Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Untuk Kolesterol yang Baik

Kadar kolesterol yang terlalu tinggi bisa menimbulkan serangan jantung. Ada juga kolesterol yang baik. Sebuah obat bernama lopid yang nama generiknya gemf'brozil bisa menurunkan risiko penyakit jantung.

12 Desember 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KATA itu sudah terdengar menakutkan: kolesterol. Kini hampir di tiap jamuan makan, terutama di kalangan menengah di kota besar, orang akan menyebutkannya sembari menunjuk kambing guling atau sambal goreng udang, "Awas, kolesterol." Seakan-akan dalam makanan lezat itu tersimpan sejenis hukuman dahsyat bagi kegemaran bernikmat-nikmat. Bukan hal yang berlebihan, sebenarnya. Zat yang terdapat pada makanan berlemak itu telah dituding sebagai salah satu pembunuh utama abad ini. Di negeri makmur, sekitar 550 ribu orang meninggal tiap tahunnya akibat penyakit jantung koroner penyakit yang timbul karena orang kelewat banyak melahap makanan yang mengandung kolesterol. Di Indonesia, di kalangan makmur, bahaya yang sama mengancam, setelah terbukti bahwa kematian karena sakit jantung meningkat. Kecemasan terhadap kadar kolesterol yang terlalu tinggi timbul karena hal itu dianggap mengakibatkan tersumbatnya pembuluh jantung. Akibat tersumbat, suplai oksigen yang dibawa darah ke berbagai organ tubuh jadi terhambat. Jantung sendiri terganggu kerjanya, padahal setiap detik harus memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, pompaan jantung semakin berkurang. Bagi orang yang mengalaminya, inl terasa sebagai nyeri di dada, dan oleh dokter disebut gejala angina pektoris. Itulah pangkal penyakit jantung. Komplikasi lebih lanjut muncul sebagai infark, otot jantung yang bisa membetot nyawa dengan mendadak. Karena kekhawatiran pada komplikasi inilah orang dianjurkan menurunkan kadar kolesterol dalam darah mereka. Konperensi ahli yang diselenggarakan Institut Nasional untuk Kesehatan di AS tahun 1984, misalnya, menyatakan bahwa mereka yang berumur di atas 40 tahun dan memiliki kadar kolesterol di atas 260 miligram/desiliter darah (mg/dl) hidup dengan risiko serangan jantung yang tinggi. Sementara itu, yang kolesterolnya di atas 240 mg/dl, risikonya sedang saja. Untuk mereka yang berusia 30-an, risiko tinggi adalah 240, dan risiko sedang 220 mg/dl, sementara untuk usia 20-an, angkanya adalah 220 dan 200 mg/dl. Maka, dianjurkan agar orang dewasa berumur di bawah 30 tahun mengurangi kadar kolesterolnya sampai 180 mg/dl, sedang yang lebih tua, angkanya adalah sampai 200 mg/dl. Di AS, gerakan pengurangan kolesterol terutama dilakukan dengan kampanye besar-besaran untuk mengubah makanan, dari yang gemuk berlemak menjadi yang "ramping", misalnya sayuran, daging ayam, dan ikan. Lembaga terkemuka yang sibuk dengan pencegahan penyakit jantung, American Heart Association (AHA), bahkan menganjurkan agar makanan diubah ke arah nonlemak, sejak anak berusia di atas 2 tahun. Namun, bagi kalangan dokter lain, "jihad" melawan kolesterol dianggap berlebihan. Terutama di kalangan dokter anak yang tergabung dalam American Academy of Pediatrics. Mereka menolak gagasan itu. "Anak-anak butuh lemak," kata ketua persatuan dokter anak itu, Dr. Laurence Finberg. Toh umumnya kini sudah ada konsensus bahwa tingginya kadar kolesterol memang berbahaya bagi jantung. Tapi di samping itu juga sudah disepakati untuk menyebarluaskan kepada masyarakat bahwa ada kolesterol yang "jahat" dan kolesterol yang "baik". Seperti diketahui, lemak dalam darah terdiri atas sejumlah fraksi. Dua fraksi dikenal mengandung kolesterol tinggi, yakni Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL). LDL, yang lebih "encer", suka mengendapkan kolesterol di dinding arteri. Dan timbunan itulah kelak yang menyumbat pembuluh darah. Adapun HDL, yang lebih "padat", sebaliknya mengalir dalam darah, dan bekerja bagaikan buldoser, mendorong pergi tumpukan kolesterol dari dinding pembuluh darah. Menurut Dr. Kenneth Cooper, "Bapak Aerobik" yang terkenal itu, semakin tinggi kadar HDL, semakin rendah risiko jantung. Kadar ideal HDL dalam darah menurut Cooper, bagi pria paling sedikit 20% dari angka total kolesterol, untuk wanita 25%. Contoh (pria) bila angka total kolesterolnya 200 kadar HDL sebaiknya 45, atau lebih. Meningkatkan kadar HDL ini menurut Cooper dapat dilakukan dengan olah raga teratur. Dan pekan lalu pabrik obat Warner Lambert Indonesia memberitakan bahwa obat produksinya, Lopid yang sudah beredar sekitar setahun di Indonesia -- juga berkhasiat meningkatkan HDL dan mengurangi risiko penyakit jantung. "Obat ini sebenarnya obat kelenjar pankreas," ujar Hassan, dari Warner Lambert. Tapi sebuah penelitian yang dilakukan The Helsinki Heart Study di Finlandia menemukan Lopid, yang nama generiknya Gemfibrozil, bisa menurunkan risiko penyakit jantung. Laporan penelitian itu dimuat di jurnal kedokteran New England Journal of Medicine 12 November lalu. The Helsinki Heart Study memang perintis dalam upaya mencari hubungan kolesterol dengan penyakit jantung. Di tahun 1984 perkumpulan itu mengumumkan hasil penelitian tentang peran Obat Pengatur Lemak (OPL), yang bertujuan mencari keseimbangan rasio LDL dan HDL dalam jumlah kolesterol total -- meningkatkan HDL dan menurunkan LDL. Kesimpulan sementara ketika itu: OPL mampu menekan risiko penyakit jantung sebanyak 19%. Tahun ini penelitian The Helsinki Heart Study mencapai kesimpulan pasti, setelah melakukan percobaan klinis dengan Gemfibrozil. OPL, khususnya Gemfibrozil, ditemukan mampu menurunkan LDL dalam darah sebanyak 8% dan Trigliserida -- bentuk lemak yang lain -- sebanyak 35%, dan menaikkan kadar LDL 10%. Penelitian 500.000 sampel darah dari 4.000 pasien selama 5 tahun itu akhirnya menyimpulkan, Gemfibrozil, yang mampu memperbaiki rasio HDL dan LDL dalam jumlah total kolesterol, bisa menekan risiko penyakit jantung akibat tersumbatnya pembuluh koroner sebanyak 50%. Bahkan juga angka serangan jantung, yang menimbulkan kematian tiba-tiba sampai 34%. Timbul pertanyaan, bisakah Gemfibrozil dijadikan obat pencegah kolesterol. Jangan buru-buru. FDA (otoritas obat dan makanan Amerika Serikat) mengimbau agar Gemfibrozil digunakan hanya pada usaha terakhir penyelamatan nyawa, karena obat ini mengakibatkan terbentuknya batu empedu. Jim Supangat & Syafiq Basri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus