Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Selain Buah Pir, Berikut 6 Buah Dapat Meredakan Influenza

Buah pir dikenal sebagai salah satu buah yang dapat mengobati influenza. Selain buah pir, buah apa sajakah yang dapat mencegah flu?

9 Januari 2024 | 17.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Buah pir mengandung banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, salah satunya mampu meredakan influenza. Saat terserang flu, Anda mungkin tidak ingin makan atau minum.

Namun, penting untuk tetap mendapatkan hidrasi dan nutrisi yang diperlukan untuk memulihkan kondisi tubuh, salah satunya buah-buahan. Selain buah pir, ternyata ada juga buah dengan kandungan nutrisi yang baik dikonsumsi untuk mencegah dan meredakan flu yakni sebagai berikut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Kiwi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kiwi merupakan sumber nutrisi yang sangat baik yang dibutuhkan tubuh untuk menangkal infeksi batuk dan pilek. Eksperimen ilmiah menunjukkan bahwa asupan rutin kiwi saat batuk dan pilek secara drastis mengurangi kondisi sakit tenggorokan seseorang. Kiwi mengandung mikronutrien tertentu, yang bila dikonsumsi akan meningkatkan pergerakan sel darah putih dalam aliran darah. 

2. Pisang

Pisang sangat berguna untuk mengatasi sebagian besar kasus batuk dan pilek. Saat tubuh mengalami batuk dan pilek, serta kecenderungan muntah dan mual, mengonsumsi pisang secara signifikan dapat mengurangi kemungkinan memburuknya gejala. Pisang berada di bawah istilah umum 'BRAT', kependekan dari pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang. Akronim ini menunjukkan jenis pola makan ideal bagi penderita batuk dan pilek. Pisang memasok nutrisi penting bagi tubuh yang sakit dan membantu pemulihan yang cepat. 

3. Jeruk

Buah jeruk banyak mengandung vitamin C. Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang berperan penting dalam melawan infeksi, menurut Harvard TH Chan School of Public Health. Beberapa penelitianmenunjukkan vitamin C dapat membantu mengurangi keparahan dan durasi flu biasa, yang memiliki beberapa gejala yang sama dengan flu.

Dikutip dari laman WebMD, vitamin C adalah vitamin dan antioksidan penting yang digunakan tubuh untuk membuat Anda tetap kuat dan sehat. Vitamin C digunakan dalam pemeliharaan tulang, otot, dan pempbuluh darah. Vitamin C juga membantu pembentukan kolagen dan membantu tubuh menyerap zat besi.

Kandungan dalam buah jeruk juga dapat membantu tubuh dalam memperbaiki DNA dan memproduksi serotonin dalam jumlah yang cukup. Selain jeruk, vitamin C juga banyak dikandung buah lainnya, seperti stroberi, bluberi, dan lemon. Apabila seseorang sedang terserang pilek dan batuk, disarankan agar subjek meminum air perasan lemon yang dicampur dengan air hangat dan sedikit madu. 

4. Delima

Buah delima mengandung antioksidan flavonoid dalam jumlah besar. Flavonoid sangat berguna dalam menghentikan pertumbuhan virus di dalam tubuh manusia yang terinfeksi. Dilansir dari laman flebo.in, studi menunjukkan bahwa asupan jus delima setiap hari dapat menurunkan kemungkinan serangan batuk dan pilek yang berkepanjangan hingga hampir 40%. Selain itu, delima juga kaya akan sifat anti-inflamasi dan antibakteri. Tak heran jika buah ini menjadi salah satu buah yang dimakan saat batuk dan pilek. 

5. Apel

Apel kaya akan flavonoid, antioksidan yang berpotensi menurunkan risiko diabetes, kanker, dan penyakit jantung. Manfaat kesehatan lainnya termasuk sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, yang akan melindungi Anda dari batuk dan pilek. 

6. Nanas

Buah nanas kaya akan flavonoid dan asam fenolik, yang secara signifikan mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker tertentu. Selain itu, nanas memiliki sifat anti-inflamasi yang sangat baik, cocok untuk melawan gejala pilek dan flu serta meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. 

Dilansir dari Healthline, jika Anda terserang influenza, penting untuk beristirahat, tetap terhidrasi, dan mengonsumsi makanan bergizi. Gejala terburuk Anda akan hilang setelah lima hingga tujuh hari.Namun, apabila gejalanya parah, memburuk, atau terus berlanjut, pertimbangkan untuk mencari pengobatan medis.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus