Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti menemukan variasi virus corona baru yang muncul dari mutasi Covid-19. Virus bernama Corona B117 itu terkonfirmasi oleh para peneliti di Inggris dan telah terdeteksi di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Relawan Covid-19, Muhammad Fajri Adda mengatakan riset di Inggris menunjukkan mutasi Covid-19 berpengaruh pada efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin, khususnya vaksin Novavax dan vaksin AstraZeneca.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada vaksin Novavax, virus Corona B117 menyebabkan efikasi menurun dari 96 persen menjadi 86 persen. Sementara efikasi vaksin AstraZeneca berkurang dari 84 persen menjadi 75 persen.
Vaksin Novavax dan vaksin Astrazeneca merupakan dua jenis vaksin yang dipesan pemerintah Indonesia untuk program vaksinasi nasional. "Mutasi virus ini berpengaruh pada manfaat vaksin," ujar Fajri dalam video di akun Instagram pribadinya, Rabu 3 Maret 2021.
Lantas bagaimana dengan vaksin Sinovac yang saat ini sudah disuntikkan kepada sejumlah masyarakat Indonesia. Fajri menjelaskan perusahaan vaksin Sinovac masih meneliti pengaruh varian baru Covid-19 atau Corona B117 terhadap vaksin buatan mereka.
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Selain mutasi Covid-19 dari Inggris, mutasi virus asal Afrika dan Brazil juga perlu diperhatikan. Menurut Fajri, mutasi Covid-19 dari Afrika yang paling diperhitungkan. Musababnya, mutasi virus ini mengakibatkan vaksin AstraZeneca tidak berpengaruh. "Mutasi Covid-19 dari Afrika ini sudah meluas ke 46 negara," tutur Fajri.
Untuk menghindari semua mutasi Covid-19 ini, dia mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker. "Semakin banyak transmisi antar-manusia, semakin cepat perubahan virus ini," kata Fajri. "Wajib protokol kesehatan supaya virus tidak berubah."
Surveilance genomic atau pengurutan genom virus juga diperlukan untuk mengenali setiap virus. Fajri menambahkan, Indonesia telah mengurutkan 440 dari jutaan genom Covid-19. Pengurutan genom ini penting untuk dapat mengenali dan mencari cara melumpuhkan virus tersebut.