Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belajar membaca kebutuhan penting dalam fase pertumbuhan anak. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), usia yang ideal bagi anak untuk belajar membaca saat berumur 6 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia, usia tersebut masa pertama anak memasuki sekolah dasar (SD). Walaupun begitu, bukan berarti belajar membaca baru dimulai pada umur itu. Di bawah umur itum anak bisa mulai mengenal huruf, kosakata, dan ditumbuhkan minatnya membaca atau ketertarikan terhadap buku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Minat Baca Masyarakat Masih Rendah, Ternyata Ini Sebabnya
Anak belajar membaca?
Semasa taman kanak-kanak anak bisa menikmati waktu bermain sambil membaca. Orang tua perlu memahami waktu mengenalkan huruf dan membaca ketika minat anak semakin berkembang. Sebab, membaca kemampuan yang sifatnya bukan alamiah, maka anak-anak harus diajari suapaya memiliki kemampuan tersebut. Namun, perlu dipahami kemampuan membaca setiap anak berbeda. Berbeda pula penguasaan anak terhadap bahasa yang bisa dipahami dan dipelajari.
Mengutip Healthy Children, ada beberapa ciri yang menjadi tanda anak mulai tertarik untuk belajar membaca. Misalnya, tertarik dengan bentuk huruf dan mulai mengambil dan membuka buku, majalah, atau koran. Anak juga makin sering memegang pensil atau pulpen.
Biasanya saat berumur empat tahun, anak mulai muncul ketertarikan belajar membaca dan mengenali kata-kata tertentu. Walau begitu, ketika anak tidak tertarik dengan hal-hal tersebut, orang tua tak perlu memaks menjejali bahan bacaan kepada anak. Beri anak waktu untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, persepsi visual, dan memori. Sambil memantau ketika minat anak muncul, orang tua bisa membimbing untuk mengenal dasar-dasar membaca.
Orang tua juga sebaiknya tidak terlalu khawatir ketika kemampuan membaca anak tertinggal dari teman-temannya. Sebab, kemampuan itu berlainan. Adapun faktor penting yang menentukan kemampuan anak bukan hanya dari dorongan orang tua sejak dini. Tapi, juga antusiasme anak untuk belajar.
Namun, menumbuhkan keinginan belajar tak bisa dipaksakan kepada anak. Sebab, pembelajaran yang terlalu dini bisa mengganggu antusiasme alamiah anak. Sebaiknya anak dibiarkan mengatur kecepatan belajarnya sendiri dan melakukan hal disenangi. Peran orang tua dibutuhkan untuk memantau kebutuhan belajar anak. Ketika minatnya tumbuh, orang tua bisa memulai mengenalkan dasar-dasar pembelajaran.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.