SURAT dari Jihad Al Islam, kepada Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar yang dibawa John McCarthy, sandera Inggris yang dilepaskan dua pekan lalu, sepanjang empat folio, diketik dalam bahasa dan huruf Arab. Selain tuntutan pada PBB agar tak bersikap ganda terhadap kasus Kuwait-lrak dan Palestina -lsrael, dan soal pembebasan sandera, diuraikan juga pendapat Jihad Al Islam tentang terorisme, yang biasanya dituduhkan Barat pada mereka. Berikut petikan isi surat, sebagaimana yang dimuat di surat kabar The New York Times. Mengapa PBB memainkan peranannya yang cukup efektif dalam menyelesaikan krisis Perang Teluk, sementara dalam penyelesaian masalah rakyat lslam di Palestina yang sudah berusia 50 tahun, sejak invasi Israel ke wilayah Palestina, PBB tak berperan sama sekali? Dan mengapa resolusi PBB langsung dilaksanakan dalam penyelesaian Perang Teluk, tapi untuk menyelesaikan masalah bangsa Palestina tak satu pun resolusi dilaksanakan sampai beberapa dekade? Lalu apa yang sudah dilakukan PBB untuk melindungi hak-hak asasi kaum muslim dan kaum tertindas lainnya dari serangkaian pembantaian yang berlangsung di dunia? Bagaimana hak menentukan nasib sendiri bagi kaum Islam dan kelompok tertindas di Palestina, Kashmir, dan Afghanistan? Apakah konvensi PBB yang disetujui selama ini menjamin hak-hak mereka menentukan nasib sendiri terlepas dari campur tangan dan tekanan kaum kolonialis Barat? Lalu, apakah Barat tak keberatan dengan cita-cita kaum tertindas untuk menentukan nasib sendiri dengan segala cara: termasuk dengan kekerasan, sebagai tindakan yang bisa diakui dan dibenarkan, karena tak ada hubungannya dengan tindakan terorisme? Apakah kaum tertindas -- yang menuntut kebebasan, kemerdekaan, keadilan, suatu kehidupan yang lebih baik dari musuh mereka yang telah merampas tanah air, sumber-sumber alam, keyakinan mereka dan masa depan keturunan mereka -- bisa dikatakan sebagai kelompok teroris atau sebangsanya? Sejumlah slogan untuk melawan terorisme dunia, seperti yang selama ini didengungkan oleh Amerika dan antek-anteknya, merupakan slogan omong kosong. Tujuan mereka agar dapat mengayunkan pedang peperangan, tatkala kepentingannya terancam oleh pemberontakan kaum tertindas. Karena itu, pemberontakan rakyat tertindas untuk menentukan nasib sendiri, untuk meraih kembali kemerdekaan dan kebebasan, sehingga mereka dapat membangun sebuah tanah air yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan, bukan merupakan tindakan terorisme. Itu adalah hak-hak yang bisa dibenarkan. Namun, bila slogan-slogan untuk melawan terorisme dunia itu memojokkan kami sehingga kami berubah dari tujuan perang suci menghadapi kecongkakan dunia, kami akan terus melanjutkan perang itu tanpa ampun, walau melalui jalur yang sulit sekalipun. Kalau memang tujuan slogan-slogan itu menciptakan perang terbuka antara kami dan mereka, kami sudah benar-benar siap untuk melanjutkan konfrontasi ini, sampai kami mendapatkan kemenangan atau mati sahid. Jadi, dalam pandangan kami, untuk membebaskan pejuang kami dari tahanan Israel dan Eropa, dan untuk menyelesaikan masalah sandera yang kami tahan, kami meminta Anda untuk melakukan usaha-usaha bagi pembebasan semua sandera di seluruh dunia. Kami menunggu jawaban Anda, yang mudah-mudahan dapat memberikan penyelesaian yang bermanfaat. Kami berdoa semoga para pejuang kami yang ditahan akan dibebaskan secara terhormat, dan penduduk dunia ini dapat hidup aman, adil, dan sejahtera, sesuai dengan keyakinan Islam, di bawah kepemimpinan Imam Mahdi yang diharapkan datang menyelamatkan dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini