Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Rusaknya Pertahanan Tubuh

Penyakit aids tidak hanya berjangkit di kalangan homoseks tetapi juga bisa kepada setiap orang. Menurut Dr.G.M. Antal pertambahan penderita aids cukup mencemaskan. (ksh)

10 November 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HUBUNGAN seks yang tidak biasa, yang dilakukan dua insan sejenis, tiga tahun lalu mendapat cap baru: penyakit AIDS - Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit yang menyusutkan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit ini memang banyak ditemukan di kalangan homoseks. Dan kemudian cukup menggemparkan, karena angka kematian di kalangan penderitanya tinggi. Belakangan, AIDS lebih menakutkan karena ditemukan pula pada pelaku heteroseksual (hubungan seks biasa antara pria dan wanita), bahkan pada mereka yang tak melakukan hubungan seks sama sekali. Ini dibuktikan dalam penelitian-penelitian mutakhir yang menunjukkan bahwa AIDS memang tak cuma berjangkit di kalangan homoseks. Setiap orang bisa saja terkena. Pekan lalu, 30 Oktober, seorang ahli dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), Dr. G.M. Antal, muncul di RSCM memberikan ceramah tentang penyakit ini. WHO agaknya sudah mulai memperhatikan penyakit itu secara khusus. Apa pasal? Antal menguraikan, kendati jumlah penderitanya belum banyak di dunia, pertambahan penderita AIDS cukup mencemaskan. Dalam setiap enam bulan, terjadi pelipatan hampir dua kali. Indikasi sudah dengan cepat pula bermunculan di berbagai negara. Kini, diperkirakan sudah meliputi 18 negara - termasuk Indonesia. Berbagai penelitian tentang AIDS - yang belakangan sangat intens - memungkinkan gejala penyakit ini tambah dikenal, sehimgga AIDS sebagai suatu penyakit sudah dipastikan berbahaya. Walaupun sebelumnya kemungkinan besar jenis penyakit yang tergolong baru itu sudah ada juga bahkan bisa jadi sudah pula merenggut nyawa. Memang tidak mudah menentukan epidemi AIDS, sebab penyakit ini tak langsung mematikan. Yang terserang adalah kekebalan tubuh dalam menghadapi penyakit. Dan bila sistem pertahanan alamiah yang ada pada tubuh ini terganggu, penyakit apa pun dapat dengan mudah membunuh. AIDS sendiri punya juga gejala spesifik. Pada tingkat lanjut, seperti yang diuraikan Dr. Antal, penderita biasanya terserang sarkoma kaposi (kanker kulit) dan pneumonia pnemositis karnii (semacam radang paru). Pada tingkat ini, harapan hidup penderita cuma 9-24 bulan. Bagaimana perkembangan AIDS di Indonesia? Di Indonesia, sejauh ini, belum ditemukan AIDS sampai ke tingkat lanjut yang berbahaya. "Karena itu, saya belum berani mengatakan kasus yang saya temukan sebagai AIDS yang sesungguhnya," ujar Dokter Zubairi, ahli hematologi dari RSCM yang beberapa waktu lalu meneliti para wadam. Karena menyangkut kekebalan tubuh, AIDS telah menyebabkan penelitian di bidang virologi dan imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) semakin meningkat. "Ilmu-ilmu ini jadi berkembang pesat," ujar Antal. Yang diserang AIDS adalah sel-T, salah satu sel yang terdapat pada darah putih yang bertugas menghadang penyakit. Dalam sistem pertahanan tubuh yang dikenal sebagai kekebalan seluler, sel-T menyerang dan membunuh semua jaringan dan mikroorganisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Juga mengaktifkan sel B untuk memproduksi antibodi. Yang diduga kuat penyebab AIDS adalah virus. Ada dua jenis virus yang dicurigai: human T-cell leukemia virus (HTLV), dan cytomegalovirus (CMV). HTLV ditemukan oleh Roberto Galo dari Institut Kanker Nasional AS, pada tahun 1980. Dan berdasarkan penelitian di Universitas Harvard dan Lembaga Pasteur, Paris, disimpulkan bahwa 25% penderita AIDS mengandung HTLV. Sementara itu, CMV di laboratorium ditemukan mengubah sel normal menjadi sel kanker, dan menurunkan dengan drastis kekebalan binatang percobaan menghadap penyakit. Hingga kini obat (atau vaksin) menghadapi AIDS belum ditemukan. Tapi para dokter mencoba menggunakan interferon, campuran 20 substansi yang berasal dari berbagai sel, untuk memerangi infeksi. Tapi hasilnya, menurut Dr. Antal, masih meragukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus