Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Taman kanak-kanak dikhawatirkan salah satu tempat penyebar paham radikalisme. Salah satu alasannya adalah karnaval 17 Agustus yang sempat dilakukan oleh anak-anak taman kanak-kanak di Probolinggi, Jawa Timur. Anak-anak ini melakukan pawai dengan dilengkapi mainan menyerupai senjata laras panjang. Kepala TK Kartika V-69 Hartatik menuturkan bahwa busana pawai yang dikenakan anak-anak murni hanya untuk pawai tanpa dan hiburan semata.
Baca: Cara Sandra Dewi Berikan Menu MPASI Ikan untuk Anaknya
Akibat pawai itu, Hartatik diberhentikan dari posisinya sebagai Kepala Sekolah (Kasek) TK Kartika V-69 kota Probolinggo karena dianggap lalai usai mengerahkan siswa TK dengan kostum cadar dan membawa senjata replika dalam sebuah pawai budaya. Hal itu dipastikan melalui sebuah surat bernomor surat perintah tugas Nomor 820/2235/425.103/2018 bertanggal 21 Agustus yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Probolinggo, Moch Maskur.
Pengamat pendidikan Najeela Shihab menduga kejadian itu karena ada masalah salahnya para guru dan kepala sekolah menyampaikan pesan. "Mungkin guru dan kepala sekolah niatnya baik untuk menyampaikan perjuangan Rasulullah, tapi caranya saja yang salah," kata Ela, sapaan Najeela saat dihubungi 24 Agustus 2018.
Baca: Jangan Anggap Sepele Tanda Anak Depresi atau Anda akan Menyesal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Najeela pun memberikan tips bagi orang tua yang hendak memasukan anaknya ke taman kanak - kanak atau pendidikan usia dini. "Pertama adalah orang tua harus tahu dulu kenapa anaknya akan dimasukkan ke sekolah," kata Ela.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan banyak orang tua yang tidak paham memasukkan anaknya ke sekolah. Mereka tidak tahu visi misi anak ke sekolah. "Kebanyakan bahkan di antara mereka memasukkan anaknya ke sekolah karena anak tetangga sudah masuk sekolah," katanya.
Karnaval TK Bercadar dan Bersenjata. istimewa
Dengan mengetahui tujuan awal si anak dimasukkan ke sekolah, orang tua pun akan tahu sekolah apa yang cocok untuk si anak. Apakah anak akan dimasukkan ke Taman Pendidikan Al-Quran karena orang tua ingin memberikan pendalaman agama? Ataukah Anak akan dimasukkan ke taman pendidikan anak usia dini? Ataukah Anak akan dimasukkan langsung ke sekolah formal? "Orang tua harus mencarikan pendidikan yang cocok untuk anak," katanya.
Setelah mendaftar beberapa sekolah yang dianggap cocok, orang tua juga bisa mengecek terlebih dahulu cara pengajaran para guru di sekolah itu. Apakah hal yang diajarkan para guru itu dianggap cocok atau tidak. "Coba minta anak diikutkan sehari belajar di sekolah itu. Apakah anak itu merasa nyaman atau tidak," katanya.
Bila sekolah sudah ditentukan, dan anak sudah didaftarkan di sebuah sekolah, orang tua pun harus tetap terlibat. Ela mengatakan orang tua perlu ikut mengawasi perkembangan pendidikan anak di sekolahnya. Perlu juga berbicara langsung kepada guru atau bahkan kepala sekolahnya. "Masih banyak orang tua yang tidak peduli apakah ada atau tidak masalah yang dihadapi anak. Padahal penting sekali namanya komunikasi orang tua dengan gurunya," kata Ela.
Baca: 5 Cara Orang Tua Menjaga Hubungan dengan Anak yang Tinggal Jauh
Ela mengatakan tentu ada banyak faktor orang tua menyekolahkan anak di sekolah tertentu. Namun salah satu faktor yang lebih diutamakan orang tua adalah urusan fasilitas dan jarak sekolah dengan rumah. "Memang mempertimbangkan fasilitas taman kanak-kanak dan jarak sekolah dengan rumah penting, namun menurut saya, kualitas guru dan sekolahnya jauh lebih penting," kata Ela.