Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Risiko Komplikasi Mengintai Wanita Hamil Penderita Migrain

Peneliti mengatakan migrain dapat menyebabkan hasil kehamilan yang merugikan. Apa saja yang perlu diperhatikan?

7 Mei 2023 | 21.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wanita memiliki peluang 2-3 kali lebih tinggi mengalami migrain dibanding pria dan kondisi ini paling sering terjadi pada wanita berusia 18-44 tahun. Peneliti dari Brigham and Women's Hospital di Boston, Amerika Serikat, mengatakan migrain dapat menyebabkan hasil kehamilan yang merugikan, seperti disiarkan Medical Daily.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para peneliti melakukan studi skala besar untuk memastikan hubungan antara migrain yang sudah ada sebelumnya dan kemungkinan diabetes gestasional, hipertensi gestasional, preeklampsia, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah selama kehamilan. Temuan studi, yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, menunjukkan meskipun tidak terkait diabetes gestasional atau berat badan lahir bayi rendah, migrain berkaitan dengan risiko kelahiran prematur 17 persen lebih tinggi, hipertensi gestasional 28 persen lebih tinggi, dan preeklampsia 40 persen lebih tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para peneliti memperhatikan kemungkinan komplikasi selama kehamilan meningkat karena sakit kepala jadi lebih parah. Namun, yang mengonsumsi aspirin memiliki risiko jauh lebih rendah mengalami kelahiran prematur dan komplikasi terkait, terutama preeklampsia, sesuai temuan penelitian.

Perlunya skrining
Sarah E. Vollbracht, profesor neurologi di Universitas Columbia di New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan skrining migrain harus dimasukkan dalam penilaian awal kehamilan terkait temuan ini.

"Mengingat tingginya prevalensi migrain pada wanita usia subur, temuan ini menunjukkan skrining migrain harus dimasukkan dalam penilaian obstetrik awal untuk menentukan apakah perempuan berisiko hasil kehamilan yang merugikan dan wanita hamil dengan migrain harus diikuti selama kehamilan dan dipantau untuk perkembangan gangguan hipertensi pada kehamilan," katanya.

Dr. Matthew Robbins, profesor neurologi di Weill Cornell Medicine di New York yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan temuan tersebut kemungkinan akan memberikan jalan baru untuk penelitian masa depan mengenai subjek tersebut.

"Sekarang, kita tahu risiko ini dapat meluas ke komplikasi kehamilan, termasuk tingkat yang lebih tinggi dari kondisi kardiovaskular khusus kehamilan seperti hipertensi gestasional dan preeklampsia," jelasnya, seperti dilansir Medical News Today.

Pilihan Editor: 4 Tahapan Sebelum Serangan Sakit Kepala Migrain

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus