Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

11 Juli 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Daya Ingat Vitamin E

Makin tua menjadi makin pelupa memang suatu hal yang jamak. Tapi, bahwa kondisi itu berhubungan dengan defisiensi vitamin E pada orang tua, itu adalah kabar baru. Daya ingat yang memburuk pada orang usia lanjut juga berhubungan dengan kekurangan atau kebiasaan menghindari makanan. Begitulah kesimpulan studi yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology.

Penelitian itu dilakukan Regenstrief Institute for Health Care dan Indiana University Center for Aging Research di Indianapolis, Amerika Serikat. Sebanyak 4.809 orang berusia di atas 60 tahun dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan pada 1988-1994.

Ternyata, tujuh persen responden mempunyai daya ingat buruk. Mereka juga punya masalah dalam mengelola uang dan menyiapkan makanan. Di antara mereka yang kadar vitamin E dalam darahnya lebih rendah dari 4,8 per unit kolesterol, 11 persennya memiliki memori yang payah. Sebaliknya, dari yang kadar vitamin E-nya lebih tinggi dari 7,2, hanya empat persen yang bermasalah dengan daya ingat. Di antara mereka yang mengaku tidak cukup makan atau menghindari makanan, hampir 20 persen daya ingatnya buruk. Sedangkan dari mereka yang makan dengan baik, hanya tujuh persen yang bermasalah dengan memori.

Karena penelitian ini tidak melihat pe-nyebabnya, para peneliti tidak bisa memastikan apakah rendahnya kadar vitamin E dalam darah terjadi lebih dulu daripada menurunnya daya ingat, atau sebaliknya, bahwa merosotnya kadar vitamin E adalah akibat memburuknya memori. Tapi, menurut para ahli itu, ada cara mudah untuk mengurangi masalah daya ingat: perbaiki saja diet makanan.


Susu Formula tanpa Omega

Ada anggapan umum bahwa produk susu formula dengan tambahan asam lemak tak jenuh rantai panjang—kalangan awam biasa menyebutnya minyak omega—akan membuat bayi lebih cerdas. Namun, dewan pakar dari Amerika Serikat dan Kanada malah tak menganjurkan penambahan komponen itu ke dalam susu formula untuk bayi yang lahir normal. Hal itu diungkapkan Dr. Alan Lucas, Direktur Riset Medis MRC Childhood Nutrition Research Centre Institute of Child Health, London, pekan lalu, dalam Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak XI di Jakarta. "Tidak ada cukup bukti tentang keamanan dan khasiatnya," ujar Lucas, yang telah menulis 300 karya tulis ilmiah.

Asam lemak tak jenuh rantai panjang, asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam arakidonat (AA), memang berguna dalam sistem saraf dan sistem indra penglihatan. Asam lemak itu terbentuk dari proses sintesis biokimia dengan bahan baku asam linoleat atau asam alfa linolenat. Di dalam tubuh, bahan baku atau prekusor itu diubah menjadi DHA atau AA dengan bantuan enzim yang tersedia di sistem saraf pusat dan hati. Sedangkan bahan baku itu sendiri terdapat baik dalam air susu ibu (ASI) maupun susu formula standar. Masalahnya, kalau tubuh sudah bisa memproduksi sendiri, kenapa harus diberi "bahan jadi"?

Rekomendasi untuk menambahkan DHA dan AA pada susu formula bayi muncul pada 1991. Ini berangkat dari penelitian kadar DHA dan AA dalam jaringan normal dan komposisi ASI. Namun, menurut Lucas, yang memimpin pusat riset nutrisi bayi dan anak-anak terbesar di Eropa itu, tidak ada hubungan antara penambahan DHA atau AA dan hambatan pertumbuhan bayi prematur. Sebuah studi yang melibatkan 450 bayi lahir normal juga gagal membuktikan adanya pengaruh penambahan zat itu selama enam bulan terhadap perkembangan sistem saraf dan pertumbuhan bayi hingga usia 18 bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum