Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Sama-sama Penyebab DBD, Ini Beda Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus

Berikut beda nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus penyebab demam berdarah dengue (DBD) menurut praktisi kesehatan.

9 Juni 2024 | 22.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi kesehatan masyarakat dr. Octoviana Carolina menjelaskan perbedaan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus penyebab demam berdarah dengue (DBD). Yang pertama adalah tempat tinggalnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Aedes aegypti itu air bersih di dalam ruangan, tidak terkena paparan matahari langsung. Albopictus di luar ruangan air bersih," jelas Octoviana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Puskesmas Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, itu menjelaskan nyamuk aedes aegypti diketahui senang tempat yang lembab untuk bersarang dan bertelur. "Nyamuk ini juga diketahui sering berada di bak mandi, talang air, hingga vas bunga dalam rumah," ujarnya.

Selain itu, nyamuk aedes aegypti juga dapat bersembunyi di kolong tempat tidur atau ruangan lain yang minim cahaya. Sementara nyamuk aedes albopictus diketahui lebih suka berada di luar ruangan. Sesuai namanya, nyamuk aedes albopictus sering didapati di area kebun atau pinggir hutan karena dekat dengan tempat mencari makan. Ketika masih berada di masa stadium telur, larva, dan pupa nyamuk aedes albopictus hidup di air yang tidak terkena sinar matahari.

Nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sama-sama berpotensi menularkan virus dengue kepada manusia melalui gigitan. Karena itu, cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari gigitan nyamuk tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi populasinya dengan memberantas sarangnya.

Perhatikan gejala DBD
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) biasa disebut dengan 3M Plus, yaitu dengan menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi dijadikan tempat berkembang biak nyamuk yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain 3M ada pula poin plus yang bisa mereduksi penyebaran nyamuk DBD, antara lain menanam tanaman pengusir nyamuk seperti bunga geranium, jeruk, dan lain-lain, serta membersihkan tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air secara rutin, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat antinyamuk.

Selanjutnya, letakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, menabur racikan ekstrak yang spesifik untuk membunuh larva seperti larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar. Gejala DBD yang perlu diwaspadai adalah demam tinggi, kepala pusing. 

Selain demam dikhawatirkan ada pendarahan seperti mimisan dan bercak-bercak pada lengan. Apabila merasakan atau menemukan orang di sekitar mengalami gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus