MULA-MULA dia menyerang kaum homoseks. Lantas menghantam pecandu
obat bius. Sudah 18 bulan penyakit itu gentayangan, namun para
ahli masih belum bisa menjelaskan epidemi apa yang kini
mengancam Amerika itu. Sedangkan keadaan semakin runyam, karena
penyakit yang aneh itu mulai mengambil korban di kalangan bayi
dan anak-anak. Di Kota New York saja tercatat 20 anak terserang.
Para ahli menyebutkan penyakit baru ini sebagai sindroma
kerusakan sistem pertahanan tubuh (acquired immune-deficiency
sndrome). Dia menyebabkan tubuh lemah terhadap serangan
penyakit. Membuat korban gampang kena infeksi dan kanker, atau
kedua-duanya sekaligus.
Daya bunuh penyakit ini digambarkan lebih ganas daripada cacar,
penyakit yang baru berhasil dikalahkan manusia dalam 10 tahun
belakangan ini. Tingkat kematian di antara korban juga tinggi.
Dari 800 korban 300 arang (38%) mati.
Para peneliti yang mewawancarai para penderita menyebutkan
penyakit tersebut mula-mula menyerang dengan gejala seperti
demam yang bolak-balik menyerang, limpa membengkak, turun berat
badan dan hilang nafsu makan. Lantas mereka merasakan kelesuan
yang hebat. Tumpukan gejala itu dari bulan ke bulan tambah
memburuk.
Kemudian menyusullah penderitaan yang lebih parah. Sekitar 30
sampai 40% penderita kena kanker Kaposi yang jarang sekali
ditemukan di Amerika Serikat. Kanker yang ditemukan di Afrikaitu
menampakkan diri di kaki dengan bercak-bercak biru atau cokelat.
Lebih kurang 20% penderitanya meninggal.
Kalau korban penyakit baru ini tidak kena kanker, penyakit
infeksi yang menyerang mereka menadi semakin parah. Karena
virus dan bakteri yang jarang menyusahkan orang selama ini,
ternyata ikut-ikutan menyiksa. Lantaran sistem kekebalan tubuh
si pasien begitu rendah mutunya.
Belum diketahui apa yang menyebabkan sistem pertahanan tubuh
menjadi begitu rusak. Beberapa ahli berteori tentang efek
samping amyl nitrate. Obat ini memang luas dipakai kaum homoseks
karena mereka masih saja tidak puas dengan kenikmatan yang ada
pada sesama jenisnya.
Pembunuh baru yang masih jadi teka-teki ini mula-mula menyerang
kaum homo di Kota New York. "Tak ada orang yang tahu seperti apa
jadinya seorang homoseks di New York," ucap Larry Kramer salah
seorang pendiri organisasi kesehatan orang-orang homoseks di
kota metropolitan itu.
Sebanyak 17 orang teman Kramer mati terserang penyakit itu dan
puluhan lagi mendekam di rumah sakit. "Kayaknya seperti hidup di
London yang terus-menerus diserang Jerman, anda tak tahu kapan
bom berikutnya akan menghantam," katanya menggambarkan ketakutan
yang sekarang menghinggapi orang-orang homoseks di kota itu.
Ada pula yang mengatakan penyakit itu berasal dari Haiti. Kaum
homoseks dari New York memang banyak yang suka pelesir ke sana.
Tetapi itu hanya tinggal dugaan belaka. Karena sekalipun sudah
dikirim tim penyelidik untuk memeriksa pelacur laki-laki di
ibukota Haiti, Port-au-Prince, teori itu belum bisa dibuktikan
kebenarannya. Tidak hanya para pelacur laki-laki yang
diselidiki, juga praktek guna-guna yang luas dikenal di sana,
seperti ritus mencampurkan darah hewan ke darah manusia, ikut
diamati. Hasilnya pun tak ada.
SEMENTARA itu dari sekelompok penderita, para ahli mendapat
kesan bahwa penyakit ini disebabkan organ tubuh yang terjangkit
penyakit infeksi. Pola penyakit itu kelihatannya mirip-mirip
hepatitis B, satu jenis penyakit yang menyerang organ hati, yang
umum menyerang orang homoseks dan pecandu obat bius. Terkadang
hepatitis juga menyerang pasien yang mendapat transfusi darah.
Untuk mencegah penyakit ini kementerian kesehatan di AS mau
melarang orang-orang homoseks menjadi donor darah. Ini
barangkali ada kaitannya dengan seorang yang baru menjalani
operasi jantung mendadak kena penyakit ajaib itu. Diduga
tercemar ketika dapat transfusi darah. Tetapi rencana yang
menyudutkan kaum homoseks itu mendapat tantangan dari berbagai
pihak, karena toh belum diketahui secara pasti apa sebenarnya
yang menyebabkan penyakit yang sudah mengambil korban di 27
negara bagian AS itu.
Semua usaha untuk mengisolasi kuman penyebab infeksi pada
penyakit yang aneh ini pun masih gagal saja. Para peneliti
sampai sekarang belum mampu memindahkan penyakit baru itu ke
tubuh binatang. Satu langkah paling dasar bagi para ahli untuk
membuka kemungkinan meneliti penyebab penyakit di laboratorium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini