Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengintip Gudeg Yu Djum, Salah Satu Gudeg Legendaris Yogyakarta Sejak 1950

Gudeg, kuliner Yogyakarta ini banyak ragamnya. Salah satu yang ternama Gudeg Yu Djum, begini kisahnya yang dimulai pada 1950.

4 Maret 2023 | 19.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gudeg Yu Jum (TEMPO/Pribadi Wicaksono)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gudeg adalah salah satu masakan khas Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang sangat terkenal akan kenikmatannya. Selama perkembangannya, masyarakat umumnya mengenal gudeg sebagai hidangan dari Yogyakarta sehingga membuat kota ini selain dikenal sebagai Kota Pelajar juga dijuluki Kota Gudeg.

Awal Mula Gudeg

Melansir jogjaprov.go.id, awal mula gudeg hadir di Yogyakarta berangkat dari dibangunnya kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok yang ada di Kotagede pada 1500-an. Gudeg sebenarnya bukan berasal dari kerajaan, melainkan dari rakyat biasa, tetapi pada abad ke-19, belum banyak yang berjualan gudeg. Barulah pada 1940-an, gudeg namanya mulai terkenal dan diperjualbelikan ketika Presiden Soekarno mendirikan Universitas Gadjah Mada (UGM). Seperti tidak lekang oleh waktu, gudeg sampai sekarang pun masih laku keras di pasaran. 

Gudeg berasal dari nangka muda mentah yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan gori. Gudeg dibuat memakan waktu yang cukup lama dengan campuran gula aren, santan, dan rempah-rempah tambahan, termasuk bawang putih, bawang merah, kemiri, biji ketumbar, lengkuas, daun salam, serta daun jati. Biasanya, gudeg disantap dengan tambahan nasi dan diguyur kuah santan kental. Tak lupa juga, tambahan ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan sambal goreng krecek yang semakin menambah kayanya cita rasa gudeg.

Gudeg juga terdiri dari dua jenis, yaitu gudeg kering dan basah. Gudeg kering hanya mempunyai sedikit santan sehingga saus dalam hidangan ini pun sedikit. Sementara itu, gudeg basah memiliki banyak santan dan sausnya pun berlimpah.

Umumnya, gudeg yang berasal dari Yogyakarta memiliki rasa yang lebih manis, lebih kering, dan berwarna kemerahan karena ditambahkan daun jati. Di sisi lain, gudeg asal Solo memiliki tekstur lebih berair, pekat karena banyak santan, dan berwarna keputihan lantaran tidak menggunakan daun jati. Gudeg Yogyakarta dan Solo berbeda dengan gudeg Jawa Timur yang memiliki rasa lebih pedas.

Gudeg Legendaris Asal Yogyakarta, Yu Djum 

Meskipun gudeg memiliki variasi dari berbagai daerah di Pulau Jawa, tetapi tetap saja makanan ini sangat identik dengan Kota Yogyakarta. Wajar saja, di kota ini banyak rumah makan yang menyajikan menu utama gudeg. Namun, terdapat salah satu rumah makan gudeg yang terkenal di Yogyakarta, yaitu Gudeg Yu Djum.

Merujuk laman resminya gudegyudjum, rumah makan gudeg ini mengklaim bahwa mereka menyajikan gudeg dengan kualitas terbaik. Gudeg Yu Djum sudah berdiri sejak 1950 dan menjadi ikon kuliner Yogyakarta. Gudeg dari rumah makan ini memiliki rasa khas dari bahan-bahan pilihan dan bermutu melalui proses masak secara tradisional berdasarkan resep asli yang dipertahankan sampai sekarang. Gudeg ini pun juga diolah secara profesional dengan manajemen yang berpendirian pada kepuasan pelanggan.

Bagi umat muslim tidak perlu khawatir karena Gudeg Yu Djum juga telah memperoleh Sertifikat Halal dari MUI yang menjadi bentuk komitmen rumah makan ini dalam menjamin kehalalan setiap bahan baku dan produk untuk konsumen. Gudeg Yu Djum juga memiliki tempat yang nyaman dan fasilitas lengkap dengan konsep modern. Adapun, menu makanan yang disajikan di rumah makan gudeg legendaris ini, antara lain:

  1. Nasi gudeg yang disajikan lengkap dengan nasi dicampur kuah santan kental , ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan sambal goreng krecek. 

  2. Gudeg kendil adalah salah satu cara penyajian gudeg di dalam kendil dan di masukkan beberapa komponen dari hidangan nasi gudeg. 

  3. Gudeg besek adalah hidangan gudeg yang dibungkus menggunakan besek, wadah dari anyaman bambu. Satu porsi gudeg besek di dalamnya ada sambal goreng krecek, ayam, semur telur, dan areh santan.
  4. Gudeg kaleng yang lebih praktis dan higienis untuk dibawa bepergian ke luar kota dengan ketahanan sampai 1 tahun, jika tidak dibuka dan selama 24 jam, jika sudah dibuka kemasannya.

Pilihan Editor: Warung-warung Legendaris di Yogyakarta dari SGPC Bu Wiryo sampai Gudeg Yu Djum

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus