Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 33.100 pengunjung asing ditolak masuk ke Singapura sepanjang 2024. Jumlah ini naik 15 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan Immigration and Checkpoints Authority (ICA) yang dikutip media lokal, sebagian besar dari orang-orang ini ditolak karena risiko imigrasi atau keamanan. Risiko itu termasuk kemungkinan untuk tinggal lebih lama atau overstay, bekerja secara ilegal, atau melakukan kejahatan.
Lonjakan Pengunjung
Tingginya jumlah orang yang ditolak masuk ke negara kota itu sejalan dengan meningkatnya jumlah pelancong yang melewati pos pemeriksaan Singapura pada 2024. Menurut catatan, jumlahnya lebih dari 230 juta, mengalami peningkatan hampir 20 persen dari tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Mei 2023, semua pelancong asing yang tiba di Singapura, terlepas dari kewarganegaraannya, dapat menggunakan jalur otomatis di Bandara Changi untuk mendapatkan izin imigrasi. Sistem ini menggunakan biometrik iris dan wajah, sehingga tidak perlu lagi menunjukkan paspor.
Pengunjung Disaring
ICA mengungkapkan New Clearance Concept (NCC) di Bandara Changi membantu menyaring pengunjung yang tidak diinginkan. Sistem dengan jalur otomatis dan izin bebas paspor ini berlaku di bandara dan secara bertahap di semua pos pemeriksaan laut.
Data biometrik wajah dan iris yang dikumpulkan melalui NCC dianalisis oleh unit Pusat Penargetan Terpadu (ITC) ICA yang baru. Unit ini menggunakan analisis data untuk mengidentifikasi orang asing berisiko tinggi sebelum mereka tiba di sini. Orang-orang ini ditandai untuk pemeriksaan yang lebih ketat saat mereka mencoba melewati imigrasi.
ICA mengatakan jalur otomatis memiliki kemampuan deteksi pemalsuan yang didukung oleh sistem penyaringan biometrik multimoda.
“Hal ini memungkinkan petugas ICA untuk mendeteksi pelancong yang menggunakan paspor palsu, serta pelancong yang berulang kali menyamar dan/atau menggunakan identitas palsu, karena kami memiliki biometrik mereka dalam basis data kami,” demikian keterangan di situs web ICA.
Mereka yang sebelumnya melakukan kejahatan di Singapura dan mencoba masuk kembali ke negara itu dengan nama yang berbeda akan diidentifikasi.
Menurut Channel News Asia, Singapura mungkin menjadi negara pertama di dunia yang mengizinkan semua pelancong asing, termasuk pengunjung baru, untuk menggunakan jalur otomatis tanpa registrasi sebelumnya. Pada 2026, pihak berwenang berencana untuk memasang sekitar 800 jalur seperti itu di semua pos pemeriksaan.
Dikenal karena tingkat kejahatannya yang rendah dan undang-undang yang ketat, Singapura berada di peringkat kedelapan di antara 10 kota teraman di dunia bagi para pelancong pada tahun 2025, menurut perusahaan asuransi perjalanan yang berbasis di Amerika Utara, Berkshire Hathaway Travel Protection.
VN EXPRESS | CHANNEL NEWS ASIA