Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sampah plastik low-value seperti kantung kresek bekas kerap tidak terkelola dengan baik karena dinilai jenisnya yang ringan dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomi signifikan. Kurangnya pengelolaan sampah plastik low-value ini mendorong Chandra Asri untuk menginisiasi kemitraan multi-pihak dalam kolaborasi pemanfaatan sampah plastik low-value untuk dijadikan campuran aspal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan pemanfaatan sampah plastik kresek yang tergolong low-value dapat diolah kembali dalam konsep ekonomi sirkular untuk menjadi aspal plastik. Sebagai bahan baku campuran aspal dengan spesifikasi tertentu, sampah plastik low-value dapat meningkat nilai ekonominya menjadi high-value karena dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. "Salah satu langkah penting dalam mengimplementasikan aspal dengan campuran sampah plastik low value tersebut adalah kolaborasi dan peran aktif multi pihak untuk mewujudkannya," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada pertengahan Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Edi Rivai mengatakan momentum peringatan Hari Sampah Nasional ini timnya ingin menekankan kembali pentingnya kolaborasi multipihak untuk mengentaskan permasalahan sampah di Indonesia. "Bersama para mitra, kami terus berupaya membangun rantai pasok terbaik untuk mendukung implementasi program aspal plastik sebagai salah satu inisiatif ekonomi sirkular kami," kata Edi Riavai.
Edi menilai program aspal plastik ini juga bisa menjadi medium timnya memberikan nilai dan mendorong pengelolaan sampah plastik low-value. "Sekaligus membantu pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam penyediaan infrastruktur berkelanjutan bagi masyarakat,” lanjutnya.
Pemanfaatan sampah plastik low-value untuk pengaspalan jalan juga sudah dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia. Berdasarkan penelitian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penambahan sampah plastik low-value jenis kresek terbukti dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40 persen. Salah satu daerah yang telah sukses mengimplementasikan jalan aspal plastik adalah Kabupaten Garut. Berkolaborasi dengan Chandra Asri dan Yayasan Bakti Barito, Pemerintahan Kabupaten Garut berkomitmen untuk menerapkan jalan aspal plastik sepanjang 50 kilometer pada tahun 2022 hingga 2023.
Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Garut, Asep Oo Kosasih mengatakan kerja sama antara swasta dan pemerintah ini diharapkan bisa menciptakan solusi guna mengurai permasalahan sampah sekaligus membangun infrastruktur yang mumpuni. "Program aspal plastik ini dapat meningkatkan efisiensi anggaran pemeliharaan karena stabilitas jalan yang meningkat hingga 40 persen sehingga jalan tidak mudah retak dan dapat digunakan lebih lama dibandingkan aspal konvensional," lanjut Asep.
Ia mengatakan hal ini sejalan dengan misi Garut. "Yaitu untuk mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan fungsi ruang untuk dapat mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya,” lanjutnya.
Implementasi program aspal plastik tidak terlepas dari peran industri daur ulang yang mengelola sampah dari pemulung ataupun pelapak. Dalam menjalankan program aspal plastik, Chandra Asri dan mitra didukung oleh mitra asosiasi, salah satunya Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), yang menyediakan pasokan bahan baku sampah plastik sebagai campuran aspal.
Wakil Ketua ADUPI, Justin Wiganda, mengatakan timnya melihat potensi yang besar dari sampah plastik low-value jenis kresek. Salah satunya adalah dengan dimanfaatkan menjadi bahan baku campuran aspal untuk diterapkan di infrastruktur jalan raya sebagai wujud ekonomi sirkular. "Pemanfaatan sampah plastic low-value ini juga dapat meningkatkan jumlah bahan baku daur ulang plastik yang terkumpul, meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik dari low-value menjadi high-value dan membantu memberikan pendapatan lebih bagi Ppapak dan pekerja sektor informal lainnya serta mendorong pertumbuhan Industri Daur Ulang dalam negeri,” kata Justin.
Justin melanjutkan, ADUPI siap berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain untuk membantu menangani permasalahan sampah terutama sampah plastik. Bersama pemerintah, ADUPI juga membangun standar bahan baku daur ulang plastik dan memberi kontribusi besar untuk mempercepat implementasi ekonomi sirkular dalam bidang plastik di Indonesia.
Chandra Asri pertama kali menerapkan aspal plastik untuk jalan di pabriknya sendiri pada 2018 dengan berkolaborasi bersama anggota ADUPI untuk pemenuhan bahan baku cacahan plastik. Sejak itu, Hingga tahun 2022, Chandra Asri dan mitra dari pemerintah, pemangku kepentingan telah mengimplementasikan aspal plastik di sepanjang 78,3 kilometer jalan dengan mengelola lebih dari 650 ton sampah plastik dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.