Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akademi Pediatri Amerika (AAP) menyebut kegiatan membaca bersama anak tidak hanya membantu memperkuat hubungan keluarga tetapi juga meningkatkan perkembangan otak anak. AAP merekomendasikan orang tua dan pengasuh untuk membaca bareng anak sejak ia lahir dan terus melakukannya setidaknya sampai anak masuk taman kanak-kanak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegiatan membaca bersama anak mendukung perkembangan bahasa, kognitif, dan sosial-emosional pada masa awal kanak-kanak. Cara ini juga membantu perkembangan otak anak dan bisa menciptakan pengalaman positif yang meningkatkan kesehatan hubungan keluarga pada masa awal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Membaca bersama anak usia dini dapat menjalin bahasa yang menyenangkan dan momen interaktif yang kaya ke dalam jalinan kehidupan sehari-hari," kata Dr. Perri Klass, penulis utama pernyataan kebijakan terbaru AAP, dikutip dari Medical Daily.
Sebagai dokter anak dan orang tua, dia menyarankan para orang tua dan pengasuh menjadikan membaca buku bersama sebagai rutinitas sebelum tidur, menggunakannya untuk membangun hubungan dengan anak, dan menenangkan diri setelah hari yang sibuk.
"Hal ini akan memperkuat ikatan yang menyatukan Anda dan membangun otak anak yang sedang berkembang," jelasnya.
Pilih buku cetak
Dia menjelaskan anak yang pertama kali berinteraksi dengan buku di pelukan orang tua di usia sangat muda, saat masuk sekolah akan mengaitkan buku dan membaca dengan waktu yang menyenangkan, rasa aman, interaksi, cerita, sajak, hiburan, dan suara orang dewasa tercinta. Para pakar secara khusus menekankan pentingnya membaca buku, terutama saat anak lebih banyak menghabiskan waktu menggunakan perangkat elektronik dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut para dokter anak, buku digital tidak mendorong tingkat interaksi orang tua-anak yang sama seperti buku tradisional. Kalaupun ingin menggunakan buku digital atau buku audio, orang tua dianjurkan terlibat dalam interaksi timbal balik dengan anak selama aktivitas membaca bersama untuk memperkuat ikatan emosional dan meningkatkan pembelajaran.
"Membalik halaman buku cetak berkualitas tinggi yang dipenuhi gambar berwarna dan bahasa yang kaya serta ekspresif adalah yang terbaik," kata Dr. Dipesh Navsaria, salah satu penulis laporan teknis APP dan ketua Dewan Pendidikan Anak Usia Dini.
Ia menambahkan, layar sentuh dan perangkat elektronik lain biasanya hanya memberikan pengalaman pasif atau soliter bagi anak serta tidak ada manfaat interaksi dan pembangunan hubungan yang sama dengan buku cetak.
Pilihan Editor: 5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak