenomena ini disebut sebagai natal teeth dan fenomena ini sangat langka. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Natal teeth adalah gigi yang ada pada bayi yang baru lahir. Gigi sering tidak berkembang sepenuhnya dan mungkin memiliki akar yang lemah. Mengutip dari stanfordchildrens.org, natal teeth tidaklah umum karena tidak sama dengan gigi neonatal yang tumbuh di mulut anak saat ia berumur satu bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip dari unair.ac.id, Pakar Kesehatan Gigi Anak Universitas Airlangga (Unair), Mega Moeharyono Puteri, menyatakan adanya fenomena ini masih belum jelas sampai sekarang dan bukan karena faktor genetik. 

Gigi yang tumbuh pada bayi kemungkinan adalah gigi tambahan (supernumerary teeth) atau gigi susu yang belum tumbuh sempurna. Terdapat perbedaan pada kedua gigi tersebut dan dapat diketahui dengan melakukan foto rontgen pada bayi. Namun, kebutuhan foto rontgen untuk kasus ini punya keuntungan yang lebih sedikit daripada kerugiannya.

“Benih gigi susu sudah mulai terbentuk sejak bayi masih di dalam kandungan. Gigi susu ini seharusnya tumbuh perlahan dari gusi sejak bayi berusia 6 bulan," ujarnya.

Ketika gigi ini keluar saat bayi lahir, lanjut dia, pertumbuhannya belum sempurna. Biasanya hanya ada mahkotanya dan tanpa akar. "Gigi yang keluar saat bayi baru lahir ini biasanya merupakan gigi seri, baik atas maupun bawah,” katanya.

Mega menambahkan, gigi yang muncul, baik gigi susu maupun gigi tambahan, cenderung tajam dan mudah goyang, karena tidak punya akar gigi untuk menahan. Hal ini akan membuat gusi bayi menjadi mudah terluka. Selain itu, gigi yang goyang juga akan mudah terlepas dan memungkinkan membuat bayi tersedak dan gigi tertelan.

Karena itu, kata dia, perlu dilakukan pencabutan pada gigi tersebut. Namun apabila gigi itu merupakan gigi susu, gigi susu anak tidak akan tumbuh kembali. Namun apabila yang tumbuh adalah gigi tambahan, maka gigi susu akan tetap tumbuh asalkan benih gigi susunya ada.

Menurut Mega, apabila gigi tersebut merupakan gigi seri susu, susunan gigi pada anak akan terganggu. Hal tersebut dikarenakan gigi lain akan condong bergerak pada daerah yang kosong. Selain itu susunan gigi yang tidak sesuai akan mempersulit pembersihan gigi.

VALMAI ALZENA KARLA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus