Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus leptospirosis akhir-akhir ini meningkat di beberapa daerah di Indonesia. Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Semarang, Muchlis Achsan Udji Sofro, mengatakan penyebab hingga penanganan tepat terkait penyakit itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Muchlis, penyebab penyakit leptospirosis pada manusia ialah bakteri bernama Leptospira interrogans dan biasanya ada di daerah rawan banjir atau ada genangan air seperti area persawahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selain itu, biasa dialami juga oleh orang yang hygiene (kebersihannya) tidak terjaga seperti jarang cuci tangan, memiliki luka terbuka yang tidak diobati, terutama kulit pecah-pecah," katanya.
Muchlis mengatakan bakteri Leptospira bisa menjangkiti manusia lewat binatang, khususnya tikus. Bakteri tersebut tersebar lewat kencing tikus dan berpindah ke genangan air atau banjir sehingga akhirnya menyebabkan manusia mengalami leptospirosis.
Ketua Divisi Penyakit Infeksi KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang itu mengatakan gejala umum yang dialami penderita leptospirosis ringan ialah demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot. Namun, untuk penderita leptospirosis akut biasanya dapat terjadi infeksi pada organ tubuh penting lain, ditandai dengan pendarahan seperti gusi berdarah atau batuk berdarah serta kulit yang menguning.
Waspadai banjir
Penyakit leptospirosis umumnya menjangkiti orang dewasa mengingat mobilitasnya di tengah kondisi banjir lebih tinggi dibanding anak-anak sehingga potensi terinfeksinya juga lebih besar. Muchlis mengatakan untuk penanganan apabila orang mengalami gejala-gejala yang disebutkan, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter.
"Pengobatan leptospirosis itu dalam keadaan ringan atau sedang 85 persen mudah sekali cukup diberikan antibiotik doksisiklin dan amoksisilin. Selama tujuh hari pengobatan sudah selesai," ujar Muchlis.
Meski demikian, untuk orang yang dinyatakan mengalami leptospirosis akut akan mendapatkan khusus di rumah sakit dengan injeksi cefriaxone karena biasanya leptospirosis akut bisa menyebabkan kerusakan lain pada organ-organ penting seperti jantung (miokarditis), hati (hepatitis), hingga ginjal.
Apabila tidak ditangani dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kematian. Sebagai langkah pencegahan dari penyakit ini, Muchlis menyarankan, khususnya untuk masyarakat di daerah rawan banjir, agar dapat terus menjaga kebersihan.
Di Indonesia, berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan pada Desember 2022, terdapat 1.408 kasus leptospirosis, 139 di antaranya dinyatakan meninggal. Beberapa daerah dengan laju kasus tinggi pada periode tersebut di antaranya Jawa Tengah dengan 502 kasus dan Case Fatality Rate (CFR) berkisar 13.94 persen. Kemudian Jawa Timur mencapai 401 kasus dengan CFR 3,49 persen, ada juga Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 235 kasus dan CFR 5,53 persen, disusul Jawa Barat dengan 187 kasus dan CFR 16,04 persen, serta Banten dengan 64 kasus dengan CFR 18,75 persen.
Pilihan Editor: Efek Samping Gigitan Tikus, Gejala, Penyakit, dan Perawatan