Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran besar...Diberi pisang, diberi pisang, lalu dimakan....
Pernah mendengar lagu anak-anak yang dinyanyikan sambil menggambar lingkaran dan senyuman lebar itu? Orang Jepang menyebutnya oekaki uta, yang berarti melukis dengan lagu. Lagu menjadi alat bantu agar anak mudah mengingat proses menggambar. Biasanya gambar oekaki uta berupa hewan atau karakter manga. Medianya bisa kertas atau pasir di taman bermain.
Istilah ini kemudian berkembang menjadi oekaki atau corat-coret. Sebab, oekaki berbentuk gambar sketsa, serupa tapi tak sama dengan doodle. Sementara doodle adalah corat-coret spontan sebagai pengalih perhatian saat orang mengerjakan sesuatu, oekaki dipoles lebih matang. "Oekaki lebih berkonsep. Biasanya berupa gambar anime atau karakter manga," kata Bonita Tasman, 23 tahun, ilustrator di sebuah perusahaan swasta di Jakarta.
Komunitas oekaki berkembang di dunia maya, sejalan dengan menjamurnya pengaruh budaya pop Jepang di Indonesia. Sejumlah situs oekaki berwajah papan buletin bermunculan, seperti Oekaki Central dan Animekaki. Bahkan Deviant Art—papan buletin komunitas seniman digital—juga menyediakan ruang khusus oekaki. Jumlah penggunanya ribuan, dan berasal dari seluruh penjuru dunia.
Peraturan utama oekaki adalah menggambar dengan media digital dan dikerjakan secara online. Gambar oekaki hanya boleh dikerjakan dengan tetikus komputer, tablet, atau layar sentuh. Pengelola situs sudah menyediakan board khusus sebagai media gambar. Jarang sekali anime yang digambar dengan teknik tradisional—dengan pensil dan kertas—boleh dipindai dan diunggah. "Mulai sketsa, melukis, sampai penyelesaian harus dikerjakan di media digital dengan program gambar," kata Bonita.
Ilina Anindita , 16 tahun, pelajar kelas II sekolah menengah atas di Jakarta, mengatakan belajar menggambar anime sejak kelas IV sekolah dasar. Saat dia duduk di sekolah menengah pertama, Gita mulai tertarik pada teknik menggambar digital di Internet. Menurut dia, menggambar oekaki sangat menantang karena harus dikerjakan dalam waktu singkat, misalnya 10 menit. "Kalau sudah mahir, bisa lebih cepat," kata dia.
Pradnya Kasita, mahasiswa seni grafis Institut Teknologi Bandung angkatan 2009, berpendapat serupa. Dia menggemari oekaki sejak kelas I SMP. Dia mulai menggambar oekaki di blog berbahasa Jepang: TegakiE. "Awalnya susah, lama-lama terbiasa," katanya. Blog ini disebutnya menarik karena pemilik akun wajib melakukan posting gambar anime.
Pemilik nama alias Chirusi ini tertarik pada oekaki karena pengelola situs mengizinkan seseorang melihat proses pengerjaan oekaki oleh seniman lain. Untuk itu, oekaki harus dibuat dalam bentuk animasi. "Nanti proses menggambarnya bisa dilihat orang lain. Kita jadi bisa mempelajari teknik baru," katanya.
Setelah gambar oekaki itu selesai, si penonton bisa memberi komentar. Oekaki juga memungkinkan seniman menyimpan karya yang belum selesai.
Penggemar oekaki lainnya, Louis Kanzo, 26 tahun, menuturkan oekaki kini menjadi bagian dari subkultur anime di Internet. "Gaya oekaki berkembang pesat," kata pria yang sedang menempuh pendidikan master of fine art di Melbourne, Australia, ini. Kanzo mengaku menggemari doodling, corat-coret, dan sketsa. Menurut dia, sketsa adalah tahap terpenting dalam menciptakan karya seni. "Ini adalah proses sederhana untuk tujuan besar. Oekaki adalah bagian dari gerakan seni."
Karyanya kini banyak beredar di sejumlah situs komunitas seniman, seperti Deviant Art. Bagi Kanzo, oekaki adalah lukisan digital. Bedanya, media oekaki adalah kertas atau kanvas, meskipun prinsip dasar sketsanya tetap sama. "Ini adalah seni tradisional versus digital," kata dia.
Seniman oekaki menciptakan subkultur sendiri, yang membuat mereka berbeda dengan komunitas seniman tradisional. "Oekaki memiliki pengikut sendiri," kata penggemar komik manga, Marvel, Vertigo, dan The Adventure of Tin Tin ini.
Sejumlah ilustrasi Kanzo pernah diulas pada beberapa majalah internasional, seperti Empty (Australia) dan Ginger Group (Rumania). Dia mengatakan oekaki yang paling populer adalah anime. "Ini adalah komunitas online dengan tujuan berbagi karya seni dan mendapat pengakuan dari orang di seluruh dunia," kata dia. Komunitas online oekaki memungkinkan seniman dan penikmat seni saling memberikan kritik dan pujian.
Apa yang membuat komunitas ini unik dibanding situs komunitas seni digital lain? Rupanya satu oekaki bisa dikerjakan bersama-sama dengan orang dari belahan dunia lain. Untuk itu, Kanzo menuturkan, seorang seniman perlu mengaktifkan fitur kolaborasi menggunakan applet animasi. Lalu dia harus memilih pasangan yang dianggap mampu menyelesaikan gambar tersebut. Partner itu dipilih dari room board atau setidaknya orang yang pernah memberikan komentar. Karena itu, penting memilih mitra yang tepat. "Sebab, pujian atau kritik menjadi tanggung jawab bersama," katanya.
Teknologi yang dipakai dalam online oekaki antara lain applet Java atau ActiveX. Applet berarti program. Beberapa situs menawarkan fitur canggih untuk menghasilkan gambar kualitas tinggi hingga beberapa ratus piksel.
Applet yang paling populer dipakai dalam forum oekaki di Internet adalah OekakiBBS, PaintBBS, atau Shi-Paint. Menurut Kanzo, applet ini memiliki fitur yang lebih sederhana ketimbang program Photoshop atau Illustrator, tapi lebih canggih daripada Microsoft Paint. "Karena itulah seniman oekaki unik. Mereka bisa menghasilkan gambar yang kompleks dengan alat digital yang minim," kata Kanzo.
Kredibilitas seniman oekaki dalam forum sangat ditentukan peringkat. Setiap kali seorang seniman membuat oekaki, karyanya harus dikomentari orang lain untuk mendapat satu poin. Nilai ini menjadi modal si pelukis untuk memperoleh bintang. Oekaki Central, misalnya, memberlakukan tiga peringkat: bintang satu untuk pemula, bintang dua untuk menengah, dan bintang tiga untuk mahir.
Peringkat ini menjadi syarat room board mana yang boleh diikuti. Seperti halnya situs online game, "ruang temu" ini menentukan level dan tingkat kesulitan oekaki. Misal, seorang pemula tidak boleh bergabung dalam room board yang mensyaratkan oekaki animasi. Sebab, animasi hanya boleh dikerjakan penyandang bintang tiga. Jika ingin masuk level yang lebih tinggi, penggambar harus menunjukkan karya lebih bagus.
Meski komunitas ini berada di dunia maya, peraturan yang berlaku sangat ketat. Seniman oekaki tidak boleh sembarangan menggambar. Oekaki bertema erotis dilarang keras, tapi ketelanjangan masih diizinkan. Setiap ruang juga memiliki tema tertentu yang harus dipatuhi. Misalnya The Zoo—ruang khusus untuk pengguna berbintang satu—mensyaratkan oekaki bertema hewan nyata atau fantasi. Gambar karakter hewan dalam video game, seperti Pokemon, masih dibolehkan. Sebaliknya, hewan virtual, seperti Neopets, Furries, dan Hybrid, dilarang.
Tapi tidak semua penggemar anime dan manga menyukai oekaki. Alasannya beragam. Ratu Gita mengaku tidak familiar dengan program digital untuk menggambar. Meski pelajar kelas II SMA ini pernah ikut kursus singkat menggambar manga digital, belakangan dia kembali ke teknik tradisional. "Kalau tangan tidak terlatih memakai tetikus atau tablet, hasilnya pasti jelek," katanya. Dia memilih menggambar pada kertas, kemudian mengunggahnya ke situs.
Ninin P. Damayanti
Situs-situs Oekaki Ternama
Oekaki Central:
Salah satu situs terbaik untuk belajar oekaki. Keanggotaan terbilang ketat.
NeonDragonArt:
Situs populer bagi pengguna oekaki remaja.
Pallid Oekaki:
Membolehkan oekaki dikerjakan dalam waktu 60 menit. Oekaki yang dihasilkan biasanya lebih rumit.
Sutaro Sketcher:
Tempat terbaik untuk mempelajari applet Java oekaki. Sangat berguna bagi pemula yang ingin naik pangkat.
Anime Oekaki Drawing Board:
Situs terbaik untuk belajar oekaki anime atau manga. Sebagian besar penganut fanatik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo