Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis gizi klinik di Rumah Sakit Universitas Indonesia Depok, Wiji Lestari, menyebut pentingnya asupan makanan sehat bagi pasien kanker apapun agar terhindar dari risiko malnutrisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Nutrisi ini penting untuk pengidap kanker, baik yang baru terdiagnosis maupun sedang menjalani terapi karena pengidap kanker sangat berisiko mengalami malnutrisi,” kata Wiji, Rabu, 28 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasalnya, sel kanker umumnya melepaskan zat-zat pro-inflamasi atau peradangan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme zat gizi pada tubuh. Semakin tinggi laju metabolisme tubuh maka semakin besar juga kebutuhan nutrisinya.
Apabila nutrisi tubuh dari makanan sehat tidak terpenuhi dengan baik, penderita kanker akan lebih berisiko mengalami malnutrisi. Tak hanya itu, risiko malnutrisi pada penderita kanker juga bisa disebabkan faktor lain seperti efek samping terapi, komplikasi atau gejala penyerta penyakit, masalah psikis, dan lainnya.
Jika malnutrisi berlanjut dikhawatirkan pasien akan menderita kaheksia kanker yang bisa menjadi penyebab sekitar 20-30 persen kematian pada penderita kanker. Kaheksia kanker ditandai penurunan berat badan lebih dari 5 persen dalam 12 bulan atau kurang, kelelahan fisik atau mental, ketidakmampuan beraktivitas normal, anoreksia, massa dan kekuatan otot menurun, hingga tanda-tanda inflamasi yang meningkat.
“Kaheksia kanker kisarannya bervariasi, tergantung jenis dan stadium atau beratnya kanker. Namun, bisa terjadi pada sekitar 70 persen penderita kanker,” tutur Wiji.
Kaheksia kanker
Untuk menghindari risiko malnutrisi dan kaheksia kanker, Wiji mengingatkan pentingnya skrining risiko malnutrisi pada pasien kanker. Skrining risiko malnutrisi harus dilakukan sedini mungkin, bahkan saat baru pertama kali didiagnosis agar dokter dapat memonitor status gizinya dan merekomendasikan makanan sehat yang tepat.
Secara umum, pasien kanker yang masih dapat beraktivitas seperti biasa butuh kalori 30-35 kkal/kg BB/hari. Bagi yang lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur, kalori yang dibutuhkan 20-25 kkal/kg BB/hari, serta pasien obesitas butuh kalori yang disesuaikan dengan berat badan ideal.
“Yang cukup tinggi peningkatan kebutuhan nutrisi pasien kanker adalah protein karena kaitannya dengan penurunan massa otot,” katanya.
Pasien kanker perlu asupan protein sebanyak 1.2-2 gr/kg BB/hari dan disesuaikan dengan fungsi ginjal serta hati. Wiji pun merekomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung asam amino rantai cabang (BCAA) untuk memperbaiki selera makan dan mempertahankan massa otot pasien. BCAA bisa didapat dari putih telur, ikan, ayam, daging sapi, susu, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang polong.
Selain BCAA, pasien kanker juga boleh mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3 yang bisa didapat dari ikan kembung, tuna, makarel, lele, dan salmon. Asam lemak omega-3 juga bisa didapat dari suplemen minyak ikan EPA sebanyak 2 gr/hari.
Tak hanya itu, penderita kanker juga butuh asupan lemak sebanyak 25-30 persen dari energi total serta kebutuhan karbohidrat yang disesuaikan kondisi pasien. Pemenuhan makanan karbohidrat ini bisa didapat dari nasi, ubi, singkong, kentang, jagung, gandum, dan buah-buahan.
“Vitamin dan mineral juga perlu diberikan tetapi jangan berlebihan karena kaitannya dengan beberapa interaksi terapi pengobatan,” papar Wiji.
Jika sudah terjadi gangguan makan atau tanda-tanda malnutrisi pada pasien, rekomendasi makanan sehat di atas dapat dimodifikasi dalam bentuk lebih lunak atau halus (bubur, cincang, atau blender). Jangan sampai asupan nutrisi pasien kanker kurang dari 60 persen kebutuhan tubuhnya selama satu minggu agar terhindar dari risiko malnutrisi.
“Kadang-kadang ada mitos atau misinformasi yang membatasi asupan makanan pada pasien kanker. Sebetulnya tidak sepenuhnya salah tetapi harus disesuaikan dengan kondisi pasien,” jelasnya.
Apabila pasien sudah mengalami malnutrisi berat sebaiknya jangan batasi konsumsi makanan sehat. Wiji juga menyarankan untuk memilih makanan yang disukai pasien kanker agar dapat memakannya dengan baik.
“Cairan itu harus diperhatikan karena dehidrasi bisa memperburuk kondisi pasien kanker. Jaga juga kebersihan rongga mulut pasien,” tutur Wiji.