Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar gizi di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono (RSPON) Jakarta, Anggita Marlida Septiani, menyarankan pasien yang pernah terkena stroke menerapkan pola makan dengan gizi seimbang lewat diet Dietary Approaches to Stop Hypertensuin (DASH).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau di kita bisa digunakan namanya DASH. DASH itu diet untuk mencegah terjadinya hipertensi," ujar Anggita dalam webinar, Rabu, 5 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, komposisi dalam diet DASH didominasi serat yang berasal sayur dan buah-buahan, produk susu rendah lemak, kacang atau biji-bijian, serta protein berupa ikan dan unggas. Pasien pascastroke disarankan makan hingga tiga kali porsi sayur atau maksimal 4-5 porsi yang memadai dalam sehari.
“Jadi kalau sehari makan tiga kali, berarti makan sayurnya tiga kali. Terus jangan sampai asal ada sayur, misalkan bubur atau nasi tim setengah dari piring sayurnya cuma dua sendok makan, tidak begitu,” jelasnya.
Bila pasien stroke mengalami gangguan oromotor atau di bagian mulut, tekstur makanan dapat dimodifikasi namun dengan tidak melupakan protein seperti ayam, ikan, tahu, tempe, dan daging, serta dari sayur atau buah.
Yang perlu dibatasi
Untuk memenuhi kebutuhan lemak, menu makan masih diperbolehkan menggunakan lemak, misalnya minyak goreng untuk menumis. Ia juga menyarankan pasien membatasi konsumsi natrium atau garam, termasuk makanan olahan yang tinggi garam, serta jeroan.
“Misalkan jeroan itu ada kandungan natriumnya tinggi, nugget, sosis, kornet, apalagi sarden. Makanan-makanan olahan yang dikalengkan kemudian banyak pengawetnya itu pasti natrium tinggi. Jadi perlu dibatasi,” paparnya.
Karbohidrat berupa beras putih, beras merah, beras coklat, kentang, dan ubi juga masih diperbolehkan untuk dikonsumsi dengan tetap memperhatikan porsi makan. Camilan seperti biskuit atau krakers pada kondisi di perjalanan masih boleh dikonsumsi namun tidak boleh terlalu sering dan terlalu banyak.
Ia juga merekomendasikan penggunaan bumbu penyedap dalam masakan dapat dikurangi dengan meningkatkan komposisi bumbu dan rempah-rempah sehingga mampu meningkatkan aroma masakan. Cara memasak bahan makanan juga dapat dilakukan dengan memanggang dan mengukus namun bukan berarti tidak diperbolehkan sama sekali menggoreng.
“Jangan sampai pagi, siang, sore dari Senin sampai Minggu makannya digoreng semua,” tegasnya.