DEBUR ombak pantai selatan bergemuruh riuh, memecah kedahsyatan
malam. Dari cahaya bintang yang bertebaran di langit, tampak
sejumlah bayangan hitam merayap menyusur pantai yang berpasir
putih halus. Begitu ada kilatan cahaya atau gangguan suara,
bayangan itu berhenti. Bahkan ada yang kembali ke laut. Setelah
menyusur sekitar 20 meter dari bibir pantai, mereka menggali
lubang. Cukup dalam, biasanya sedalam 0,5 meter. Di lubang
itulah telur-telur bulat dan berkulit lembek disimpan.
Di kawasan itulah -- mulai dari Pelabuhanratu sampai muara
Sungai Cikaso, di sebclah selatan Sukabumi, Jawa Barat -- ribuan
penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys
coriacea) dari tahun ke tahun bertelur. Dan Samsudin, 18 tahun,
petugas PPA Cikepuh setiap malam menunggu penyu naik. Sejak
pukul 22.00 dia duduk di tepi pantai. Dalam kegelapan malam
"penyu tak akan naik kalau ada kilatan sinar," ujarnya. "Tapi
tak semua penyu yang naik ke pantai bertelur."
"Upacara" ke pantai untuk bertelur atau untuk sekedar
jalan-jalan biasanya menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam. Penyu
bertelur sekali dalam 40 - 60 hari. "Jumlah telurnya tergantung
pada usia," ujar Agus Tabroni, Kepala Sub Balai PPA, Wilayah
III, Jawa Barat. Semakin tua, semakin banyak telurnya, bisa
sampai 200 butir. Menurut sensus, ada sekitar 5.000 ekor penyu
di kawasan lindungan Cikepuh.
Penyu laut, menurut I Njoman Sumertha Nuitja dan Sutomo Akhmad
dari Fakultas Perikanan IPB (dalam makalahnya di Kongres Taman
Nasional se-Dunia III di Bali Oktober lalu), terdapat di hampir
seluruh kawasan Indonesia. Mulai dari Aceh sampai Irian Jaya,
juga tersebar banyak di pulau-pulau pantai selatan sampai ke
Tanjung Flesko di Sulawesi Utara. Juga terdapat di Kepulauan
Karibia spesis Chelonia mydas (penyu hijau), Eretmochelys
imbricata (penyu sisik), Dermocbelys coriacea (penyu belimbing).
Spesis yang paling terancam eksistensinya, hanya terdapat di
pantai Sumatera Barat dan Bualu serta Benoa Bali: Lepidochelys
olivacea. Ini di Bali dinamakan penyu Bali, yang dagingnya
selain gurih, warnanya putih resik.
Nuitja dan Akhmad juga memperkirakan bahwa di Timor dan
pulau-pulau sekelilingnya terdapat penyu berpunggung rata,
Chelonia depressa. Di sekitar Maluku sampai sekitar Pulau
Banggai, Sulawesi Timur, juga terdapat penyu berkepala besar,
Caretta caretta. Dua spesis ini diperkirakan cuma terdapat di
Indonesia. Terhadap keduanya belum pernah dilakukan penelitian
secara mendalam.
Direktorat PPA pernah mengusulkan beberapa kawasan terlarang
bagi "perampokan" penyu maupun telur penyu. Suatu masa
dikhawatirkan penyu cuma tinggal nama (lihat box). Meskipun
rasanya beda dengan telur ayam, telur penyu ternyata banyak
penggemarnya. Di Pangumbahan, pantai selatan Sukabumi, sebutir
telur penyu laku Rp 60Rp 75. Sampai di Sukabumi atau Cianjur,
sekantung telur penyu dari 10 butir, laku Rp 1.500. Harga pas.
Semua bagian dari penyu mengandung segi ekonomi yang cukup
menguntungkan. Dagingnya, terutama di Bali dan Ujungpandang,
digemari orang. Bagi yang senang, rasanya lebih enak ketimbang
ikan atau ayam.. Kulitnya, selain diawetkan oleh taksidermis,
bisa dijadikan berbagai macam benda kerajinan tangan. Mulai dari
anting-anting sampai ke sendok nasi.
Di Jawa Tengah, di pantai Jepara, minyak penyu atau biasa
disebut minyak bulus, harganya naik akhir-akhir ini. Banyak
nelayan yang tadinya menangkap ikan kini beralih menjadi pemburu
penyu. Nelayan Jepara mencari penyu sampai ke Pulau Karimun
Jawa. Seekor penyu yang mempunyai garis tengah 60 cm, bisa laku
sekitar Rp 6.000. Yang diutamakan dari penyu Karimun Jawa ini
ialah minyaknya yang baunya sangat amis.
Penyu, yang makmur makanannya, bisa memproduksi sampai satu
liter minyak yang konon bisa menghilangkan kerut merut ketuaan.
Dan siapa sih yang mau tua? Menurut beberapa ahli kecantikan
tradisional Indonesia, minyak bulus ini bahkan bisa
mengencangkan payudara. Asal telaten menggosoknya. Akibatnya,
harga minyak meroket.
Karena itu, Direkrorat PPA semakin khawatir akan kepunahan
penyu. Ada upaya melestarikannya antara lain dengan membuat
peternakan penyu di Citirem, desa di Cikepuh.
Kawasan lindung yang luasnya 9.000 ha, Cikepuh mempunyai pantai
yang landai. Untuk mencapai daerah ini orang harus berjalan kaki
3 jam dari pemukiman penduduk. Setelah melalui pos penjagaan,
lewat perkebunan kelapa, hutan rotan, barulah terbentang pantai
Cikepuh. Kalau tidak mau jalan kaki lewat hutan --yang penuh
banteng dan kerbau liar -- silakan lewat lautan.
Penetasan telur penyu Citirem berada di tempat yang agak tinggi,
jauh dari jangkauan ombak, sekitar 100 meter dari tepi pantai.
Biasanya setelah penyu bertelur dan sang induk meninggalkan
pantai, petugas PPA segera menggali pasir pantai yang menimbuni
telur. Kemudian telur itu dipindahkan ke penetasan Citirem.
Meskipun tempat penetasan telah dipagar dan dijaga, "bulan lalu
400 butir telur dicuri orang," kata Yus Sarifudin, Kepala Resort
PPA Cikepuh. Tidak jelas pencurinya, entah binatang. Kalau
manusia, entah pula dari dalam PPA sendiri atau orang luar.
Setelah 45-60 hari, telur itu menetas. Biasanya sekitar 60% saja
yang berhasil menjadi tukik (anak penyu). Menurut Agus Tabroni,
pernah dalam Agustus 1981, dilepas 50.000 tukik ke lautan.
"Hasilnya baru tampak 5 tahun lagi," ujarnya. Karena penyu baru
akan bertelur kembali setelah usianya 5 tahun dan dia akan
bertelur terus sampai usia 50 tahun. Musim bertelur yang paling
banyak ialah antara Agustus-Oktober. Pada musim barat
(Desember-Februari), ketika ombak besar, penyu enggan bertelur.
Banyak godaan penyu bagi petugas Resort PPA Cikepuh. Pegawai
tetap untuk kawasan PPA yang seluas itu cuma lima orang. Gaji
mereka rata-rata cuma Rp 40.000 per bulan. Kerja siang dan
malam, meskipun secara bergantian. Siang hari mereka menjaga
kawasan darat yang berisi satwa lindungan (banteng, biawak dan
lainnya), sedangkan malam hari mereka harus menguntit penyu yang
berleha-leha di pantai.
Di sebelah daerah lindungan ada pula pantai berpenyu yang
menjadi daerah konsesi, tempat orang mengambil telur penyu
dengan izin Pemda Sukabumi. Karena telur penyu sama bentuknya,
mereka sering saling menuduh, siapa gerangan yang mencuri telur.
"Kami sepenuhnya mengandalkan kejujuran petugas," kata Agus
Tabroni. Dua bulan lalu dia memecat seorang mandor yang ketahuan
telah menjual telur ke Pangumbahan, 18 km dari Cikepuh, dan
hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.
PT Perbakti mendapat hak konsesi 10 tahun (sampai 1990). Seorang
pekerjanya mengaku sering membeli telur penyu yang baik atau
yang leles (tak menetas) dari orang PPA. Tak banyak, cuma
sekitar 100-200 butir setiap minggu. Sebaliknya pihak PPA sering
menuduh orang dari Pangumbahan melanggar batas kawasan dan
memungut telur yang ada di kawasan lindung.
Perbakti yang membayar Rp 7 juta per tahun kepada Pemda Sukabumi
berhasil mengumpulkan sekitar 3.000 butir telur setiap malam.
Pegawainya mendapat gaji Rp 10.000 - Rp 25.000 setiap bulan,
ditambah lagi dengan upah Rp 50 untuk setiap 10 butir telur.
Orang bisa tergoda lagi dengan hadirnya Perbakti. Maka Agus
Tabroni kabarnya pernah menghubungi Pemda Sukabumi agar izin
pengambilan telur dengan cara konsesi ini dihapuskan saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini