Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengajarkan anak hal baik tentu diutamakan sedini mungkin. Kebiasaan baik itu juga diharapkan bisa tertanam dengan baik untuk si anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guru masak Putri Habibie sempat meneliti tentang hubungannya antara mengajar masak pada anak dengan pemahaman anak pada gizi. "Hasilnya anak yang belajar masak sejak dini, akhirnya lebih pintar dalam memilih jajanan," kata pemilik nama lengkap RA Marini Putri Ayu Habibie kepada Tempo beberapa waktu lalu di Sarinah, Jakarta. Baca: Pengidap TBC Harus Pakai Alat Makan Sendiri, Fakta atau Mitos?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putri meneliti tentang hubungan memasak dengan pemahaman gizi anak demi mendapat gelar masternya. Dalam penelitian berjudul 'Mempelajari tentang Hubungan antara Keterampilan Memasak dengan Kebijakan Anak-Anak dalam Memilih Jajanan di Sekolah', ia meneliti sebanyak 270 anak di Sekolah Menengah Pertama Labschool Kebayoran. Putri mengatakan dalam eksperimennya selama dua bulan itu, semua peserta adalah murid kelas 1 SMP. "Anak kelas 1 itu masih baru lulus dari Sekolah Dasar, jadi masih semangat. Lagipula waktu mereka lebih banyak karena masih junior dibandingkan kelas 2 dan 3," katanya.
Ilustrasi anak dan ibu memasak bersama. shutterstock.com
Putri mengajarkan hal sederhana tentang dunia masak kepada anak-anak ini. Ia terkadang hanya menunjukkan rasa dan bentuk buah asli, sayur, atau bahan masak lainnya. Misalnya ia meminta anak-anak ini membawa wortel dan tomat dan mencicipinya. "Banyak yang heran, apakah bisa buah itu dimakan langsung? Ada juga yang baru tahu bagaimana rasa kesegaran wortel dan tomat tanpa dimasak," katanya. Baca: Heboh Video Viral Bu Dendy : Suami Direbut, Pelakor Dilempar Uang
Ia pun sempat menunjukkan bentuk minyak goreng dan warna aslinya dan perbedaannya ketika minyak goreng sudah digunakan berkali-kali. Terkadang Putri pun mengajarkan bagaimana membuat bekal sederhana dengan bahan masakan yang paling mudah seperti roti isi. Tidak lupa ia selipkan informasi tentang nilai gizi yang terkandung pada bahan makanan itu. Wanita 26 tahun itu juga meminta agar anak-anak itu membagi kegiatan memasaknya di rumah melalui media sosial.
"Pelatihan memasak yang langsung praktik itu membuat anak senang dan antusias, anak lelaki dan perempuan semangat mengupload kegiatan memasak mereka saat di rumah ke media sosial. Pelatihan itu juga mengajarkan mereka berpikir kritis," katanya.
Hasilnya tidak mengecewakan. Anak anak yang diberikan pelatihan memasak itu meningkatkan cara berpikir kritis soal makanan yang dilahapnya. Putri mencontohkan ada beberapa anak bertanya mengapa minyak goreng tempat dia jajan gorengan itu minyaknya lebih hitam dibanding yang ditunjukkan Putri saat di kelas. Ia juga sempat mendapatkan 'aduan' dari anak muridnya bahwa tukang martabak memberikan kandungan gula terlalu banyak ke martabak yang dibelinya. Baca: Siapa yang Tak Aman Mengkonsumsi Durian? Cek Solusi Ahli
Pelatihan memasak itu pun membuat anak-anak mulai mengubah kebiasan mereka. Ada yang akhirnya selalu membawa bekal dari rumah. Ada juga yang akhirnya tidak mau lagi jajan cireng, salah satu makanan yang pernah menjadi favoritnya. "Mereka jadi paham kandungan gizi pada makanan mereka," kata Putri yang sedang mempersiapkan buku atas penelitiannya itu.
Cucu Junus Effendi Habibie ini pun menyarankan agar para orang tua mau mengikutsertakan anak di dapur. Praktik masak itu, kata Putri, memiliki banyak manfaat. "Selain mengajarkan agar anak lebih paham tentang gizi, bisa juga meningkatkan ikatan emosional antara orang tua dan anak," katanya.