Mitokondria di jaringan otot rusak menyebabkan parkinson. Perlu obat Deprenyl. PENYEBAB penyakit parkinson dibongkar para peneliti. Biang penyakit yang membuat beberapa bagian tubuh penderita gemetar tanpa terkontrol itu adalah akibat kerusakan pada mitokondria di jaringan otot. Ahli biologi seluler mengenal mitokondria sebagai "pabrik energi" dalam sel-sel tubuh. Selama ini, mereka hanya mengetahui bahwa penyakit degeneratif itu disebabkan kematian pada sel-sel otak, terutama bagian yang mengatur gerakan. Pada penderita parkinson, menurut Douglas C. Wallace yang baru memimpin tim peneliti parkinson di Universitas Emory, Atlanta, Amerika Serikat, ditemukan ada penyusutan sejumlah enzim yang fungsinya memproduksi ATP (- Adenosin Triphosphate) di mitokondria jaringan tubuh. ATP-lah yang mengangkut energi yang dibutuhkan seluruh tubuh, terutama untuk otak. Otak manusia mengonsumsi energi jauh lebih banyak daripada organ-organ tubuh yang lain. Kalau pengiriman energi ke otak rendah, bisa mematikan sel-sel di pusat pengendalian sistem saraf itu. Inilah yang kemudian mengundang bangkitnya parkinson. Mitokondria adalah salah satu dari sekian juta sel yang dihasilkan nigra, yaitu sekelompok sel di bagian atas batang otak. Jaringan mitokondria ini memproduksi dopamine. Belakangan diketahui, dopamine adalah salah satu neurotransmitter, bagian yang sangat penting dalam susunan saraf. Zat ini berfungsi merambatkan loncatan-loncatan listrik yang mengandung perintah dari sel satu ke sel lainnya. Penyebab rusaknya mitokondria, menurut Dokter Sumarjanto, antara lain, akibat radang otak serta pengapuran pembuluh darah otak. "Paling tidak, kita sekarang tahu bahwa sel yang menghasilkan dopamine adalah mitokondria," kata Ketua Ikatan Dokter Ahli Saraf Indonesia Cabang Surabaya itu. Di samping itu, Prof. B. Chandra menyarankan salah satu cara mencegah rusaknya mitokondria yaitu dengan minum Deprenyl. Obat ini melindungi sel-sel dari kematiannya. Ahli saraf dari Universitas Airlangga itu mengemukakan khasiat obat tadi ketika membahas penyakit parkinson pada simposium di Surabaya, Kamis pekan lalu. Akan halnya pengaruh Deprenyl terhadap gejala dini parkinson, sebenarnya telah dilakukan kelompok peneliti di AS. Hasil itu dilaporkan pada 1989. Mereka lalu menelitinya secara pereodik. Terakhir, awal Agustus barusan, mereka mempublikasikan kembali hasil penelitian tersebut. Menurut Dr. Andreas Heinz, ahli neurologi dari Universitas Ruhr Jerman yang berbicara dalam simposium di Surabaya, penelitian tentang pengaruh Deprenyl pada gejala dini parkinson merupakan kelanjutan penelitian tentang zat kimia yang dinamakan MPTP (Methyl Phenyl Tetrahydropyridine). Ini ditemukan pada 1983 di California. Penelitian lanjutan menyebutkan, MPTP ternyata berpengaruh terhadap mitokondria. Dengan MPTP muncullah teori baru mengenai mekanisme parkinson yang berkait dengan mitokondria. "MPTP menyebabkan pengurangan mitokondria. Padahal, fungsi mitokondria membantu sintesa pembuatan dopamine," ujar Prof. B. Chandra kepada TEMPO. Dengan ditemukannya kerusakan mitokondria sebagai penyebab parkinson, gugurlah beberapa teori untuk cara pengobatan penyakit ini. Lebih dari satu setengah abad parkinson diliputi kabut misteri. Penyakit yang umumnya menyerang kaum tua ini cukup menakutkan. Parkinson menggerayangi tubuh secara diam-diam, sejak penderita berusia muda. Ingat saja, misalnya, yang dialami bekas petinju kelas berat Muhammad Ali. Namun, gejala awal parkinson muncul pada usia sekitar 50 tahun. Ini ditandai dengan ekspresi wajah penderita seperti hilang, kemudian kedip mata yang berkurang, dan akhirnya tangan serta kaki bergetar berat tanpa terkontrol. Memang sangat sulit memulihkan orang yang sudah parah dis- erang parkinson. "Namun, setelah penyebabnya ditemukan, jelas akan mengantarkan cara sederhana untuk mencegah meluasnya penyakit ini," kata Douglas C. Wallace. Gatot Triyanto (Jakarta) dan Kelik M. Nugroho (Surabaya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini