Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penampilan aktris dan penyanyi Selena Gomez yang tampak lebih kurus memicu reaksi publik yang berbeda. Ada yang merundungnya atau body shaming, dan ada pula yang mempertanyakan kesehatannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selena Gomez mengaku menderita masalah pencernaan yang disebut small intestinal bacterial overgrowth atau SIBO. Menurut Mayo Clinic, kondisi terjadi akibat pertumbuhan bakteri yang terlalu pesat di usus kecil. Sebelumnya, Gomez juga mengalami masalah kesehatan serius lain, yakni penyakit lupus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tubuh atau perubahan berat badan seseorang sebenarnya bukan urusan orang lain, apalagai sampai melontarkan body shaming. Pasalnya, kita tak pernah tahu kondisi kesehatan di baliknya, termasuk SIBO, dengan penderita yang mengalami beragam gejala, sebagian malah tak sadar mengalami kondisi ini.
Menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI) Amerika Serikat, SIBO sering tak terdiagnosis karena beberapa faktor. Misalnya, tak ada gejala, pasien tak memeriksakan diri ke dokter, atau bisa juga diagnosis yang keliru.
Gejala SIBO
Menurut Cleveland Clinic, gejala SIBO bisa menyerupai masalah pencernaan lain. Beberapa gejala termasuk kembung, sakit perut, kram perut, mual, diare, sembelit, gas, berat badan turun tanpa disengaja, dan kelelahan. Mayo Clinic juga mencatat begah setelah makan sebagai gejala.
Penyebab SIBO dan dampaknya pada tubuh
Usus kecil, dengan panjang sekitar 6 meter, normalnya bertugas memecah makanan dan menyerap nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Organ ini biasanya tak memiliki banyak bakteri. Namun pertumbuhan bakteri di usus yang berlebihan terjadi pada penderita SIBO.
"Pada kasus SIBO, endapan makanan menjadi tempat ideal perkembangan bakteri, yang bisa memproduksi racun sekaligus mengganggu penyerapan nutrisi," jelas Mayo Clinic.
Ada berbagai penyebab SIBO, misalnya irritable bowel syndrome (IBS), pankreatitis kronis, dan gangguan motilitas di usus. SIBO bisa diobati dengan antibiotik atau tambahan nutrisi. Tenaga medis juga mungkin meneliti kondisi lain di baliknya.
Jika curiga mengalami SIBO atau merasakan gejalanya, periksakan ke dokter, terutama gastroenterelog. SIBO dapat didiagnosa dengan tes napas noninvasif, juga tes darah atau kotoran. Mayo Clinic juga menyarankan menyiapkan informasi yang dibutuhkan, seperti obat-obatan yang dikonsumsi, perubahan yang dirasakan belakangan ini, atau pemicu stres. Demikian dilansir dari HuffPost.
Pilihan Editor: Gastroenterolog Ingatkan Bahaya Suplemen Pembersih Usus Besar, Termasuk Gagal Ginjal