Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Rencana Seorang Dokter Muda

Klinik khusus untuk sakit paru-paru gawat di pekanbaru, riau, dibangun oleh seorang dokter muda, thabrani rab, 37, ia juga merencanakan akan membangun rumah sakit untuk kaum miskin di desa tampan. (ksh)

7 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Pekanbaru, ibukota Propinsi Riau adalah seorang dokter yang begitu besar niatnya sebagai "pedagang" pelayanan kesehatan, sampai-sampai ia berani membuka klinik seharga Rp 40 juta Terletak di Jalan Sudirman klinik khusus untuk sakit paru-paru gawat itu, nampak cukup penting, sebab gubernur datang kesitu untuk meresmikannya. Dr Thabrani Rab, ahli paru-paru yang berumur 37 ini, membangun klinik tersebut nampaknya dengan tujuan ganda juga. Karena klinik yang dibuka selama ' jam itu, di samping menerima penlerita penyakit paru-paru, bertindak juga sebagai rumahsakit darurat untuk penyakit gawat dan mendadak. Lantas penyakit apa saja, sedapat mungkin dia tolong juga. Habis, untuk kota sebesar Pekanbaru tampaknya belum memerlukan klinik untuk pelayanan spesialis. Tampan Belum tiga bulan umurnya, klinik milik dokter kelahiran Bagan Siapi-api tadi memang nampak maju. Seharinya 50 pasien meminta pertolongan ke sana. Sebagai sarana usaha, klinik tadi tentu tidak dikehendaki Thabrani menjadi sebagai badan sosial yang ringan membantu dan gratis. Tapi nyatanya, dari statistik terbacalah betapa besarnya pengunjung tak mampu yang menjadi tamu. Mereka terdiri dari buruh kasar dan petani kecil. Apalah yang bisa diharapkan dari pasien sekurus itu. Penghasilan mereka sehari paling Rp 700. Sementara untuk biaya pengobatan penyakit paru-paru yang mereka derita, sehari sedikitnya Rp 1.200. Tapi nampaknya Thabrani Rab adarjuga bahwa pekerjaannya itu takkan bertahan lama. Sebab di rumahsakit yang lebih besar dari kliniknya di Pekanbaru itu, orang tak mau perduli pasien miskin atau makmur, pokoknya bayar. Itulah makanya tumbuh niat pada Thabrani untuk mendirikan semacam rumah sakit perawatan khusus untuk orang miskin dan penderita paru-paru yang gawat. Rumahsakit kaum miskin dan TBC an itu direncanakan memakan biaya Rp 200 juta. Terletak agak jauh dari kota Pekanbaru, pada sebuah desa bernama Tampan. Ah, usahamu ini seperti mau menggantang asap, anak muda! "Memang orang bilang saya gila. Guru saya juga bilang begitu. Tapi saya coba," jawabnya kepada Koresponden TEMPO Rida K. Liamsi. Ia tak kecewa dengan anggapan buruk orang lain. Rencana itu sudah matang dalam benaknya. Tanah untuk rumahsakit tersebut sudah dia beli Rp 2 juta. Dari kantongnya sendiri. Dan menurut keyakinannya yang muda itu, rumahsakit akan rampung juga, sekalipun biaya ditunjang dengan penghasilan kliniknya. Tambah sumbangan dari para perawat yang merelakan sebagian dari gaji mereka untuk Proyek Tampan itu. Masyarakat Pekanbaru sendiri bagaimana reaksinya terhadap niat "gila" dokter Bagan Siapi-api itu? "Partisipasi sih banyak, meskipun masih bersifat air ludah," katanya berkelakar. Ia kecewa benar, sebab dari 1000 lembar selebaran mengetuk hati kaum dermawan, ternyata hanya Rp 10.250 yang terkumpul. Rp 5.000 dari kepala polisi dan masing-masing Rp 1.000 dari 5 penyumbang yang lain. Yang Rp 250? Dari seorang penderita TBC yang sengaja datang ke rumah dokter kesayangannya itu. "Ini Pak dokter untuk anak cucu saya," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus