Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kuliner lezat yang bisa ditemukan oleh penonton MotoGP Mandalika di Lombok Nusa Tenggara Barat bukan hanya ayam taliwang, sate rembiga atau plecing kangkung. Ada juga kuliner bernama Nasi Balap Puyung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuliner satu ini bisa ditemukan di rumah makan Inaq Esun yang terletak di Jalan By Pass Bil Praya, Tanak Awu, Pujut, Lombok Tengah. Selama gelaran MotoGP Mandalika, cukup banyak wisatawan yang mampir untuk mencicip masakan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasi Balap Puyung terdiri dari nasi putih, kacang kedelai dengan lauk ayam plecingan dan ayam kriuk. Dengan paduan itu, cita rasa yang dihasilkan adalah gurih dan pedas yang menggugah selera.
Seorang pengunjung asal Jakarta, Lisa mengtaakan Nasi Balap Puyung menjadi kuliner favoritnya sebagai penyuka pedas. Ia tak perlu lagi meminta tambahan sambal pada pegawai restoran untuk menambah rasa pedas dalam makanannya.
Pengelola Nasi Balap Puyung Inaq Esun Wiwin mengatakan menu sederhana ini bertahan sejak lama. Berbicara asal penamaan nasi ini, maka terkait dengan seorang wanita bernama Inaq Esun.
Pada 1970-an, Inaq Esun berjualan makanan di Pasar Kebon Roek, Mataram dengan sistem barter. Makanan yang dia jual selalu menjadi rebutan para pelanggannya.
Sekitar 20 tahun kemudian, Inaq Esun memiliki cucu yang berprofesi sebagai pembalap lokal dan sering memenangkan pertandingan. Usai sang cucu yang tak disebutkan namanya itu menang balap, selalu saja mengajak teman-temannya maka di warung nasi milik neneknya. Dari sana kemudian warung nasi sang nenek diberi nama Nasi Balap Puyung.
"Sekarang cucunya (Inaq Esun) melanjutkan. Nasi, kacang kedelai, ayam plecingan, ayam kriuk. Menu ini bertahan sejak lama. Lauk dibawa dari puyung supaya rasanya sama," kata Wiwin.
Untuk menikmati lezatnya Nasi Balap Puyung, pengunjung hanya perlu membayar Rp20 ribu. Dalam sehari, Wiwin mengaku menyiapkan sebanyak 65 porsi dan selalu habis apalagi di masa gelaran ajang MotoGP Mandalika. Menurut Wiwin, sebagian pelanggan datang makan langsung di tempat dan lainnya memilih membawa pulang kuliner itu untuk disantap di penginapannya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.