Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada dasarnya, sakit kepala bukan penyakit berbahaya dan biasa dialami banyak orang serta bisa hilang dengan sendirinya dengan atau tanpa minum obat. Namun dalam beberapa kasus, sakit kepala bisa menjadi tanda kondisi serius seperti pendarahan di otak, bahkan kanker atau tumor otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis saraf di Amerika Serikat, Dr. Baibing Chen, menjelaskan perbedaan sakit kepala biasa dan yang berbahaya dengan dua gejala spesifik yang perlu dikenali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika sakit kepala terasa berbeda, seperti terasa berdentum-dentum atau berlangsung lebih lama dari biasanya, bisa jadi itu sesuatu yang serius seperti pendarahan atau tumor otak atau aneurisma," jelasnya, dikutip dari Daily Mail.
Sakit kepala yang terasa seperti dipukul-pukul bisa menjadi pertanda ada pembuluh darah pecah di otak, yang bisa menyebabkan kecacatan, koma, bahkan kematian. Sakit kepala seperti itu juga bisa menjadi tanda tumor otak sehingga perlu diperiksakan ke dokter.
Jangan salah pengobatan
Kepada para pengikutnya di media sosial, Chen juga memberi saran mencegah masalah saraf ini. Salah satu kondisi yang ditakuti adalah kerusakan parah batang otak, menyebabkan kelumpuhan otot, kecuali yang mengontrol pergerakan vertikal mata (membuka dan menutup). Penderita kondisi ini dalam keadaan sadar dengan kemampuan kognitif seperti biasa namun tak bisa bergerak dan berbicara.
Chen juga tak menyarankan pengobatan ciropraktor karena hanya sedikit kesalahan saja dalam melakukan teknik tersebut bisa berakibat fatal pada leher dan tulang belakang bagian atas. Salah satunya menyebabkan sobekan di pembuluh darah leher yang mengalirkan darah penuh oksigen ke batang otak, yang bisa berisiko menyebabkan stroke.
Ia juga mengingatkan untuk cukup tidur yang berkualitas. Badan Kesehatan Inggris (NHS) menyarankan orang dewasa tidur 7-9 jam semalam.
"Kurang tidur bisa meningkatkan risiko demensia dan masalah-masalah neurologis lain. Jadi, meski sibuk di rumah sakit dan pulang ke rumah dengan dua anak kecil, saya selalu berusaha untuk mendapatkan tidur berkualitas, kalau bisa setidaknya enam jam," ungkap Chen.
Pilihan Editor: 3 Gejala Stroke yang Bisa Muncul Beberapa Hari sebelum Serangan