Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Godaan penyu di pantai

Populasi penyu terancam, selain telur dan dagingnya, minyaknya juga diburu orang. dalam usaha melestarikan populasi penyu, direktorat ppa membuat peternakan penyu di citereum (cikepuk).(ling)

8 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DEBUR ombak pantai selatan bergemuruh riuh, memecah kedahsyatan malam. Dari cahaya bintang yang bertebaran di langit, tampak sejumlah bayangan hitam merayap menyusur pantai yang berpasir putih halus. Begitu ada kilatan cahaya atau gangguan suara, bayangan itu berhenti. Bahkan ada yang kembali ke laut. Setelah menyusur sekitar 20 meter dari bibir pantai, mereka menggali lubang. Cukup dalam, biasanya sedalam 0,5 meter. Di lubang itulah telur-telur bulat dan berkulit lembek disimpan. Di kawasan itulah -- mulai dari Pelabuhanratu sampai muara Sungai Cikaso, di sebclah selatan Sukabumi, Jawa Barat -- ribuan penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) dari tahun ke tahun bertelur. Dan Samsudin, 18 tahun, petugas PPA Cikepuh setiap malam menunggu penyu naik. Sejak pukul 22.00 dia duduk di tepi pantai. Dalam kegelapan malam "penyu tak akan naik kalau ada kilatan sinar," ujarnya. "Tapi tak semua penyu yang naik ke pantai bertelur." "Upacara" ke pantai untuk bertelur atau untuk sekedar jalan-jalan biasanya menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam. Penyu bertelur sekali dalam 40 - 60 hari. "Jumlah telurnya tergantung pada usia," ujar Agus Tabroni, Kepala Sub Balai PPA, Wilayah III, Jawa Barat. Semakin tua, semakin banyak telurnya, bisa sampai 200 butir. Menurut sensus, ada sekitar 5.000 ekor penyu di kawasan lindungan Cikepuh. Penyu laut, menurut I Njoman Sumertha Nuitja dan Sutomo Akhmad dari Fakultas Perikanan IPB (dalam makalahnya di Kongres Taman Nasional se-Dunia III di Bali Oktober lalu), terdapat di hampir seluruh kawasan Indonesia. Mulai dari Aceh sampai Irian Jaya, juga tersebar banyak di pulau-pulau pantai selatan sampai ke Tanjung Flesko di Sulawesi Utara. Juga terdapat di Kepulauan Karibia spesis Chelonia mydas (penyu hijau), Eretmochelys imbricata (penyu sisik), Dermocbelys coriacea (penyu belimbing). Spesis yang paling terancam eksistensinya, hanya terdapat di pantai Sumatera Barat dan Bualu serta Benoa Bali: Lepidochelys olivacea. Ini di Bali dinamakan penyu Bali, yang dagingnya selain gurih, warnanya putih resik. Nuitja dan Akhmad juga memperkirakan bahwa di Timor dan pulau-pulau sekelilingnya terdapat penyu berpunggung rata, Chelonia depressa. Di sekitar Maluku sampai sekitar Pulau Banggai, Sulawesi Timur, juga terdapat penyu berkepala besar, Caretta caretta. Dua spesis ini diperkirakan cuma terdapat di Indonesia. Terhadap keduanya belum pernah dilakukan penelitian secara mendalam. Direktorat PPA pernah mengusulkan beberapa kawasan terlarang bagi "perampokan" penyu maupun telur penyu. Suatu masa dikhawatirkan penyu cuma tinggal nama (lihat box). Meskipun rasanya beda dengan telur ayam, telur penyu ternyata banyak penggemarnya. Di Pangumbahan, pantai selatan Sukabumi, sebutir telur penyu laku Rp 60Rp 75. Sampai di Sukabumi atau Cianjur, sekantung telur penyu dari 10 butir, laku Rp 1.500. Harga pas. Semua bagian dari penyu mengandung segi ekonomi yang cukup menguntungkan. Dagingnya, terutama di Bali dan Ujungpandang, digemari orang. Bagi yang senang, rasanya lebih enak ketimbang ikan atau ayam.. Kulitnya, selain diawetkan oleh taksidermis, bisa dijadikan berbagai macam benda kerajinan tangan. Mulai dari anting-anting sampai ke sendok nasi. Di Jawa Tengah, di pantai Jepara, minyak penyu atau biasa disebut minyak bulus, harganya naik akhir-akhir ini. Banyak nelayan yang tadinya menangkap ikan kini beralih menjadi pemburu penyu. Nelayan Jepara mencari penyu sampai ke Pulau Karimun Jawa. Seekor penyu yang mempunyai garis tengah 60 cm, bisa laku sekitar Rp 6.000. Yang diutamakan dari penyu Karimun Jawa ini ialah minyaknya yang baunya sangat amis. Penyu, yang makmur makanannya, bisa memproduksi sampai satu liter minyak yang konon bisa menghilangkan kerut merut ketuaan. Dan siapa sih yang mau tua? Menurut beberapa ahli kecantikan tradisional Indonesia, minyak bulus ini bahkan bisa mengencangkan payudara. Asal telaten menggosoknya. Akibatnya, harga minyak meroket. Karena itu, Direkrorat PPA semakin khawatir akan kepunahan penyu. Ada upaya melestarikannya antara lain dengan membuat peternakan penyu di Citirem, desa di Cikepuh. Kawasan lindung yang luasnya 9.000 ha, Cikepuh mempunyai pantai yang landai. Untuk mencapai daerah ini orang harus berjalan kaki 3 jam dari pemukiman penduduk. Setelah melalui pos penjagaan, lewat perkebunan kelapa, hutan rotan, barulah terbentang pantai Cikepuh. Kalau tidak mau jalan kaki lewat hutan --yang penuh banteng dan kerbau liar -- silakan lewat lautan. Penetasan telur penyu Citirem berada di tempat yang agak tinggi, jauh dari jangkauan ombak, sekitar 100 meter dari tepi pantai. Biasanya setelah penyu bertelur dan sang induk meninggalkan pantai, petugas PPA segera menggali pasir pantai yang menimbuni telur. Kemudian telur itu dipindahkan ke penetasan Citirem. Meskipun tempat penetasan telah dipagar dan dijaga, "bulan lalu 400 butir telur dicuri orang," kata Yus Sarifudin, Kepala Resort PPA Cikepuh. Tidak jelas pencurinya, entah binatang. Kalau manusia, entah pula dari dalam PPA sendiri atau orang luar. Setelah 45-60 hari, telur itu menetas. Biasanya sekitar 60% saja yang berhasil menjadi tukik (anak penyu). Menurut Agus Tabroni, pernah dalam Agustus 1981, dilepas 50.000 tukik ke lautan. "Hasilnya baru tampak 5 tahun lagi," ujarnya. Karena penyu baru akan bertelur kembali setelah usianya 5 tahun dan dia akan bertelur terus sampai usia 50 tahun. Musim bertelur yang paling banyak ialah antara Agustus-Oktober. Pada musim barat (Desember-Februari), ketika ombak besar, penyu enggan bertelur. Banyak godaan penyu bagi petugas Resort PPA Cikepuh. Pegawai tetap untuk kawasan PPA yang seluas itu cuma lima orang. Gaji mereka rata-rata cuma Rp 40.000 per bulan. Kerja siang dan malam, meskipun secara bergantian. Siang hari mereka menjaga kawasan darat yang berisi satwa lindungan (banteng, biawak dan lainnya), sedangkan malam hari mereka harus menguntit penyu yang berleha-leha di pantai. Di sebelah daerah lindungan ada pula pantai berpenyu yang menjadi daerah konsesi, tempat orang mengambil telur penyu dengan izin Pemda Sukabumi. Karena telur penyu sama bentuknya, mereka sering saling menuduh, siapa gerangan yang mencuri telur. "Kami sepenuhnya mengandalkan kejujuran petugas," kata Agus Tabroni. Dua bulan lalu dia memecat seorang mandor yang ketahuan telah menjual telur ke Pangumbahan, 18 km dari Cikepuh, dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. PT Perbakti mendapat hak konsesi 10 tahun (sampai 1990). Seorang pekerjanya mengaku sering membeli telur penyu yang baik atau yang leles (tak menetas) dari orang PPA. Tak banyak, cuma sekitar 100-200 butir setiap minggu. Sebaliknya pihak PPA sering menuduh orang dari Pangumbahan melanggar batas kawasan dan memungut telur yang ada di kawasan lindung. Perbakti yang membayar Rp 7 juta per tahun kepada Pemda Sukabumi berhasil mengumpulkan sekitar 3.000 butir telur setiap malam. Pegawainya mendapat gaji Rp 10.000 - Rp 25.000 setiap bulan, ditambah lagi dengan upah Rp 50 untuk setiap 10 butir telur. Orang bisa tergoda lagi dengan hadirnya Perbakti. Maka Agus Tabroni kabarnya pernah menghubungi Pemda Sukabumi agar izin pengambilan telur dengan cara konsesi ini dihapuskan saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus