TIDAK ada obat cespleng untuk penyakit jantung koroner, tapi Norvasc mungkin bisa meredam kekhawatiran akan terjadinya serangan mendadak. Obat jantung buatan Amerika Serikat itu akhir-akhir ini mulai masuk pasaran Asia, termasuk Indonesia. Dan kelebihannya Norvasc konon mampu membentengi tubuh selama 35 jam sampai 50 jam. Dengan daya tahan obat yang relatif lama ini, orang-orang yang tak disiplin minum obat tak perlu terlalu waswas. "Obat baru ini bisa dijadikan pilihan lain, selain obat-obat yang sudah ada," kata Hanny G. Moniaga, Direktur Pemasaran PT Pfizer Indonesia, yang memproduksi obat tersebut di sini. Anda tentu tahu bahwa serangan jantung itu tak mau diajak kompromi. Serangan bisa terjadi di mana saja, di lapangan olahraga, di tempat tidur, atau malah dalam perjalanan. Tak heran bila ada nasihat agar pria penderita jantung jangan membina hubungan dengan wanita yang bukan istrinya. Risikonya bisa fatal. Di Amerika Serikat, 20% dari 300.000 penderita penyakit jantung koroner mati mendadak tiap tahun. Sedangkan di Indonesia, sekitar 15% meninggal di rumah sakit, selebihnya tutup usia di luar rumah sakit. Menurut Dr. Ernijati Sjukrudin, serangan mendadak paling sering terjadi pada pagi hari. Menurut ahli penyakit jantung dan penyakit dalam RSHS Bandung itu, darah penderita penyakit jantung yang akut lebih mudah membeku di pagi hari. Akibatnya, irama jantung terusik, atau pembuluh darah gampang kram. Di lain pihak, obat jantung yang ada sekarang ini hanya mampu melindungi pasien dari serangan selama 12 jam. Pasalnya, walaupun penderita sudah minum obat beberapa jam sebelumnya di malam hari, dikhawatirkan daya tangkis obat sudah melemah ketika serangan muncul. Adapun penyebab utama yang menimbulkan serangan mendadak, menurut Ernijati, ialah adanya penimbunan lemak dalam dinding nadi. Akibat penyempitan itu, mula-mula penderita merasa nyeri di dada. Tapi, begitu nadi itu tersumbat, penderita akan mengalami serangan jantung akut, yang bisa berakhir dengan kematian. Di Indonesia, kematian karena jantung sudah menduduki peringkat ketiga. Kini Norvasc memberikan harapan baru. Obat ini mempunyai kandungan utama Amlodipin, yang memiliki sistem kerja sebagai antagonis kalsium derivat dihidropiridin. "Fungsinya untuk memperlebar pembuluh darah dan melindungi kerja jantung," kata Hanny. Efek sampingnya pun relatif kecil. Di Inggris, pengujian terhadap 1.775 penderita yang diberi Norvasc menunjukkan hasil, bahwa hanya 1% yang berdampak kurang baik. Dampak itu berupa nyeri di kepala, pusing, muka merah, mual, dan rasa lelah. Di samping itu, 28,8% penderita mengalami efek samping yang masih bisa diatasi. Artinya, pengobatan bisa jalan terus. Pemakai yang lain aman-aman saja. Norvasc sendiri harus tetap diperhatikan dampaknya. Mengapa? Setiap obat yang mempunyai kandungan aktif lama di dalam darah, menurut Dr. Atiek Sukandar, selalu berdampak positif dan negatif. Positifnya, kata farmakolog RSHS yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman Barat itu, adalah untuk melindungi penderita yang tak patuh minum obat. "Ada sekitar 80% pasien yang tak disiplin minum obat," katanya. Sementara itu, pemakaian obat yang terlalu lama bisa mengakibatkan akumulasi. Dampak negatifnya, di sini. Jika sampai terjadi penimbunan kandungan aktif dari obat, ini jelas berbahaya. "Apalagi kalau sampai terjadi daya reaksi itu melebihi kadar terapi sebenarnya. Itu malah akan meracuni tubuh," katanya. Menurut Atiek, jika memang benar Norvasc itu cukup aman dari efek samping seperti pusing dan mual, maka jelas bisa dipakai. "Tetapi apakah obat itu mempunyai kelebihan dibandingkan yang lain. Itu yang masih menjadi pertanyaan," ujarnya, berhati-hati.GT, Ida Farida, dan Sigit H. (Biro Bandung)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini