Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tiga Kisah Penamaan Kue Bika Ambon Khas Medan

Bika Ambon merupakan yang berasal dari ibukota Sumatera Utara, Medan. Terdapat beberapa versi cerita yang tersebar soal sejarah penamaan Bika Ambon.

31 Maret 2023 | 15.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bika Ambon merupakan kue bewarna kuning dengan permukaannya mirip pori-pori. Kue ini biasa disajikan dalam potongan persegi. Meski menyandang nama Ambon, kue ini berasal dari ibu kota Sumatera Utara, Medan.

Mengutip laman web Dinas Pariwisata Kota Medan disebutkan kata Bika berasal dari kue khas Melayu yaitu Bika atau Bingka. Perbedaannya, pada kue Bika Ambon ditambahkan pengembang dari bahan Nira atau tuak Enau agar berbeda dari kue Bika atau Bingka khas Melayu tersebut. Pada 1970-an, Bika Ambon selalu dihidangkan sebagai kudapan untuk menikmati es krim. 

Di Medan, kawasan yang banyak penjual Bika Ambon adalah Jalan Majapahit.  Jalan ini ramai penjual sejak tahun 1980-an dan menjadi pusat penjualan Bika Ambon di Medan.  Meski ada kata Ambon pada namanya, namun kue tersebut bukan berasal dari ibukota Provinsi Maluku itu.

Dalam buku Bunga Angin Portugis di Nusantara bertajuk Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara disebutkan bahwa salah satu peninggalan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner. Di antara berbagai jenis kuliner yang diperkenalkan kepada penduduk setempat, satu di antaranya adalah bika. Meski demikian, belum ada yang bisa menjelaskan kue tersebut dibawa atau diperkenalkan oleh orang Ambon ke Medan. 

Ragam Sejarah Nama Bika Ambon

Terdapat beberapa versi cerita sejarah Bika Ambon. Cerita pertama menyebutkan sebagian masyarakat mempercayai bahwa dahulu ada sebuah kawasan bernama Amplas yang wilayahnya terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian barat dan timur sungai. Pada bagian timur disebut 'Kebon' karena memang banyak kebunnya. Kemudian kue Bika diperkenalkan oleh pendatang Jawa yang memasarkannya di Medan.

Banyak orang Belanda yang menyukai kue ini. Hingga akhirnya, seorang pengusaha asal Tionghoa berinisiatif untuk memasarkan bikakak yang diproduksi saat itu. Nama 'Ambon' sendiri diambil dari gabungan nama 'Amplas-Kebon', sehingga kue itu dikenal dengan nama Bika Ambon.

Ada pula cerita lain yang menyebutkan nama Ambon bukan berdasarkan tempat pembuatan kue tersebut, melainkan bahasa. Dalam bahasa Medan, kata Ambon merupakan ungkapan yang artinya empuk tergantung tekstur kuenya. Hingga saat ini, belum ada yang benar-benar mengetahui pasti cerita mana yang jadi asal muasal Bika Ambon

Sedangkan cerita  yang beredar di laman pariwisata.pemkomedan.go.id ditulisknan mulanya Bika Ambon dinamai demikian karena kue itu pertama kali dijual dan popularnya di simpang Jl. Ambon Sei Kera Medan. Ada pula yang menyebutkan nama Bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika. Setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak empat puluh tahun lalu Bika Ambon jadi sangat terkenal di Medan.

Cerita selanjutnya, dikatakan bahwa semasa zaman Belanda ketika masih ada di Tanah Deli, seorang Tionghoa melakukan eksperimen dengan sebuah kue. Ia melakukannya di rumahnya, tidak jauh dari kawasan Jalan Majapahit, Medan. Setelah matang, kue tersebut lalu dicicipi oleh pembantunya, seorang pria asal Ambon. Pria tersebut sangat menyukai kue itu dan memakannya dengan lahap. Karena itulah mengapa kue ini  dinamakan Bika Ambon.

NOVITA ANDRIAN

Pilihan Editor: Mengenal Bika Ambon, Oleh-oleh Khas Medan yang Sering Dikira dari Ambon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus