Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Waspada, Sering Pingsan Mendadak Petanda Alami Gangguan Sistem Kelistrikan Jantung

Sering pingsan mendadak bisa menjadi tanda adanya penyakit jantung

14 Februari 2023 | 17.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengendara sepeda motor mendapatkan pertolongan setelah jatuh pingsan di tengah penerapan PSBB di depan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 16 April 2020. Mewabahnya virus corona membuat para pengendara lain lebih waspada saat memberi pertolongan. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pingsan dapat terjadi karena banyak penyebab, mulai dari kelelahan, kelaparan atau masalah kesehatan serius lainnya. Pingsan dapat dialami oleh siapa saja dan kondisi tersebut tidak bisa disepelekan karena bisa menjadi pertanda tubuh tidak optimal, seperti gangguan irama jantung (aritmia) yang berakibat pada kematian.

Sering mengalami kelelahan hingga pingsan dapat menjadi pertanda kegagalan fungsi jantung. Kondisi terkait jantung yang sering dipicu oleh pingsan adalah masalah pada sistem kelistrikan jantung. Masalah tersebut yang menimbulkan gangguan irama detak jantung (aritmia). 

Penyakit aritmia menimbulkan gangguan pada pembentukan atau jalannya impuls listrik dan menimbulkan irama jantung tidak bisa berdenyut secara ritmik, terkadang terlalu cepat dan terkadang terlalu lambat. 

Mengutip dari primayahospital.com, pingsan dapat menjadi tanda dari adanya penyakit jantung lain seperti pembengkakan jantung, jatung lemah, sobekan pada aorta, atau kerusakan otot jantung akibat serangan jantung. 

Pingsan sendiri sebenarnya adalah mekanisme untuk menyelamatkan diri. Ketika kadar oksigen dan darah di otak rendah, tubuh akan menghentikan kerja organ non-vital guna menyalurkan tenaga pada organ vital. 

Di dunia medis, pingsan disebut dengan syncope dengan berbagai pemicu tidak hanya penyakit jantung. Sebelum pingsan karena penyakit jantung biasanya seseorang akan merasa pusing. Hal ini tidak boleh dianggap remeh sebab bila dibiarkan saja bisa menimbulkan kerusakan otak permanen hingga kematian. 

Untuk mengobati penyakit aritmia sendiri dapat melakukan terapi bila penyakitnya sudah parah, serta mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Para penderita aritmia sendiri disarankan untuk konsumsi obat beta-blocker, CA channel blocker amiodarone guna menstabilkan ritme dari jantung. 

MELINDA KUSUMA NINGRUM

Pilihan Editor: Yolla Yuliana Pingsan saat Pertandingan, Ini 4 Dampak Berolahraga saat PMS 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus