Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

30 April 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saus Kedelai Menurunkan Kolesterol

Ingin menurunkan kadar kolesterol? Tak ada salahnya mencoba saran yang didukung oleh riset: makan salad sayuran yang bersaus sterol nabati sehari dua kali. Menurut penelitian lembaga riset di Amerika Serikat, USDA, saus dari ekstrak kedelai ini sanggup menekan kadar kolesterol darah dengan cukup dramatis.

USDA melakukan riset pada 53 orang yang berkolesterol normal (sekitar 217,5 mg/dl). Ke-53 pria dan wanita ini dibagi menjadi dua kelompok yang diberi menu diet rendah lemak. Bedanya, selama tiga minggu, makanan untuk kelompok satu ditambah saus sterol 2,2 gram per hari. Tiga minggu berikutnya, salad bersaus kedelai ganti diberikan kepada kelompok kedua.

Hasilnya, kolesterol total turun sampai 14 persen, kolesterol jahat (low density lipid/LDL) anjlok 18 persen, dan trigliserid turun 16 persen. Prestasi ini berarti dua kali lipat ketimbang pencapaian diet rendah lemak yang biasa. Alhasil, konsumen saus sterol—yang sudah dikemas produsen penghasil makanan diet—bisa menekan kemungkinan terkena serangan penyakit jantung.

Menurut Joseph Judd, ahli nutrisi pemimpin tim riset, penelitian ini cukup komplet. Alasannya, kedua kelompok diperlakukan dengan kedua macam menu. Sehingga, "Kita tahu perbedaan reaksi untuk setiap menu," kata Judd kepada Reuters Health. Hasil riset ini disampaikan dalam sebuah pertemuan ilmiah tentang ilmu nutrisi dan percobaan biologi 2000 di San Diego, Amerika, pekan lalu.

Mencegah Gagal Ginjal

Inilah ironi dunia modern. Semakin banyak obat ditemukan, kian banyak pula penderita gagal ginjal. Seribu satu jenis obat—untuk flu, penghilang nyeri, atau suplemen vitamin dan mineral—membuat ginjal terpaksa bekerja keras menyaring zat kimia.Ujungnya, diperparah dengan proses penuaan, mesin ginjal stop berfungsi. Akibatnya, darah dialiri zat-zat—antara lain ureum dan kreatinin—yang mestinya tersaring dan dikeluarkan bersama urine.

Bila sudah pada tahap yang parah, pasien gagal ginjal hanya punya dua pilihan: transplantasi ginjal atau cuci darah (hemodialisis) dua sampai tiga kali seminggu. Saat ini, di Indonesia, menurut Ruly M.A. Roesli, Ketua Yayasan Peduli Ginjal (Yadugi), tercatat sekitar 40.000 penderita gagal ginjal. Celakanya, karena ongkos yang mahal, hanya sekitar sepuluh persen pasien yang sanggup mengupayakan cangkok ginjal atau cuci darah. Sisanya, apa boleh buat, pelan-pelan menuju proses kematian.

Yang patut diperhatikan, gagal ginjal bisa menyerang siapa saja. "Penyakit ini seperti the silent killer," kata Roesli. Untuk mencegahnya, Roesli menyarankan perlunya menjaga gaya hidup sehat dan menghindari makanan yang membebani kerja ginjal. Misalnya, makan makanan yang mengandung asam urat seperti jeroan, jengkol, dan makanan laut dalam jumlah terlalu banyak.

Selain itu, menurut catatan Yadugi, umumnya pasien gagal ginjal adalah mereka yang terbiasa minum jamu, obat flu, aspirin, obat rematik, selama bertahun-tahun. Kesimpulannya, tak perlu keranjingan minum obat bila memang tubuh tak benar-benar membutuhkan. Bila tidak, tampaknya Anda sedang mengundang datangnya the silent killer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum