Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUNGGUH gundah hati Nyonya Rakhee Punjabi. Sudah dicari ke mana-mana selama dua pekan, telepon genggamnya tidak juga ditemukan sampai sekarang. Padahal, ini hadiah perkawinan-nya yang ke-32 dari suaminya, Raam Punjabi. Kendati hanya sebuah telepon seluler, yang dimiliki Direktur Kreatif Multivision Plus ini bukan barang sembarangan. Inilah Vertu, telepon seluler supermahal. Harga per unitnya setara dua mobil Honda Jazz.
Perempuan berhidung mancung itu bercerita, hadiah tersebut sangat istimewa dalam hidupnya. ”Suami saya menginginkan saya memakai telepon yang sama dengannya, dan tentu saja harus khusus,” kata Rakhee kepada Tempo, Selasa pekan lalu. Setelah me-lihat-lihat iklan dari media luar negeri, dia melirik Vertu yang diproduksi di London, Inggris. ”Waktu itu, pada 2003, butik Vertu belum ada di Indonesia.”
Raam terbang ke Singapura dan singgah di gerai Vertu di Paragon, kawasan perbelanjaan elite Orchard di Singapura. Lalu diambilnya dua Vertu tipe Gold Platinum dengan ukiran nama pembeli di bagian belakang. Rakhee senang mendapat hadiah itu. ”Ibarat mobil, Vertu pantas disandingkan dengan mobil mewah. Berkelas sekali,” kata wanita yang selalu berdandan rapi ini.
Rakhee mengaku selalu bergaya dengan Vertunya jika hendak ke pes-ta. ”Selain fungsional, ya untuk gaya hidup,” kata ibu dua anak ini. Dia mengaku, ketika menghadiri Festival Cannes di Prancis beberapa waktu lalu, dia memperoleh pujian karena te--lepon genggamnya itu.
Maklumlah, Vertu bermateri emas 18 karat pada rangkanya. Permuka-an-nya menggunakan kristal safir 69 karat. Tombolnya yang berlapis stainless steel dengan bantalan batu ruby berwarna ungu telah diuji tahan pencet dua juta kali. Pelindung baterainya saja dari titanium. Menurut produsennya, Vertu amat kuat, tahan digilas sedan sekalipun.
Nyonya Rakhee bukan satu-satunya penggila Vertu. Di Indonesia sekarang semakin banyak orang menikmati kemewahan telepon genggam ini. Tidak sedikit pula pejabat yang mengoleksinya. Salah seorang peng-usaha di Jakarta mengatakan pernah berhubungan de-ngan seorang bupati. Sa--at mereka bicara, si bupati langsung menaruh te---lepon genggam Vertu di atas meja kerjanya.
Telepon genggam ini memang semakin mudah di-dapat karena gerainya sudah dibuka di Jakarta dan sejumlah kota besar. Gerai yang terbaru dibuka di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Pusat, pada Mei lalu. Sebelumnya, butik Ver-tu telah dibuka di EX Plaza yang berlokasi di sebelah Plaza Indonesia Enter-tainment Center, Jakarta Pusat. Tiga gerai lainnya berada di Medan, Bandung, dan Surabaya.
Jangan harap di gerai-gerai itu terpampang banyak Vertu. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari seperti yang terlihat di butik Vertu yang berada di EX. Maklumlah, harga per unit level teratas lebih mahal dibandingkan Toyota Kijang Innova, yaitu men-capai Rp 300 juta. Tipe yang paling murah Rp 47 juta.
Menurut Constance Chew, Direktur Komunikasi Global Vertu Asia, eksklu-sivitas yang menjadi andalan pro-duk ini. ”Seperti merek jam tangan Rolex. Kelak Vertu juga akan seperti jam tangan ini,” katanya. Itu sebabnya, jangan berharap akan ada teknologi cang-gih di dalam Vertu—bah-kan fasilitas kamera pun tak ada.
Menurut Eric Lee, Direktur Penjualan Vertu Singa-pura, pasar Vertu di Indonesia cukup bagus. ”Indonesia terkenal dengan individu yang memiliki ap-resiasi tinggi da-lam hal menggunakan benda mewah,” kata-nya. Berapa jumlah peng-gunanya, Eric tak mau menyebutkan. ”Produk kami cuma terjual ratusan per tahun di Singa-pura,” katanya ke-pada pers.
Harry Darsono termasuk salah satu selebriti yang memakai Vertu. Desainer adibusana ini memiliki dua Vertu, yaitu tipe Platinum Brush dan tipe Ascent. Harga kedua unit itu mencapai US$ 26.500. Dia bilang, telepon genggam ini untuk melengkapi pe-nampilannya saat bertemu dengan pe-langgan. ”Saya sangat rewel kalau soal telepon genggam. Telepon, tas, dan pakaian harus jadi bagian dari keseluruhan penampilan saya,” kata pria yang juga gemar mengoleksi mobil mewah ini.
Dia mengaku sempat pusing gonta-ganti telepon genggam agar bisa meng-ikuti mode. Akhirnya, dia memilih yang paling mutakhir. ”Itulah Vertu,” kata-nya. Dia memesan langsung ke pabrik-nya di London pada 2001. Untuk mendapatkan barang idamannya, dia sampai harus menunggu 10 bulan. Harry mengisahkan, mula-mula yang datang adalah bu-ku petunjuk penggunaan Vertu yang dikemas da-lam kaca kristal. Sebulan kemudian ba-ru datang- ku-rir yang meng-an-tar-kan Ver-tu. Saat se-rah-terima, si kurir juga merekamnya dengan handycam. ”Saya sam-pai ma-lu,” katanya.
Kini Harry ke mana-mana mem--bawa Vertu. Menurut di-a, gengsinya se--tara dengan mengendarai BMW seri 760 iL. Dia memang punya mobil yang harganya semiliar itu.
Tak hanya mendongkrak penampil-an, telepon genggam itu juga cukup aman. Rakhee mengaku tak khawatir mengobrol berlama-lama dengan Vertu. Telinganya tak akan terasa panas sebab ponsel itu dilengkapi peredam. Walau begitu, produk ini tetap saja bisa rusak. Jika itu terjadi, mesti diperbaiki di London.
Vertu juga memiliki sejumlah fasilitas yang jadi andalan. Salah satunya layanan concierge. Fasilitas ini pernah digunakan Rakhee saat hendak ke Paris beberapa waktu lalu. Ketika hen-dak berangkat, dia sempat ragu ka-rena mendengar isu bahwa bandara di Paris akan dibom. Lalu dia me-ngontak operator Vertu di London. Hanya butuh waktu 20 menit, Rakhee sudah memperoleh jawaban bahwa Paris aman.
Itu sebabnya, ketika kehilangan telepon genggam itu pada awal Juli lalu, Rakhee sungguh terpukul. Dia bilang, Vertunya saat itu ada dalam mobil, dan raib ketika sopirnya mengantar salah seorang temannya. Menurut Rakhee, si pencuri tak akan pernah bisa memakainya. ”Pengisi baterainya saja tidak ada,” katanya. Sebab, pengisi baterai Vertu tak bisa digunakan untuk telepon genggam yang berbeda. Dia juga berencana akan membeli yang baru. ”Apalagi sekarang sudah keluar Vertu dengan warna terbaru,” kata penyuka warna merah jambu ini.
Yang diincarnya adalah Vertu edisi spesial musim semi yang baru diluncurkan pada Mei lalu. Itulah Vertu Ascent Pink yang bermotif kulit buaya dan lebih bercitra feminin. Cahaya latarnya berwarna merah jambu. Harganya sekitar Rp 51 juta.
Keluarga Punjabi tampaknya memang penyuka Vertu. Selain Raam dan Rakhee, Manoj Punjabi juga kerap bercuap-cuap memakai Vertu. Pen-diri MD Entertainment ini mendapatkannya sebagai kado ulang tahun pernikahan ke-3 pada 2003. Si pemberi hadiah tak lain adalah orang tuanya, Dhamoo Punjabi dan Sunitha. Dia memakai Vertu dari jenis Gold Platinum yang harganya Rp 100 juta.
Kini dia telah menukarnya dengan Vertu jenis lain. ”Yang sekarang kesannya lebih muda,” kata Manoj sambil memperlihatkan Vertu berwarna kuning miliknya. Serupa dengan Rakhee, yang disukai Manoj adalah layanan concierge.
Dia pernah juga mencobanya. Begitu ditelepon, ”si pelayan” langsung menjawab, ”Apa yang bisa dilakukan untuk Anda Mister Punjabi.” Me-nurut Manoj, jika mau menonton sepak bola langsung Liga Inggris, dalam waktu 20 menit kantor pusat Vertu telah memberi tahu di mana dan kapan acara itu berlangsung. ”Karena harganya mahal, mereka tentunya memberi fasilitas lebih,” katanya. Dia pun sangat suka membawa Vertu ke acara formal atau pesta. ”You know-lah ya,” katanya sambil tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo